Quantcast
Channel: Blog Emak Gaoel
Viewing all 152 articles
Browse latest View live

Kosmetik Andalan

$
0
0
Assalamu'alaikum.

Pernah baca cerita saya yang iseng Make-Up Battle sama Oline? Atau baca tentang apa itu "Cantik" menurut versi saya? Beberapa orang mungkin nggak ngerti kenapa saya suka banget sama yang namanya kosmetik. Susah juga jelasinnya karena kayak orang jatuh cinta aja, kalau ditanya kenapa suka sama si dia. Yah, pokoknya suka aja. Wkwkwk.

Ekspresinya manaaa? Ini, kaak! Ya, tapi nggak usah ngeselin gitu dong muke lo!  :v 

Buat saya make up atau kosmetik lebih dari sekedar perabotan lenong. Mereka itu "mainan", hiburan, hobi, terapi relaksasi dan masih banyak lagi. "Ribet banget tiap mau keluar rumah harus pake make up." Nggak kok, kan suka. Hihihi. Kecuali melakukannya karena terpaksa, put on my make up is actually a fun thing to do. 

Apa aja sih yang saya pakai setiap hari? Penting banget ya buat dibagi di blog? PENTING! Daripada nggak ada update-an. Wakakakak! Yah, siapa tahu ya, ada yang lagi cari-cari referensi make up yang cucok dan fierce buat kulit wajah yang warnanya senada sama kulit saya yang eksotis caramel ini. Bhihihi. Sekalian saya share kelebihan dan kekurangannya (kalau ada). 

Face


Untuk foundation saya pakai Mustika Ratu Simply Stay warna Caramel Latte. (Lalu mendadak pengen ngopi). Udah lama banget nyari warna yang cocok sama kulit wajah saya, tapi selalu berakhir terlalu putih. Dikasih yang rada coklat juga, ternyata kurang pas. Setelah diselidiki dengan seksama, ternyata warna kulit saya itu dominan merah. Jadi nggak sama persis dengan yang berkulit gelap tapi kecoklatan. Intinya, rada aneh aja warna kulit lo, mak. Emberr. Liquid foundation Simply Stay warna ini paling pas jatuhnya di wajah saya, karena nggak belang-bonteng. Jenisnya liquid sih, tapi sebenernya teksturnya lebih creamy dan padat. Jadi kalau ngeluarin dari tube-nya jangan kebanyakan. Dikit aja udah bisa cover semuka-muka, kok. Kata kemasananya sih sudah mengandung vitamin E dan cocok untuk semua jenis kulit. Btw, jenis kulit saya kombinasi (kering di T-area dan berminyak di area lainnya). 

Untuk concealer atau penyamar noda saya pakai Pimple Cover and Care dari POND'S Concealer Pen. Biasanya cuma buat area di bawah mata dan beberapa spot bekas jerawat yang keliatan genggeus doang, sih. Saya nggak tahu apa ini punya pilihan warna atau nggak. Tapi yang saya pakai ini warnanya natural beige dan blending sempurna dengan foundation begitu diaplikasikan. 

Untuk bedak, dari dulu saya lebih nyaman pakai compact ketimbang loose powder. Sejak ada Wardah, saya jadi pemakai setianya. Yang saya pakai ini adalah Wardah Two Way Cake warna Sandy Beige. Agak lebih terang sedikit dari warna foundation saya. Tapi begitu di-blend jadinya natural, kok. Nggak kayak pake topeng. Butirannya juga halus, jadi waktu diaplikasikan ke wajah pakai sponge-nya, langsung nemplok betah. Saya suka banget sama kemasannya yang memisahkan tempat sponge dengan bedaknya. Jadi sponge nggak belepotan kalau lagi nggak dipakai. 

Eyes


Untuk area mata, karena saya suka banget coba-coba kosmetik mata, banyak banget pilihannya. Tapi ini yang lagi sering saya pakai. Untuk alis mata saya masih setia sama pensil alis dari PIXY. Teksturnya rada keras sih, tapi justru itu saya suka. Mungkin buat yang sukanya pensil alis yang creamy agak kurang cocok. Kalau saya, karena sering salah belok pas lagi ngebentuk alis, pakai pensil alis PIXY ini malah enak. Jadi nggak panikan banget kalau error bentuknya. Gampang dihapus soalnya. Hihihihi.

Untuk eye shadow, saya pakai dari Max Factor Mono Eye Shadow. Kadang sekalian buat eye liner di bawah mata juga. Tinggal aplikasi pakai kuas aja. Walaupun warnanya gelap (abu-abu tua), eye shadow ini ada glitter-nya. So, buat yang suka sama eye shadow matte mungkin kurang cocok. Satu lagi eye shadow andalan saya adalah Liquid Metal Eye Shadow dari The ONE Oriflame. Sesuai namanya, bentuk eye shadow ini liquid dan diaplikasikan pakai kuas. Model-model kayak liquid lipstick gitu, deh. Karena teksturnya kental banget, pake dikit aja udah cetar dan nempel banget di mata. Saya biasanya pakai segaris doang, karena efeknya emang dahsyat banget. Warnanya langsung keluar, kayak kalau kita lagi mewarnai pakai spidol. Hihihihi. 

Maskara? Ini cuma the one and only and recommended banget! 5 in 1 Wonderlash Mascara Waterproof dari The ONE Oriflame. Cuccok! Gagang kuasnya elastis dan fleksibel, mengikuti gerak tangan kita. Bulu kuasnya pendek tapi rapat, jadi setiap helai bulu mata kena semua. Sekali usap, bulu mata langsung panjang and kriting, eh lentik. Hihihi.

Eyeliner is a must for me. Saya punya banyaaaak eyeliner. Suka aja. Hihihi. Yang sekarang lagi suka-sukanya adalah Eyeliner Stylo dari The ONE Oriflame warna hitam. Ini paling praktis karena bentuknya kayak spidol Asli kayak spidol buat menggambar itu. Tinggal buka tutupnya, srat-sret, kelar. Wahaha, me likey! Kata beberapa temen sih cepet abis. Tapi ini saya udah sebulan lebih pakai terus tiap hari, tetep tebel aja, tuh. Sekali usap, nggak perlu diulang lagi. 

Lips


Untuk pelembab bibir saya selalu setia sama NIVEA, terutama yang Fruity Shine Strawberry. Agak ada warnanya dikit sih, tapi gak terlalu keluar. Yang bikin betah, bibir emang jadi gak cepet kering kalau pakai ini dulu sebelum lipstik. Daan wanginya enyaaak. Sluurp. ^_^ Kadang, kalau lagi pengen pake lip shine (jarang banget, sih) saya pakai Fruity Jelly dari Maybelline. Teksturnya agak encer kalau buat saya. Dan karena ujung tube-nya dibuat kayak lipstik dengan lubang kecil di tengahnya, kadang suka kebanyakan keluarnya. Jadi biasanya saya selalu pencet ke ujung jari dulu baru dioleskan ke bibir. 

Untuk lipstik saya rada ribet dikit. Saya nggak pernah pakai satu warna lipstik. Selalu saya kombinasikan. Kombinasi lipstik favorit terbaru saya adalah Color Soft Lipstick warna Cranberry Cream dan Pure Color Lipstick warna Radiant Red. Keduanya produk Oriflame. Harganya muraaah tapi enak banget dipakenya. Terutama Color Soft Lipstick yang dari The ONE Oriflame-nya. Teksturnya lembut dan creamy banget. Warnanya juga langsung nempel di bibir. Daan, wangi masa! Kemasannya kayak crayon anak-anak, dan bisa diputar keluar masuk. Ringkes, kece, syantiex. Rekomen pake banget!

Oh, hampir lupa. Kalau lip liner saya nggak terlalu rajin pake, sih. Tapi kalau lagi pengen, saya cuma punya satu biji dari MAKE OVER. Warnanya juga standard aja merah, namanya Reddish Junk. Lip liner ini kuat banget nempelnya. Kadang pas lagi menghapus lipstik, lipstiknya udah ilang, lip linernya masih stay. 

Cheeks


Blush on buat saya juga penting, biar tetep keliatan kayak anak gadis kinyis-kinyis berpipi merah. Halah. Blush on terbaru kesukaan saya adalah Very Me Cherry My Cheeks dari Oriflame. Kemasannya imuuut banget. Pengaplikasian sebenernya bisa pakai jari aja, colek-colek trus tempel-tempel di pipi. Hihihi. Tapi kalau saya selalu pakai kuas terpisah. Power stay on di wajah lumayan lama. Kadang muka udah berminyak, pas mau touch up bedak, pipi masih meronta-ronta merah. Hihihihi. Warnanya soft kok, cukup untuk bikin kesan malu-malu kambing. Nggak kayak abis ditonjok preman sekampunglah pokoknya. Rekomen? Iyes, dong! 

Hasilnya? Yaah, gini deh! Hahaha! Apa kosmetik andalanmu?




Pengumuman Pemenang Lomba Blog Go For It Emak Gaoel dan Smartfren

$
0
0
Assalamu'alaikum.

Udah pada mules ya nungguin pengumuman pemenang Lomba Blog Go For It Emak Gaoel? Bhihihi. 


Alhamdulillaah, terima kasih kepada semua peserta. Antusiasme-nya luar biasa. Tercatat 165 peserta yang ikut lomba. Dengan bantuan 2 juri anonim, akhirnya penilaian final selesai 3 hari yang lalu. Insya Allah, penilaian sudah melalui proses yang seadil-adilnya dan pemenang adalah memang yang paling layak di antara sekian banyak tulisan peserta yang bagus. Margin nilai sangat kecil, tapi jumlah pemenang hanya ada 6 orang. Ya kan, hadiahnya cuma 6 biji, cuy! Wkwkwkwk. Jadi yang nggak menang, jangan kecewa. Bukan berarti tulisannya jelek, melainkan selisih nilai yang sangat tipis. Begitu kira-kira. Yuk, cuusss!

Pemenang 1 

mendapatkan 1 Andromax R 4G LTE dari Smartfren

Pemenang 2

mendapatkan 1 Andromax Qi 4G LTE dari Smartfren

Pemenang 3

mendapatkan 1 Andromax Q 4G LTE dari Smartfren

3 pemenang hiburan

masing-masing mendapatkan pulsa Rp 100.000

Selamat kepada para pemenang. Semoga makin semangat ngeblognya. Yang belum menang juga, makin semangat, ya. Insya Allah masih akan ada lomba-lomba lain di sini. Ah, kamyu, kayak gak kenal Emak Gaoel aja, sih? #dikepret

Kepada para pemenang mohon mengirimkan nama, alamat dan nomor HP ke windafitriani48@gmail.com. Saya tunggu sampai tanggal 30 November 2015. Sekali lagi, terima kasih, teman-teman!

Terima kasih, Smartfren! ^_^

Crafting for Charity is Back!

$
0
0
Assalamu'alaikum.

Berawal dari nggak sengaja ketemu videonya di Youtube. Nggak lama liat beberapa fotonya di Instagram sliweran. Langsunglah Emak Gaoel cuuusss, pengen ikut-ikutan. Bawaan orok, nggak bisa liat yang rame dikit, langsung pengen ikutan ngetop. Halah. :p



Saya lagi ngomongin hand lettering yang fotonya lagi banyak beredar di social media beberapa bulan ini. Tadinya saya pikir tulisan sambung cantik-cantik yang saya lihat itu font di komputer atau aplikasi. Ternyata beberapa adalah hasil tulisan tangan memakai brush pen atau brush. Hwowh, hasilnya cakep-cakep bangeet. Kebetulan saya baru beli brush pen, tapi belum pernah nyobain. Akhirnya mulailah saya berguru sama suhu-nya (halah, SUHU!) :))) Siapa lagi kalau bukan Youtube! :v


Seperti yang udah-udah, kalau baru pertama nyobain biasanya ekspektasi emang tinggi. Apalagi kalau pake perasaan ... Perasaan gampang, deh! Huahahaha. Ternyata susyaaaah, cuy! Songong kok dipiara, mak? Kapan tobat? Sebagai percobaan perdana, saya pakai brush pen supaya hasilnya bisa lebih rapi. Brush pen ini banyak dijual di toko-toko alat tulis. Agak mahal sih, tapi sepadan kok dengan hasil lettering karena ujung pen berbentuk kuas, tapi tidak berbulu terpisah seperti kuas yang beneran. Selain itu, warna-warnanya juga lengkap. Saya baru punya warna hitam sih, soalnya ... itu ... nganu ... ya mahal itu tadi. Wkwkwk. Trus kalau pakai brush pen ini, warna yang keluar rata, nggak kayak kalau pakai brush dan cat air, warnanya pasti nggak merata karena harus menyapu cat air setiap beberapa saat penggunaan.


Rencananya, kalau saya udah jago (JAGO), hand lettering ala-ala ini mau saya karyakan jadi beberapa karya crafting. Masih inget sama Komunitas Lebah, kan? Tahun lalu saya dan beberapa teman crafter mengadakan kegiatan Crafting for Charity untuk menggalang dana untuk kegiatan tahunan Komunitas Lebah yang dinamakan Cerdas Tanpa Batas. Cerdas Tanpa Batas (CTB) ini merupakan kegiatan tahunan Komunitas Lebah. Mereka akan memberikan bantuan berupa buku, kegiatan edukatif dan dana untuk anak-anak. Tahun lalu kami berhasil mengumpulkan dana yang lumayan dari penjualan hasil kreasi paper craft kami. Dana yang terkumpul disumbangkan untuk Cerdas Tanpa Batas di sebuah desa di Wonosobo. Tahun ini CTB akan diadakan di sebuah desa di daerah Pandeglang, Banten. So, Crafting for Charity is back! Semoga bisa mengumpulkan dana lebih besar lagi tahun ini. Ditunggu partisipasinya ya, teman-teman. Kalau mau langsung donasi juga bisa kok, baca banner di bawah ini aja.


Kembali ke urusan hand lettering tadi. Setelah coba-coba pake brush pen, level songong saya meningkat; pengen pake brush dan tinta. Dengan pengetahuan ala kadarnya, saya beli cat akrilik dan kuas yang ujungnya kaku dan rata. Asumsi saya, makin kaku bulu kuas, maka makin gampang mengontrol lettering-nya. Hahahaha, dasar sotoy, gatot, cyiin! 

GATOT! :v 

Beruntungnya saya dikelilingi teman-teman yang pandai di berbagai bidang, salah satunya Mak Tanti Amelia yang jago banget melukis ilustrasi dengan menggunakan kuas dan tinta. Lewat konsultasi gratis dengan beliau, akhirnya saya baru paham, kuas untuk lettering itu beda sama buat melukis gambar. Lettering ini kan semacam kegiatan membuat kaligrafi, jadi justru dibutuhkan kuas yang fleksibel. Baiklah, mak. Saya tobat jadi orang sotoy. Besok mau cari kuas lettering merek Joyko dan tinta Cina, sesuai anjuran dokter Mak Tanti.



Dan kurang belagu rasanya kalau nggak bikin video tutorial di Youtube. Hahaha. Monggoo!



By the way, punya ide nggak hand lettering ini bisa saya karyakan jadi apa selain kartu ucapan, bookmarks, postcard dan ilustrasi note book? Dan kalau ada teman-teman crafter yang berminat untuk partisipasi menyumbangkan karyanya untuk dijual dan hasilnya didonasikan, silakan hubungi saya, ya. 


Video Review Blog Pilihan Emak Gaoel

$
0
0
Assalamu'alaikum.

Dalam rangka melebarkan sayap di dunia maya yang kejam dan penuh derama ini, Emak Gaoel latah ngeksis di Youtube, ah. Gak mau kalah sama si Safina dengan Safina's Home Video-nya, saya juga bikin segment baru di akun Youtube saya yang damai (baca: sepi) itu. Wkwkwkwk.


Beberapa minggu yang lalu saya lagi mikir (lagi pas mikir aja), gimana caranya supaya dapat engagement di Youtube sekalian kasih informasi yang rada bermanfaat gitulah? Mau jelasin cara ngeblog atau anu-anu ala-ala workshop blogging gitu, siapalah sayah. Hadah. -_- Akhirnya saya sampai pada konsep yang cucok bingit alias Emak Gaoel banget. Mulai bulan ini, tiap bulan di blog dan akun Youtube, saya akan meng-cover satu blog pilihan yang punya keunikan dan ciri khas yang kuat. Yeah, tentu saza ini menurut penilaian pribadi saya dong, deh! Pan akun socmed punya ekeh. Kalo gak suka sama pilihan saya, bikin aja sendiri. (Lah, kok jadi sewot sendiri lu, mak? Belum dikasih empan, ya?) 

So, ladies and gentlemen, saya persembahnya: Blog Pilihan Emak Gaoel Bulan Ini. Dimulai di bulan November ini, siapakah yang jadi blog pilihan yang akan saya bahas melalui video di akun Youtube saya? Lihat aja ntar, yak. Masih upload. Tau ndiri ngaplod video bisa ditinggal pulang pergi Jakarta-Bandung, kan? Sabar, ya. 

Di video ini nantinya saya akan memperkenalkan blog tersebut, pemiliknya, kelebihan dan kekurangannya (menurut saya pribadi) plus tips-tips membaca blog terpilih itu. Berhubung ini masih edisi perdana, ya harap maklum kalau serba apa adanya, yah. Semoga nanti ke depannya makin cetar. Yang pasti, saya dandan dulu lho sebelum shooting. #penting #banget 

Berhubung jadwal manggung blogwalking saya terbatas banget, boleh lho teman-teman kasih rekomendasi blog siapa yang bisa saya review lewat video. Rekomen blog sendiri juga boleh, kok. Nanti akan saya lihat-lihat dan timbang-timbang. Kalau emang beda banget, unik, kreatif, keren, dan lain-lain, insya Allah akan saya tayangkan. Syukur-syukur kalau rekomendasinya banyak, tayangnya bisa lebih dari sekali sebulan. 

Dan inilah dia video Blog Pilihan Emak Gaoel Bulan November 2015. Jangan lupa kasih thumbs up dan ninggalin komen, ya. Boleh juga dishare, saya doain rejekinya lancar dunia akhirat. Aamiin ya robbal alamiin. ^_^




Hari Guru Nasional: Blogger, Jangan Lupa Guru Ngeblog-nya

$
0
0
Assalamu'alaikum.

So, it turns out that today is Hari Guru Nasional. Tanggal berapa ini? Mamak kliyengan, hilang orientasi gara-gara si mbak mudik udah seminggu. (Kebiasaan curhat, gagal fokus). Ah, yes, 25 November, ya. 

Ngomongin sosok guru, mereka sebenarnya ada di mana-mana di sekitar kita. Mulai dari sekolah, kampus, rumah, tempat kerja, pasar, restoran, mall, sampai social media. Sebagai blogger terkenal (pemalas dan banyak gaya), tentunya dalam blogging ada juga sosok guru yang jadi panutan saya. Guru yang secara langsung atau tidak, sengaja atau tidak sengaja, sadar atau tidak sadar, sudah menambah ilmu ngeblog saya. Keberadaan mereka bisa dekat, bisa juga jauh. Beberapa saya mengenalnya secara pribadi, beberapa saya hanya bisa mengagumi dari layar laptop, membaca tips-tips ngeblog yang mereka bagi di internet. Entah apalah jadinya Emak Gaoel kalau nggak ada guru-guru ngeblog ini. #ngaca #pencetinjerawat



Saya adalah tipe blogger sotoy ketika awal memulai kegiatan blogging saya. Walaupun sotoynya masih berlanjut sampai sekarang, tapi alhamdulillaah, ilmu bloggingnya dikit-dikit nambah. Karena saya rajin belajar? Pasti, dong! #dikemplang. Dari mana saya dapat bahan pelajaran ngeblog-nya? Ya, dari guru-guru ngeblog saya. Siapa mereka? Banyaaaak dan panjaaang! Dan nggak mungkin lupa. Sampai kapan pun. Kecuali kena amnesia, which is, naudzubillah minzalik. >.<

Ge Siahaya adalah yang pertama kali mengenalkan saya dengan dunia blogging. Melalui akunnya di Kompasiana, saya membaca-baca tulisannya dan ikut-ikutan nyemplung di sana. Kompasiana bisa dibilang taman bermain dan taman kanak-kanak saya ketika memulai perjalanan ngeblog saya. Kalau sekarang ternyata saya nggak aktif lagi di Kompasiana, itu karena beberapa kendala teknis yang tak kunjung memberi kepuasan ketimbang di blog pribadi dan juga karena saya sudah tidak punya waktu lebih untuk mengurus lebih dari satu blog. Saya melupakan Kompasiana? Nggak, dong! Sahabat dan "saudara" saya temukan di sana. Walaupun sudah tidak aktif lagi di Kompasiana, saya nggak akan pernah lupa kalau dulu di sana, saya belajar membangun image saya sebagai seorang penulis fiksi dan blogger. 

Di semua novel saya, selalu tercantum nama Kompasiana sebagai salah satu tempat pertama saya belajar menulis dan ngeblog. Cek aja sendiri kalau nggak percaya. (Modus, biar ada yang beli novel gue). By the way, novel-novel saya udah ditarik dari toko buku, karena udah lama (bilang aja, nggak laku!). Jadi kalau mau beli, bisa pesan langsung ke saya, ya. Wkwkwkwk. Ini apah? Lospokus kok gak pake takeran? 

Penting ingat sejarah, Bung Karno juga bilang begitu. Jangan lupa dari mana kita berasal. Wajar kok kalau dalam perjalanan waktu, kita nggak akan selamanya di sana. Wajar kalau dalam proses belajar, kita menemukan ketidakcocokan dan memutuskan untuk mencari jalan lain. Tapi jejak sejarah masa lalu akan selalu mencatat kalau kita pernah belajar di satu tempat. Kalau pun nggak ada yang ingat, naluri kita sendiri nggak akan mungkin bisa berkelit. Mau menghapusnya dari ingatan orang lain mungkin bisa, tapi apa bisa menghapusnya dari ingatan sendiri? Saya nih contohnya, sekarang ini jujur males banget mampir ke Kompasiana karena udah didominasi sama orang-orang nyinyir politik dan isu agama. Tapi nggak bisa mungkir, kalau dulu pertama kali ngeblog, saya memang di sana. Mau mungkir gimana? Saksinya banyak. Hahahaha.

Nggak lama setelah mulai independent (tsah) di Blog Emak Gaoel, mulai deh saya kenalan sama beberapa komunitas yang jadi tempat belajar ngeblog selanjutnya. Mira Sahid, Cerita Eka, Carolina Ratri dan Indah Julianti adalah empat orang blogger panutan saya, sampai sekarang. Dari mereka saya belajar banyak, bukan hanya sekedar blogging, tapi belajar jadi blogger eleykhan (elegan, cuy!), yang nggak mudah terpancing emosi, bijaksana main di social media, tebar manfaat dan aura positif. Berat banget ngurang-ngurangin nyinyir di blog emang, lewat mereka saya belajar. Santai aja, cyin. 

Apalagi sejak ditarik masuk ke Kumpulan Emak-emak Blogger (gue dimasukin ya, Mir, bukan daftar. Fakta penting. Huahaha), makin banyak guru ngeblog nggak resmi saya. Ngintipin gimana cara dandanin blog sendiri, gimana nulis yang baik, gimana cara foto-foto biar agak keren dikit, gimana supaya bisa menang lomba blog. You name it, palugada! Komplit! Sebenarnya banyak komunitas blogger besar lainnya sebelum KEB. Tapi kemunculan KEB waktu itu menggebrak. Sampai perkembangannya sekarang ini, hampir di tiap komunitas blogger baru, isinya hampir semuanya pasti ada member-member KEB (yang perempuannya, ya). Ke komunitas ini, lah elu lagi? Ke komunitas ono, yah dia lagi? Wkwkwkwk.

Selain itu, ada social media experts di luar negeri yang jadi guru saya juga. Dianya sih nggak tau saya jadi muridnya, saya ngaku-ngakuin aja. Saya suka belajar seputar blogging yang simple lewat artikel-artikel yang dibagi sama Kim Garst dan Melissa Griffin di blog mereka. Kenapa? Karena gratis. Prinsip saya, selama ada yang gratis, kenapa harus bayar? Hihihihi. Ciee, iya deh, yang bayar pasti ilmunya lebih keren. Iyaa, iyaa. Bhik. Yang penting prakteknya, kaan. Banyak tips-tips dari mereka yang saya praktekkan, lalu saya bagikan lagi di blog saya setelah saya aplikasikan, seperti di sini. Bukan saya copas, terjemah, trus posting, ya kakaak. Tapi udah saya coba praktekkan. Besides, ilmu apa sih di dunia ini yang baru? There's nothing new under the sun. 

Masih banyak guru ngeblog saya. Anazkia, Encik Amir (Denaihati) dan beberapa teman blogger di Malaysia; mereka juga menjadi guru yang membuka mata saya akan betapa luasnya dunia blogging ini. Membuka mata saya, bahwa semangat berbagi jangan sampai padam jika menghadapi tantangan. 


Pak Yan, my 6th grade teacher

Saya suka ingat sama satu sosok guru yang mengajar saya di kelas 6 SD. Nama beliau Pak Yan. Pak Yan adalah sosok guru yang ditakuti. Baru lihat badannya yang gempal di ujung sekolah, perut udah melilit. Mau papasan, keringet dingin. Yang bikin makin stress, Pak Yan adalah wali kelas saya dan mengajar mata pelajaran matematika! Komplit! Karena terkenal galak, anak paling bangor di kelas pun patuh banget sama beliau. Pak Yan nggak main tangan, walau kadang suka kebagian jari digepruk penggaris papan tulis kalau nggak bisa jawab pertanyaan. Yang bikin takut kita waktu itu adalah kumisnya yang kayak Pak Raden (may he RIP) dan suaranya yang menggelegar. 

Karena semua takut sama beliau, tiap mau pelajaran matematika, nggak ada yang berani bersuara. Sehari sebelumnya, anak paling males di kelas pun bakalan belajar dulu semaleman. Dan anak yang paling males berdo'a pun bakalan sholat semalam suntuk, minta sama Allah supaya besoknya nggak kebagian dipanggil ke depan kelas untuk ngerjain soal. Wkwkwkwk. You know, one of those days.

Begitu nilai kelulusan SD keluar, hampir semua murid di kelas kami mendapat nilai matematika sebagai nilai tertinggi. Wahahaha, kalau inget masa-masa itu, rasanya lucu aja sekarang, kok bisa denger suara Pak Yan batuk aja bisa langsung kebelet pipis. Hihihihi.

Beliau adalah guru inspirasi saya. Tampang boleh galak, tapi ngajar harus dipahami sama semua murid. 

Untuk semua guru di seluruh Indonesia, keep inspiring! 
Selamat Hari Guru Nasional

Bule Gaul yang Jago Masak Jajanan Pasar Indonesia

$
0
0
Assalamu'alaikum.

Kata orang bijak, "Kita nggak tahu lewat apa Tuhan mempertemukan kita dengan manusia lain." Bisa kenalan sama orang waktu lagi nungguin kereta. Bisa lagi buru-buru udah telat masuk kerja, terus tabrakan, terus isi tas berhamburan, terus jongkok pelan-pelan bersama-sama, mungutin barang-barang yang berceceran, terus saling bertatapan .... cieee, sinetrooon. Hahahaha. Kemarin saya baru dapat teman baru, lewat foto pete. Iya, PETE! Atau PETAI untuk lebih jelasnya. Hah! *hembus napas bau naga*



Asisten rumah saya baru balik dari kampungnya kemarin dan bawa oleh-oleh pete fresh from the tree. Ah, si mbak, tau banget kesukaan majikannya. Mmmuuaach! *kecium bau naga lagi* Tentu aja, dengan penuh kebanggaan pete montok-montok itu langsung saya foto dan post di Instagram. Nggak lupa pake hestek #IndonesianFood biar nggak diklaim. Hihihihi. Nggak ada itungan menit, nongol notifikasi dapet like dari akun yang nama dan foto profilnya catchy banget buat saya. Fotonya bule tapi user  name-nya pakai bahasa Indonesia: @masak2denganNick. Langsung kepo, stalking akunnya. Berlanjut ke fanpage-nya dan langsung meluncur ke channel Youtube-nya. Dan abis itu bengong. Hahahaha.

Ada bule nge-like foto pete gue! :v 

Buset, ini bule ngomong bahasa Indonesia udah kayak anak Jakarta banget! Fasih nggak ada cadel-cadel bulenya sama sekali.  Terus lihat video-videonya di Youtube, saya sampe malu jadi emak-emak asli Indonesia. Huaaa, si Nick ini ternyata jago banget masak kue-kue jajanan pasar khas Indonesia! Jadi kayanya Nick ini hobi masak, dan channel di Youtube-nya yang dikasih nama Masak-masak Dengan Nick khusus untuk video-video masakan khas dari seluruh Indonesia. Mulai dari kue talam ubi, kue pepe, kue nagasari, bakso goreng, sampe jamu beras kencur, bo! Bahasa yang dipakai selang-seling Inggris dan Indonesia yang fasih banget. Ini bule kok punya kesukaan nggak biasa banget, ya? Hihihihi. Sampe jamu-jamuan pun dibuatkan video cara pembuatannya di Youtube. Siapa sih Nick ini? "Hmmm, pasti anak blasteran, nih. Atau kecilnya pernah sekolah di Jakarta. Anak diplomat kali." Jiwa sotoy saya langsung bergelora. Hahaha. Tapi daripada nebak-nebak nggak jelas, mending saya tanya langsung aja, kan?

Singkat cerita, saya dan Nick yang asli warga negara Australia dan sekarang tinggal di Sidney ini kenalan di fanpage-nya. Dan berlanjut via email, langsung saya wawancara. Nggak nyangka ternyata Nick yang punya nama lengkap Nicholas Molodysky ternyata baru berusia 23 tahun. Masih muda banget. Nick punya istri orang Indonesia, "Istriku orang Tanjung Duren. Hahaha!" katanya waktu saya tanya-tanya seputar istri dan keluarganya. Biar percaya kalau Nick ini beneran fasih ngomong bahasa gaul anak Jakarta, saya copas plek-plek jawabannnya dari email, ya (agak dirapihin dikit yang ada singkatan-singkatannya). Tapi asli, saya mah ngakak ada bule bilang orang tuanya dengan sebutan "Bonyok". Hahahaha.


Kamu kok bisa fasih banget ngomong Indonesia, sih? Belajar di mana? Apa punya orang tua
campuran (Aussy dan Indonesia) gitu?

Ga ada campuran Indo (Indonesia) sama sekali. Bonyokku ga bisa ngomong satu kata pun haha. Kisahnya gini, dulu pas aku kelas 5 SD, sesekolah wajib ambil kelas bahasa Indo selama dua taon. Waktu itu ya cuman bisa itung ampe 100, nanya jem (((JEM, red: komen Emak Gaoel))) berapa, dan lain-lain. Setelah ituuu, aku lanjut belajar ampe kelas 3 SMA. Waktu kelas 2 SMA, entah kenapa jadi rajin banget belajar, terus cari guru les privat supaya bisa lebih lancar. Guru lesku (yang sekarang teman baek) kenalin aku ke komunitas Jakarta di Sydney. Jadinya ngobrol pake bahasa Indo doang semenjak itu ma temen-temen. Aku juga lanjut S1 bahasa Indo dan bahasa Chinese di Sydney. Temen kampusku ampir orang Indo semua.. Tiap ada kelas malah pake bahasa Indo daripada Inggris (kadang campur bahasa Hokkien juga dikit-dikit, hehe). Semenjak ituuuu, aku lumayan aktif ikut komunitas Indo di Aussie juga. Istriku orang Tanjung Duren hahahaha. Aku belum pernah tinggal di Indo. 

Diambil dari akun Instagram Nick, liat bahasa yang dipakai buat nulis resepnya, bahasa sehari-hari banget. :)))

Emang hobi masak ya? Kenapa suka banget masak kue-kue Indonesia? Sejak kapan mulainya? Dan belajarnya dari mana?

Aku dari kecil hobi banget masak, dari SD sih sebenernya. Suka di dapur sama nyokap cobain ini itu, ampe sebelom masuk kuliah rencananya mo culinary school, cuman jadinya lanjut S1 trus S2 yang lebih akademik. Ya masakan Indo emang enak! Aku makan apa aja!


Terusss, kepikiran buat channel Masak-masak dengan Nick di Youtube, tujuannya apa, nih?

Aku liet, memang ada kekurangan info tentang masakan Indo buat bule. Trus juga banyakan bule ga tau tentang jajanan pasar. Taunya cuman nasi goreng, mie goreng, gado-gado sama palingan es campur. Lagian aku juga tujuannya kasi liet pemirsaku kue-kue dari setiap daerah di Indo, bukan cuman yang paling terkenal doang. Contohnya aku rencananya mo bagi resep kue Maksuba khas Palembang sama Sala Lauak dari Sumbar (PS: Emak Gaoel asli Sumbar tapi malah gak tau ada kue namanya Sala Lauak -_-), Tujuannya karna bule Aussie cuman tau budaya Bali ama Jawa aja. Trus aku jarang ketemu org Indo juga yang tau kue Maksuba tu apaan. Jadi ya begitu ....


Dan, Nick ini ternyata udah pernah nerbitin buku juga, lho. Buku tentang belajar bahasa gaul Indonesia, hahaha. Kurang gahol apa ni anak? Wkwkwk. "Bukuku tentang bahasa gaul Indo, ajarin bule-bule caranya pake bahasa gaul, karna pas aku kuliah kagaaaaa ada yang bisa bahasa gaul sama sekali. Ampe hari ini cuman bisa ngomong yang baku sebaku-bakunya," kata Nick. Jleb! Bule asli Australia, nggak pernah tinggal di Indonesia, ngangkat jajanan khas dari seluruh Indonesia, mengenalkan ke seluruh dunia, dan bikin buku belajar bahasa Indonesia sehari-hari supaya Indonesia bisa jadi lebih dilihat. Emejing? Heu euh, banget! I personally, so happy to find him online. Dan dapat kesempatan wawancarain dia senengnya bukan main. Karena orang kayak Nick belum banyak. Dia punya ketertarikan yang unik, mau belajar abis-abisan, dan mau menyebarkannya ke orang lain. Jangan ragu lagi, nggak rugi banget buat follow IG-nya, fanpage-nya dan yang pasti video-video memasaknya di Youtube. Silakan kenalan sendiri. Anaknya ramah dan bocor. Saya bilang, karena umurnya masih 23 tahun, dia berondong. Kirain dia nggak bakalan tau berondong itu apaan,. Ternyata tau, bo! Hahaha. 

Thank you for your time, Nick. Kapan-kapan kalau lagi ngunjungi mertua di Tanjung Duren, kontak saya, ya. Saya jajanin kue rangi sama kerak telor deh sampe mabok. :v

What If the World Doesn't Have Smartphone?

$
0
0
Assalamu'alaikum.

Let me take you to the era when phone was just phone. It's nothing but talking and texting device. Phone was just phone, without title "Smart" before its name. Because at that time, the only smart ones were just us, human.

The smartness of human has evolved. Phone which was claimed as smart phone arrived. Most of us embracing the moment. Sending photo was like as easy as waving Harry Potter's magic wand. Texting speed was like we were just talking with someone in front of us, face to face. It was just like yesterday, when trying to reach someone for urgent matter was a huge problem. We were waiting and worrying without knowing where our loved ones were. And now, just a click or tap on your smartphone's screen, you are able to locate them. Everything was so clear and noticable in instant. Suddenly, our life becomes so different. Life back then was so simple yet complicated. Life today is becoming so "complicated" yet simple. 


Some people are struggling to embrace the evolution of the way we communicate today. Skeptical thought emerged as an excess of the way we connect with other people today. Some say, "Life is what happens to you while you are looking at your smartphones." Indeed. Some of us forget that life is not stopping even when we're so busy typing on our smartphone's screen, scroll down an article in our browsers, giggling at some funny pictures on social media, or stalking at someone's relationship. Yes, technology can sometimes be so intriguing and addicting. It  comes to choices, whether you let your smartphones control you or you control your smartphones so you can be smarter people? It's totally up to you.

Hisense PureShot+, image from Hisense.id

I, my self, am one of those who embracing the evolution of how we connect nowadays. I welcome social media enthusiastically. I thank God for email and chat apps gratefully. I jump excitedly for photo and camera on my smartphones like little kids got a basket of candies. Yes, I am that excited. Because I'm aware, evolution is something that humanity can't resist. People invented something in order to survive. 

My best friend, Indah Julianti, recently got her new smartphone from Hisense, PureShot+. She told me her experience of using it and how PureShot+ have helped her daily life as a mom and a professional blogger. PureShot+ has been a huge help for a multitasking mom and blogger like Indah. It helps her capturing her motherhood with her children through the 13 MP front camera and 6 MP rear camera on PureShot+ from HisenseProcessor octa-core 64-bit Qualcomm Snapdragon 415 with clock speed 1.4GHz has definitely help her hectic days as a founder of some bloggers' communities. As she flies to some cities in Indonesia, the job as a mom and a blogger is not stopping. It's a constant work that needs high performance device as a supporting tool. She needs smartphones that can stay awake with her. In other words, she prefers her smartphones to have a long last battery, and PureShot+ with Qualcomm Snapdragon processor has made the 2200 mAh battery capacity work optimally. There's nothing can stop the move of my busy friend there. Haha! 

Indah Julianti, a mom, active blogger and founder of blogger's community (photo courtesy: Indah Julianti)

In other words, Hisense PureShot+ has made Indah's life reimagined. She doesn't miss any moments with her family, she keeps doing her duty as a community person, she flies all over country to spread the spirit of blogging. All of that is possible now, thanks to Hisense PureShot+

For me, Indah is an example of person who is smart with her smartphone. She uses it to upgrade her life. The controls is in her hands. And it starts when she chose Hisense PureShot+ as her partner. I am so gonna follow her steps real soon. I need my Hisense PureShot+ too to reimagine my life. I need it to manage all the hectic stuff happening around me and inside my head. I want to be that person who embrace the growth of technology and refuse to be drawn in it. 

Indah's daughter, photo taken by Hisense Pureshot+ camera (photo courtesy: Indah Julianti)

I believe that we are not our gadgets. Everything comes from the inner side of ourselves. Become a good person, a great motivator, a creative one, is our choice. To make the gadgets as a supporting tool shows that we're one step ahead in this fast moving world. 

"What if the world doesn't have smartphone?" We still live for sure. We would still spend the same amount of time on something that actually can be done in seconds. We could still be wondering where were our kids, helpless. Would you decline the chance of being a better and more productive person with a help of the technology? It's your choice. I know mine. 

A note from Indah, "Winda, you should use this Hisense PureShot+. It's awesome!"

Crafting for Charity 2015, Fund Raising Blogger/Crafter Jelang Tutup Tahun

$
0
0
Assalamu’alaikum.

Haloo! Emak Gaoel cuti beberapa hari ngeblog, pasti udah tahu kan kenapa? *sok seleb* Heu euh, saya dan beberapa teman penggiat crafting lagi sibuk sama project akhir tahun kami, Crafting for Charity. Buat yang belum tahu, Crafting for Charity adalah kegiatan tahunan kami setiap bulan Desember untuk menggalang dana. Kami menjual hasil kreasi crafting (prakarya) handmade untuk mengumpulkan dana yang akan disumbangkan untuk kegiatan sosial. Cerita awalnya ada di sini.


Tahun ini nggak jauh beda, kok. Saya emang nggak mau non-stop ngeblog terus ngelupain hobi crafting saya. Selain itu, kegiatan ini yang membuat saya jadi rada “waras” dikit di dunia perbloggingan Indonesia yang luar biasa cetar dan dramatis, terutama akhir-akhir ini. Bhihihi. Ini saya lakukan justru karena saya cinta banget sama blogging, jadi perlu banget buat saya untuk menjaga mood dengan melakukan hal lain dulu selama beberapa saat. 

Tahun ini, Crafting for Charity ketambahan tenaga penyumbang ide dan produk. Kalau tahun lalu kami memulainya bertiga (saya, Teh Dey dan Mbak Ria Rochma) kemudian disusul oleh Rina Shelomita. Tahun ini total ada tujuh crafter yang bergabung dalam kegiatan Crafting for Charity. Ada Mbak Susindra yang jago banget bikin bros bunga dan produk sendal ukirnya yang unik, ada Mbak Vivera yang suka bikin asesoris mulai dari gelang, kalung dan bros. Kemudian ada Mbak Irowati yang terampil membuat beragam pouch. Alhamdulillaah, lengkap, ya. 


Tahun ini saya fokus membuat handmade greeting card. Tidak seperti tahun lalu yang juga membuat handmade notes. Soalnya, mulai project-nya tahun ini rada telaat. Huks. Jadi nggak bakalan sempat kalau semua dipegang. 

Alhamdulillaah, tahun ini juga Crafting for Charity meluncur lewat fanpage-nya. Like ya, like ya! Biar lebih rapi dan memudahkan teman-teman untuk memilih produk buatan kami dan bertransaksi. Berhubung fanpage-nya juga masih bau kencur, like dan gaungnya masih malu-malu kunyuk, kami akhirnya ngadain giveaway juga. Siapa aja yang share info yang ada di fanpage Crafting for Charity selama bulan Desember akan kami undi di akhir bulan. Dua pemenang akan mendapatkan produk buatan para crafter di Crafting for Charity. Ikutan atuhlah. Cuma klik share doang, ich! 




Kalau mau lihat-lihat sebagian dari hasil kreasi kartu buatan saya, silakan. Sebagian besar sudah ada yang adopsi. Sebagian lagi jadi best seller (guaya!) karena banyak yang memesan desain tersebut. Kalau kamu ada request untuk quotes atau tulisan yang diinginkan di kartu, saya juga OK aja. Saya mah apa atuh, orangnya emang gampangan. 

Plus, minggu ini akan ada produk baru hasil kolaborasi saya dengan Mak Tanti Amelia yang jago banget menggambar ilustrasi, lho! Sekarang masih dalam proses. Tunggu, ya! Ini keren banget, bener! 




Pokoknya di postingan ini saya emang jualan, buat amal. Hayo dibeli, ya! 50% dari keuntungan kami sumbangkan ke Komunitas Lebah yang akan mengadakan kegiatan Cerdas Tanpa Batas untuk anak-anak yang kurang mampu dan terbatas akses serta fasilitas pendidikannya. Cerdas Tanpa Batas tahun ini akan diadakan  di sebuah desa di daerah Pandeglang, Banten bulan Januari awal nanti. Kalau kamu mau ikut menyumbang buku dan alat tulis juga bisa, langsung kontak Komunitas Lebah-nya. 


Tunggu apa lagi? Tutup tahun dengan beramal. Supaya tahun barunya berkah, cuy! Selamat belanja.

PS: Iklan banget. Vote saya dong di Kerala Blog Express. Hihihihi! Yang vote saya doain dapet rejeki berlipat ganda tahun 2016. Aamiin. 


Selalu Ada Waktu untuk Bermain Bersama Anak

$
0
0
Assalamu'alaikum.

Kata pakar anak, bermain dengan anak-anak bisa membuat tingkat stress orang dewasa turun. Saya udah lama banget meng-amin-kan ini. Sejak punya anak, dari bayi, kalau sedang bermain dengan mereka perasaan saya selalu jadi lebih enteng. Lupa utang dan cicilan. Hahaha! 


Katanya pakar lagi, sering-seringlah menghabiskan waktu dengan anak kecil karena mereka, selain menjadi hiburan penghilang stress, selalu bisa memberikan sudut pandang berbeda yang kadang terlewat oleh orang dewasa. Buat saya pribadi, bermain dengan anak justru banyak memberi manfaat ke diri saya sendiri pada akhirnya. If you want to be a happy person, play with your kids. 

Anak jaman sekarang sulit dipisahkan dari perangkat elektronik. Kenapa harus dipisahkan? :D

Hal yang paling terasa saat bermain dengan anak-anak adalah interaksi berbentuk komunikasi yang terjalin saat bermain. Emang kadang kalau main sama Safina, fisik terkuras, tapi sering banget saya mendapat insight yang di luar duaan dari percakapan kami. Saya jadi bisa tahu apa yang sedang dia rasakan, apa yang sedang dia inginkan, atau malah apa yang dia harapkan dari saya, ibunya. Amazing!

Safina tumbuh tinggi dan sehat. Aamiin. :D

Agak gimana gitu kalau baca status orang-orang di social media tentang betapa sulitnya menemukan waktu untuk bermain dengan anak-anak mereka di jaman yang serba sibuk ini. Heu euh, saya juga nggak menyangkal, 24 jam hari gini rasanya kayak sekedipan mata kalau nurutin semua aktifitas. Tapi saya belajar bahwa prioritas adalah kuncinya. 

Bermain prakarya dengan kertas salah satu kegiatan favorit anak-anak di rumah.

Ditambah lagi, sekarang banyak orang tua yang menyerahkan waktu bermain mandiri anak kepada perangkat elektronik komunikasi seperti tablet, smartphone dan laptop. Saya termasuk salah satunya, jujur aja. Suara sinis tentang orang tua jaman sekarang yang dengan mudahnya menggantikan posisi mereka dengn gadget sebenarnya nggak perlu kedengaran, menurut pendapat saya. I mean, kalau mau anak tidak tersentuh gadget, orang tuanya duluan dong yang nggak nyentuh gadget. Hehehe. Sedangkan mengeluhkan anak jaman sekarang yang kurang banget main di luar di social media, menurut saya paradox banget jadinya.

Sesekali masak bersama. Resep-resep sederhana dan cepat jadi aja, deh! ;)

Saya lebih suka menjadi orang tua yang merangkul kemajuan jaman untuk mendidik anak-anak saya. Saya suka mengenalkan permainan baru di tablet yang bisa membawa manfaat untuk perkembangan mereka. Lagian, saya juga aktif banget di social media, ya kali anak- anak saya larang buat megang gadget. Impossible. Semuanya kembali lagi ke priotas dan keseimbangan. Semua ada waktu dan batasan. Saya selalu atur untuk mereka.

Jalan-jalan ke museum bersama keluarga. Penting! 

Kalau kira-kira udah lama nggak main keluar rumah, berarti sudah waktunya main sepeda di luar atau bantuin Mama bersihin rumah. Kalau misalnya udah lama fokus ke project online (anak saya, Fadhil, lagi suka bikin animasi di laptop), dia harus mengimbangi dengan membaca buku atau kegiatan artistik lainnya seperti menggambar atau crafting. Bottomline, nggak perlu musuhan sama gadget kok untuk bisa menghasilkan generasi yang sehat fisik dan mental. 

Melukis juga jadi salah satu kegiatan bermain yang disukai anak-anak saya. 

Mendidik anak agar jadi generasi sehat itu kan bukan cuma tergantung sama satu aspek aja. Ada banyak yang mempengaruhi. Mulai dari kondisi lingkungan (rumah dan sekolah), hubungan dengan anggota keluarga, kebersihan diri, kegiatan fisik dan yang paling mempengaruhi tentu saja kecukupan gizi.

Berenang? Wuih, tiap hari kalau bisa! Hahaha! 

Alhamdulillaah (berkat gadget) saya juga jadi rada pinter dan paham tentang pentingnya ASI ekslusif untuk bayi. Dua anak saya, walaupun tidak sampai usia 2 tahun menyusui, tapi mereka lulus ASI Ekslusif 6 bulan. Bukan tanpa perjuangan memang, tapi karena saya tahu pentingnya untuk masa depan mereka, saya usahakan segala cara agar terpenuhi. Selepas itu, lanjut dengan mencukupi gizinya dengan banyak makanan dan minuman penunjang gizi sehat.

Pagi-pagi buta mengejar Car Free Day biar puas main sepeda di jalan raya. Seru!

Soalnya paling mumet jadi ibu itu kalau anak udah jatuh sakit. Daya tahan tubuh anak-anak memang rentan banget kena penyakit. Udara dingin dikit, kena flu. Cuaca panas dikit, tau-tau mimisan. Kebanyakan minum es, tenggorokan sakit. Tantangan besar bagi seorang ibu buat saya justru di bagian ini, menjaga asupan gizi anak-anak saya supaya daya tahan tubuhnya bagus. Salah satu caranya, selain makan makanan bergizi, ada Friso yang mengandung nutrisi yang mampu menjaga daya tahan tubuh anak dari dalam. Soalnya proses pembuatan Friso menggunakan teknik pemanasan yang tidak berlebihan menjaga keutuhan nutrisi dari alam sehingga membantu menjaga daya tahan tubuh agar anak siap mengeksplor dunianya. Istilah kerennya, anak-anak jadi stronger inside dengan Friso.

Coba-coba posisi yoga, yang penting diawasi, biar gak salah posisi, ya. :D

Balik lagi soal bermain bersama anak, soal waktu jangan jadi kendala ya, mak. Soalnya, kalau waktunya dicari, memang susah ketemunya. Untuk menyiasatinya (berdasarkan pengalaman pribadi), kitanya yang harus kreatif. Setiap saat bisa jadi waktu play day dengan anak kita. Kalau lagi main ke rumah neneknya, Safina suka bantuin Nenek menyiram tanaman. Buat kita kegiatan itu membosankan, tapi buat dia menyenangkan sekali. Atau pernah juga, waktu saya lagi sok-sok nyobain pose yoga yang saya lihat dari Instagram, Safina malah lebih semangat untuk mengikuti pose itu. Ujung-ujungnya malah dia lebih jago dari pada saya.  

Ke pantai dulu, biar santaaaai. :D

Beberapa orang tua kadang suka bingung mau mengajak main anak yang sesuai dengan minatnya. Sama, saya juga kadang begitu, kok. Soalnya Safina ini model anak yang suka mencoba apa aja. Tapi tiap anak pasti ada kecenderungannya. Kalau saya perhatikan, Safina cenderung suka bermain yang berhubungan dengan eksperimen dan air. Jadi memang playday dengannya nggak jauh-jauh dari melukis pakai cat air, berenang, menyiram tanaman dan pernah juga hujan-hujanan. Saya coba cek di kuis #FrisoPlayDay. Di sana ditanya, “Apa kemampuan si Kecil yang paling menonjol saat ini?”, “Obyek apa yang paling menarik perhatian si Kecil?”, dan “Kegiatan apa yang paling disukai si Kecil saat berada di rumah?”. Ternyata benar, Safina lebih cocok dengan kegiatan yang banyak berhubungan dengan air. Kegiatan utamanya, harus lebih sering dibawa berenang. Silakan atuh, coba sendiri kuisnya, biar bisa menemukan kegiatan playday apa yang paling cocok, seru dan bisa dnikmati sama anak-anak kita. 

Penting nggak mengajak si Kecil bermain? Pentinglaah! Tapi bermain yang kayak gimana dulu, nih? Yuk, cari tahu di #FrisoPlayDay kuis. ;)

Saya setuju banget sama campaign #FrisoPlayDay yang lagi diangkat sama Friso di website-nya. Soalnya anak-anak sejatinya memang selalu bermain. Apa pun medianya, di mana pun lokasinya, kapan pun waktunya, anak akan selalu belajar hal baru dengan bermain. Yang paling penting, orang tuanya juga harus enjoy bermain dengan anak-anaknya, ya. ;)

Masalah Yang Muncul Saat Anak Bilingual Belajar Membaca

$
0
0
Assalamu'alaikum.

Di balik waw wew wow teman-teman saya melihat Safina yang cas cis cus ngomong bahasa Inggris, sesungguhnya dia sedang menghadapi tantangan di fase usianya sekarang ini.

Membaca dan memahami apa yang dibaca masih merupakan kendala buat dia baik di sekolah dan di rumah. Saya sudah paham kalau masalah ini akan datang cepat atau lambat. Ini adalah salah satu problem umum untuk anak-anak yang dibesarkan dalam dua bahasa (bilingual). Apalagi untuk anak-anak Muslim yang juga harus mengenal huruf arab. Tambah banyak bentuk simbol huruf yang harus dihafal dan dipahami pengucapannya. 


Masalahnya adalah, bicara dan membaca tentu berbeda cara untuk mempelajarinya. Membaca dan menulis mengharuskan Safina untuk tekun mengamati bentuk huruf, menghafal bunyi atau pelafalannya dan bagaimana menyambungnya menjadi kata. Belum lagi memahami arti katanya. Mumet pasti buat anak seumur dia. Dan saya adalah Mama Anti Bikin Depresi Anak, karena mama yang depresi tidak baik untuk kesehatan seluruh anggota keluarga. Hihihi. Saya nggak mau mentang-mentang Safina udah mulai terampil komunikasi dalam dua bahasa, terus membaca dan menulisnya juga harus dua bahasa sekaligus. Dan semua harus dikejar barengan. Whew! Kasian anak guwweeh. 

Masalah yang Dihadapi Safina dan Solusi Ala Emak Gaoel

1. Tertukar bunyi/lafal huruf antara pelafalan dalam bahasa Indonesia dengan Inggris. 

Misalnya, huruf A pada bahasa Indonesia dilafalkan "a", sedangkan pada bahasa Inggris dilafalkan "e". Perlu beberapa waktu untuk Safina memahami kalau bunyi satu huruf bisa berbeda dalam bahasa lain. Ini perlu latihan konstan, tapi jangan dipaksakan. Gimana caranya konstan tapi nggak maksa?
Kalau saya biasanya menyempatkan belajar pelafalan huruf bahasa Indonesia saat sedang belajar pelajaran sekolah. Jadi di pikiran dia akan berasumsi kalau yang sedang dia lafalkan adalah bunyi dalam bahasa Indonesia, karena sekolahnya selalu memakai bahasa Indonesia. Sedangkan untuk menghafal bunyi huruf dalam bahasa Inggris, biasanya saya selipkan saat membaca buku cerita atau membaca tulisan yang ada di dalam game yang sedang dimainkannya. Karena selama ini, saat di rumah dan bermain bersama saya atau tidak, dia selalu memakai bahasa Inggris aktif. Sehingga asumsinya terbentuk untuk melafalkan dalam bahasa Inggris. Ini saya lakukan dengan disiplin, tapi tidak dengan frekwensi tinggi. Artinya, cukup dua sampai lima menit dalam sehari, asalkan terus-menerus.


2.  Cenderung tahu arti kata dalam salah satu bahasa.

Untuk kasus Safina, dia lebih cenderung tahu arti kata dalam bahasa Inggris ketimbang dalam bahasa Indonesia. Untuk mengimbanginya, saya selalu berupaya untuk menjelaskan setidaknya satu kata per hari dalam dua bahasa. Misal, dia sedang sering mendengar kata "villager" dari game yang sering dimainkannya. Saya jelaskan kalau dalam bahasa Indonesia, "villager" berarti "orang desa". Dan biasanya pertanyaan berlanjut, "What's 'desa'?" Dari sana percakapan akan berkembang, dan kalau dia masih melontarkan pertanyaan lanjutan, artinya dia akan belajar lebih dari satu kata hari itu. Tapi kalau tidak, ya udah. Saya hanya melanjutkan dengan mencontohkan tulisan satu kata tersebut.
Untungnya, Safina di rumah adalah anak yang aktif sekali bertanya dan diskusi dengan saya. Heu euh, kalau di luar rumah dia pemalu banget. Gemes sebenernya, tapi balik lagi, saya nggak mau maksa anak. Paling saya coba cari solusi-solusi kreatif ala-ala saya aja untuk menyiasatinya. Salah satunya dengan membuat home video kayak gini untuk memancingnya agar lebih percaya diri berbicara.



3. Lama memahami rangkaian kata dalam kalimat.

Iya jelas aja. Untuk menghafal kata aja udah harus berjuang, ditambah lagi harus mengerti makna dalam beberapa kata di satu kalimat. Belum lagi kalau kalimatnya panjang. Yang suka bikin saya rada stress dikit itu kalau udah baca soal pertanyaan esai di sekolahnya. Untuk anak kelas 1 SD, pertanyaan sudah banyak yang berbentuk seperti soal cerita. Minimal ada tiga sampai lima kalimat panjang sebelum pertanyaan dilontarkan. Bujubuneng!
Kasian sebenernya sama anak-anak ini, makanya Safina nggak terlalu saya push untuk dapat nilai bagus di sekolah. Bukan saya cuek dengan pendidikannya. Tapi buat saya, lebih baik dia menikmati proses belajarnya ketimbang tertekan untuk bisa dapat nilai tinggi di sekolah. Hey, buat yang anak-anaknya pinter di sekolah, no offense, ya. Tiap anak berbeda. Maybe my kid just needs different way of learning. Balik lagi, itu tanggung jawab saya untuk menemukan cara yang paling efektif untuk dia. Cara saya belum tentu manjur untuk anak lain.



4. Dikte menjadi "siksaan" sekaligus "permainan" yang mengasikkan.

Gimana itu, deh? Waktu awal mulai sekolah beberapa bulan yang lalu, Safina sempat mengeluh sama saya soal dia nggak suka kalau gurunya menyuruh mereka sekelas menulis dengan cara dikte. Buat anak-anak yang sudah lancar membaca tentu saja itu tugas yang mudah, tapi buat Safina lain hal. Dia berjuang keras untuk bisa menulis kata per kata yang diucapkan gurunya. Sering saya temui kesalahan eja di buku tulisnya. Sekali lagi, saya paham perjuangannya. Dalam hati cuma bisa mendoakan dan mencari jalan keluar.
Akhirnya saya menemukan solusi asik untuk menghadapi masalah ini. Tiap hari, minimal satu kata dalam bahasa Indonesia dan Inggris akan saya diktekan huruf per huruf untuk dituliskan oleh Safina. Jika itu kata dalam bahasa Indonesia, saya lafalkan ejaan dalam lafal abjad Indonesia. Kalau kata tersebut dalam bahasa Inggris, saya lafalkan dalam lafal abjad Inggris. Nggak banyak-banyak, satu kata aja masing-masing. Kadang dalam seminggu satu kata itu diulang terus. Seenggaknya, perlahan tapi pasti, dia mengingat susunan abjad untuk kata tersebut.


Beberapa solusi di atas sudah ada beberapa yang memperlihatkan hasil. Sekarang Safina lebih lancar saat mengerjakan PR-nya dari sekolah. Walaupun masih harus saya bantu sesekali. Dan sejak minggu lalu, Safina punya diary yang ditulisnya setiap hari, dalam bahasa Inggris. Buat saya, ini kemajuan yang luar biasa. Mungkin banyak anak di luar sana yang sudah lancar membaca sejak balita. Tapi saya berusaha untuk tidak terintimidasi dan sebisa mungkin membangun kondisi yang tidak menekan Safina juga, supaya proses belajarnya tetap menyenangkan.

Sebenarnya masih ada beberapa masalah seputar proses belajar membaca Safina, sih. Tapi saya lupa. Hahaha Ntar deh, kalau inget lagi, saya bikin sambungannya. Intinya, nggak ada masalah yang tidak dilengkapi dengan solusi. Jadi orang tua kreatif itu bukan pilihan lagi untuk jaman sekarang, melainkan kewajiban. Semoga ke depannya dia akan memetik buah dari kegigihannya memakai dua bahasa sekaligus sejak kecil. Ibaratnya, Safina sedang menanam benih saat ini Dia lagi bersusah payah menjaga benihnya agar tumbuh dengan rutin menyiram dan memberi pupuk. Suatu saat kelak, dia sendiri yang akan memetik hasilnya. Semoga.  

Hi, my daughter's name is Safina. She's seven years old and still learning how to read, in Indonesian and English. 
She's struggling, and I'm proud of her! ^_^ 


Baca artikel saya yang lainnya seputar anak bilingual di SINI

Give Away Akhir Tahun Blog Emak Gaoel

$
0
0
Assalamu'alaikum.

Yang masih kerja hari gini mana suaranyaaah? Kaciaaann. Saya dong, udah mules libur kelamaan. -_- Udah segala macem dikerjain dan dibuat di rumah sama bocah, ternyata libur masih lama. Heuh. Karena kamu harus tahu, kebahagiaan kecil seorang mamak stay at home macam saya ini salah satunya adalah bisa punya waktu dikiit aja pas anak-anak di sekolah. Eh, itu mah saya, ya. Gak tau emak yang laen. :p


Bulan ini beneran nggak produktif banget ngeblog. Saya sibuk sama urusan Crafting for Charity (halesyan). Alhamdulillaah, walaupun nggak serame tahun lalu, tetep ada aja yang pesan kartu ucapan buatan saya. Lumayan masih ada yang bisa disumbangkan ke Komunitas Lebah untuk kegiatan Cerdas Tanpa Batas. Selain itu, saya lagi semangat mau mulai project typography Al Qur'an mulai bulan ini. Ambisi besarnya sih, setahun ke depan bisa selesai 30 Juz. Tapi ya kita liat aja ntar, dah! Hihihihi. Kalau inget itu, bahagia. Tapi begitu liat blog lagi, balik lagi galaw. Ini blog bisa mati suri kalo kelamaan ditinggal. Apa kabar trafik harianku? Apa kabar DA? Apa kabar PA? Apa kabar Klout Score? Hiyalaaaah. Mumet amat, mak! Getok, nih!

Doain, ya. Ini project ambisisus sebenernya, tapi mudah-mudahan berhasil selesai tahun 2016. :')

Wekekekek. Alhamdulillaah, saya nggak galaw kok sebenernya sama angka-angka penilaian sistem blog dan socmed itu. Rejeki mah ada aja, nggak cuma lewat ukuran sistem begituan doang. Yang bikin galau saya sebenernya, Blog Emak Gaoel kok udah lama nggak bikin give away, ya? Bikin lagi aja? Ya, udah ayoklah!

Give away kali ini simpel aja, deh. Nggak ngerepotin temen-temen buat bikin postingan yang pake link keluar sampe 15 biji, deh. Janji! Malah, nggak usah bikin postingan aja sekalian. Cukup ninggalin komen di postingan ini. 

Eaa! Yang satu parfumnya kebalik! :)))

Hadiahnya imut, tapi nggak murahan, bener! Ada dua parfum untuk dua pemenang. Caranya cuma ninggalin komen di postingan ini, tuliskan kesan-kesan dan pesan-pesan untuk Blog Emak Gaoel, pengennya tahun 2016 nanti Blog Emak Gaoel ngapain? Curhat soal jodoh juga boleh. Terserahlah. Ditunggu sampai tanggal 3 Januari 2016, ya! Pengumuman pemenang akan diumumkan tanggal 5 Januari 2016. Sok atuhlah, curhat bebas di kolom komentar saya. *balik leyeh-leyeh lagi*

Absurd Conversation with My Daughter (Part 1)

$
0
0
Assalamu'alaikum.

Buat teman-teman yang temenan sama saya di Facebook mungkin sering banget baca status percakapan saya dengan Safina sejak beberapa tahun yang lalu. Waktu punya anak perempuan, saya nggak nyangka sama sekali bakal dikasih bocah yang kritis dan "ajaib" banget cara mikirnya kayak si Nana ini. Cara berpikirnya yang "out of the box" udah keliatan dari sejak dia mulai bisa bicara umur 2,5 tahun. Kadang heran, dapet turunan dari mana sih, emaknya kalem dan anggun begini, kok anak ceweknya malah begini? *duduk anggun di singgasana ratu* 



Yang bikin gemes banget itu, Nana kalau sama orang lain pencitraan banget kalemnya. Pemaluuu banget! Cuma sama saya aja di rumah (dan kadang sama Abang dan Papanya) dia berani ngomong dan mengungkapkan pendapatnya dengan lantang. Nggak jarang, dia ekspresif banget kalau lagi emosi. Tapi ya itu, di rumah doang. Makanya saya mulai bikinin home video di Youtube. Tujuannya, selain supaya dia bisa latihan pede ngomong, juga sebagai barbuk kalo saya nggak ngada-ngada di status. Wakakakak, penting! Percakapan yang saya rekam di status semuanya fresh dan langsung saya posting setelah terjadi. Kadang bikin kaget, tapi seringnya mah bikin saya manyun mingkem sambil ngemut pete rebus. -_- 

Mulai bulan ini saya coba kumpulin sedikit-sedikit percakapan antara saya dan Safina selama tahun 2015 kemarin, ya. Siapa tau, ada pakar anak yang bisa bantu saya, gimana biar gak kalah mulu ngemeng sama bocah. Kredibillitas saya sebagai Emak Gaoel sungguh dipertaruhkan inih! Hadah ....

Januari 2015


Kita awali waktu malam tahun baru 2015 yang lalu, Fadhil sama Safina menjelang tidur, kedengeran mereka ngobrol. Biasanya kalau mereka ngobrol, saya belagak cuek, padahal kuping berdiri, pengen tau apaan yang diomongin. Waktu itu Fadhil masih umur 11 tahun dan Safina 6 tahun.

Fadhil: "Nana resolusinya apa?"
Nana: "Apa?" (tahun lalu dia masih mau bicara pakai bahasa Indonesia sama Abangnya).
Fadhil: "Resolusi! Mau ngapain tahun 2015?"
Nana: "Oooh! Mau naik sepeda!" 

Kagak nahan banget liat mukenye si Nana pas bilang, "Ooooh!". Sotoy beud da, ah! Hahaha! Bocah jaman sekarang ternyata ngobrolinnya resolusi kalau pas tahun baru. Okesip.

Beberapa hari kemudian, kami lagi on the way pulang dari rumah Jidah (Nenek). Mobil kami papasan dengan ambulance yang bawa jenazah dan iring-iringannya. Seperti biasa, Nana kalau liat sesuatu yang lain dikit, pertanyaan demi pertanyaan langsung muncrat aja, gak berenti-berenti. Dan seringnya lagi (SELALU) percakapan jadi ke mana-mana, belok jauh banget dari inti percakapan. Untuk urusan yang satu ini, like mother like daughter emang. Ini bukti obrolan serius soal kematian bisa belok jadi ngomongin kambing.

Nana: "Is it dead people inside the car?"
Saya: "Yes, someone died."
Nana: "Where do they go?"
Saya: "Graveyard."
Nana: "No! Dead people go to the hospital." (Ni anak, kalau sotoy suka nyolotan emang)
Saya: "No, they will be buried in the graveyard." (Berusaha sabar seperti ibu peri)
Nana: "Oh, just like the sheep I killed?"
Saya: "What? You killed a sheep? When? Where?" (Mulai mikir, jangan-jangan imaginary friend si Nana ini seekor kambing, terus mereka berantem, terus dia "bunuh" temen kambingnya. Sigh)
Nana: "Yesterday, in Minecraft."
Saya: "Why did you kill it?"
Nana: "Because I took all the wool and he doesn't have wool anymore. So I killed him." (Kalem)
Saya: (OMG) "Next time don't kill the sheep, OK? The wool will grow again soon."
Nana: "Really?"
Saya: "Yes!"
Nana: "It's gonna take forever to grow, mom."

Jadi menurut ngana kalau bulunya lama numbuhnya, bunuh aja gitu? Errrgh, ini percakapan berlanjut terus sampai rumah dan saya rasanya cuapeeek bangeeeeet waktu itu.

Nggak cuma Safina doang yang suka bikin saya keselek. Fadhil, biar anaknya kalem dan pendiam, kadang kalau nyeletuk suka bikin ngakak juga. Waktu itu udah adzan Magrib, dan saya nyuruh dia buat sholat.

Saya: "Udah adzan, sholat yok, Dhil!"
Fadhil: "Yakin udah adzan? Fadhil mau nunggu adzan sekali lagi biar yakin."
Saya: "Adzan sekali lagi ya udah Isya' kali, Baang!"

Hadeeuuh!


Pernah juga saya dibikin melow sama celetukan Safina. Gara-gara lagi nonton film Frozen di TV dan Elsa lagi mau nyanyi lagu Let It Go. Dengan penuh semangat karaoke, saya ngajak Nana buat nyanyi bareng, dong! 

Saya: "I like this song! Let's sing together!"
Nana: "No, mom. Let her sing alone." (ekspresi datar)

Jahat. *baper*

Topik percakapan yang suka bikin saya deg-degan biasanya nggak jauh-jauh dari kematian dan kehamilan. Sekitar pertengahan Januari 2015, Safina menggambar sesuatu dan ngasih liat ke saya.

Nana: "Look, this is my dad's." (Katanya sambil nunjukin gambar kuburan)
Saya: "But your dad is still alive."
Nana: "That's OK, Mom. He can always come back to life."
Saya: "Ummm, actually no. When people die, they don't come back to life."
Nana: "You mean, like ... forever?" (Mukanya bengong)
Saya: "Yes."
Nana: "Like grandma? Where do they go?"
Saya: "Some go to heaven, some will go to ...."
Nana: "Hell?"
Saya: "Yeah, but that's Allah's business. We never know where people go after they die. All I know, if you are good, you will go to heaven." (Mendadak Hayati lelah, bang, membahas tentang kematian ke anak umur 6 tahun)
Nana: "Do they have toys in heaven?"
Saya: "Plenty!"
Nana: "Food? Castle? Ipad? Fruit tea? Alfamart?"

Lanjut ngakak. ALFAMART harus ada di surga, pokoknya! Penting buat Safina. :v

Akhir bulan Januari 2015, Safina pernah nanya sesuatu yang sampe sekarang belum saya jawab, "Mom, why are you wearing bra?" Hahahaha. 

Dan bulan Januari 2015 kemarin ditutup dengan pernyataan epic seputar favorit subject-nya: BUTT. Dia lagi main sambil duduk di lantai dan ngomong, "Mom, I have a cold butt," sambil ngelus-ngelus pantatnya. 


BERSAMBUNG



I Think I Broke Some Blogging Myths Last Month

$
0
0
Assalamu'alaikum.

Di saat teman-teman blogger berlomba-lomba naikin Klout Score, DA, PA, Alexa Rank dan pageviews harian di blognya, selama bulan Desember kemarin saya justru harus berusaha ikhlas melepaskan kegiatan ngeblog dan "nyampah" di socmed karena kepengen fokus ngurusin Crafting for Charity. Biarin deh, Desember nggak ada kerjaan dulu. Saya udah komitmen sejak tahun lalu, Desember memang akan saya khususkan untuk kegiatan Crafting for Charity. Sekalian terapi untuk ketenangan jiwa seorang blogger rempong seperti saya ini. 


Tapi biar gimana, namanya juga sama blog sendiri, pasti cinta kaaan. Sebelum meninggalkan sejenak blog ini, nggak lupa ngecek posisi segala macem penilaian sistem itu. OK, Klout score lagi nangkring di angka 77 dan ini sisa basian abis ngadain lomba blog sama Smartfren sebelumnya, sih. Wkwkwkwk. Terus DA sama PA lagi ada di angka 23 dan 32, kalo gak salah. Alexa rank di angka 190.000-an. Pageview harian blog juga masih biasa aja, kalau lagi ada postingan baru sekitar 1.000 - 2.000an, kalau lagi gak ada update paling cuma sekitar 600-an. Biasa banget ....

Saya udah siap banget Klout Score bakalan terjun bebas. Bener aja, nggak pake nunggu lama, minggu pertama dan kedua Desember, Klout Score saya meluncur syantiex ke angka 69. DA dan PA masih sama, walaupun kata yang pakar blogging, ada semacam update untuk angka DA dan PA yang bikin hampir semua website mengalami kenaikan. Semacam itulah, jangan tanya saya, gak ngerti. Alexa rank juga sukses nyungsep ke angka 220.000-an. Saya males mikirinnya, ntar aja deh kalo mood, dikatrol lagi, pake apaan gitu. Hahaha. Soale, dulu saya pernah obsesi banget sama angka-angka ini, dan berujung ke ribet sendiri. -_- Niatnya ngeblog mau buang mumet, malah jadi mumet sendiri. Lelah .... Makanya, abis itu saya nggak mau lagi ribet sama angka-angka itu, kecuali ngintip-ngintip doang sekali-sekali. Itu juga kalau ada calon klien yang nanya. Selebihnya, cukuplah buat hibur-hibur diri pas arisan gak keluar. Sekitar pertengahan Desember kemarin memang saya pas dapat tawaran untuk mereview campaign satu perusahaan, makanya sempetin ngintip kondisi statistik blog yang ternyata mengenaskan itu. Eh, syukurlah, job-nya tetep deal. Rejeki gak ke mana, masih ke Bekasi.

Akhir Desember 2015 kemarin, kegiatan Crafting for Charity resmi selesai, saya coba cek lagi keadaan blog dan status social media milik saya. Dengan keadaan minim update, ternyata statistik blog saya justru mengalami kenaikan walaupun tidak signifikan. Jangan tanya saya kenapa, karena saya pun nggak tahu. Daripada saya coba jelasin sok tau, terus ada yang ngakak di belakang, mending kalem aja, menikmati pete bakar cocol sambel. 

Tapi biar gimana, saya mikir juga, kenapa justru di saat saya "males" update di blog, segala rupa angka-angka itu malah naik? Konon kabarnya, sekitar awal Desember kemarin penilaian angka DA dan PA memang ada semacam pembaruan yang lumayan menghibur karena semuanya naik. Baydewey, kocak juga kalau semua naik, berarti kan kondisi sebenernya sama aja dong, ya. Hihihihi. Yah, buat yang ilmunya cetek macam saya ini, sekali lagi, lumayanlah kalau liat angka-angka itu naik (walaupun nggak tau kenapa), buat hiburan. :v 

Iseng, saya coba buat catatan, sebatas ilmu yang saya tahu aja, seputar kondisi statistik yang rada anomali di blog saya. Kenapa-kenapanya, saya nggak tau pasti. Tapi yang saya catat di sini adalah apa yang saya (tidak) lakukan dan hasil yang saya dapat, ternyata nggak selalu seperti yang ada di teori ngblog. Beberapa kondisi mungkin berbeda dengan orang lain, tapi ya gapapa dong saya catet sendiri. Ih!

Niche

Bahas niche blog ini bikin saya gelisah sebenernya. Sebagai blogger yang kebanyakan mau, saya susah menentukan mau menulis khusus di satu topik yang spesifik. Akhirnya dengan penuh percaya diri, kalau ada yang nanya, "Niche blogmu apa, mak?" Saya selalu jawab, "Niche-nya Emak Gaoel." Nyahaha, apa deh itu! 

Padahal, katanya ahli ngeblog, sebaiknya tema blog itu spesifik. Kalau bahas fashion, ya fashion aja. Kalau kuliner, ya kuliner aja. Kalau traveling, ya udah traveling aja. Biar kepercayaan publik (duile) juga terbangun dengan melihat konsistensi kita menulis di satu bidang. Selain itu, image kita juga terbentuk dengan sendirinya. Lah, saya malah segala macem dibahas. Image macam apa yang terbentuk? Image pasar malem? Entahlah, silakan jawab sendiri. Saya mah pasrah orangnya. :v (pasrah = males mikir).

Sampai udah tahun 2016 ini, saya masih ogah milih mau kheuseus ngebahas apaan di Blog Emak Gaoel. Biarlah, saya ngeblog kan biar santai, bukan buat setres. Kalau ternyata banyak topik yang bikin saya santai, ya sebanyak itu juga yang akan saya share di blog. Bhihihi. 

Klout score vs interactive


Jujur, kalau lagi lihat Klout score yang naik itu emang semacam hiburan, ya. Rasanya, aduuuh saya ternyata sesuatu banget di dunia maya. Wekekekek. Sebagai warga online yang pernah nangkring di Klout score 77 (gara-gara kedongkrak ngadain lomba pake sponsor gede, ini mah), saya paham banget gimana rasa semringahnya itu. Padahal dalam hati ya ngerti sendiri kok, kalau nggak ngadain lomba, nggak bakalan juga se-hits itu Klout score saya. Jadi semacam buat elus-elus diri sendiri aja.

Klout score kan katanya berhubungan erat dengan interaksi kita di social media, ya. Setelah kemaren sempet nyungsep di angka 63, di akhir Desember saya coba cek lagi, ternyata Klout score saya naik lagi ke angka 71-72. Padahal bisa dibilang, isi update socmed saya gak beda-beda amat kayak biasa. Tapi apa mungkin karena saya update foto-foto Crafting for Charity yang notabene rada beda dari bulan-bulan biasanya, ya? Entahlah. Males mikir lagi. :v

DA/PA vs updates

Dari pantauan (kepo), katanya kemaren DA dan PA blog sebagian besar teman-teman blogger mengalami kenaikan, ya? Alhamdulillaah, blog saya juga kebagian naik, dari angka 23/32, sekarang jadi 28/36 (kalau belum berubah lagi). Patut disyukuri juga dong ya, dinaikin cuma-cuma pas saya lagi gak ada update-an yang berarti. Anggap aja lagi beruntung. Bhihihi.

Blogwalking

Blogwalking meningkatkan nilai interaksi kita di dunia maya. Iya, saya paham, kak. Cuma panjang urusannya nih kalau blogwalking jadi semacam kegiatan yang harus saling berbalas. Masalahe, baca postingan orang tuh kalau nggak sesuai sama minat, ya susah enjoynya. Apalagi mau ninggalin komen, lah ngerti juga nggak. Contoh nih, si Sutopo lumayan rajin blogwalk ke sini, kadang ninggalin komen. Kemaren malah dia ikutan lomba Blog Emak Gaoel juga. Makasih, ya. Tapi jangan tuntut saya ke pengadilan ya kalau nggak pernah baca tulisan dia yang lain, apalagi ninggalin komen. Lah, yang dibahas di sana urusannya website design apalah, review spare part motor sama helm, segala teori SEO dan adsense. Otaknya gak sampe, kakaaak! :( Jadi ya, jangan baperan kalau gak dibales komen.

Sebulan kemaren praktis saya nggak ada baca-baca blogpost teman-teman. Maaf, ya. Memang nggak ada waktu. Tapi ini FYI aja, buat teman-teman yang sudah mampir ke sini dan ninggalin komen, saya selalu klik namanya dengan maksud bisa langsung masuk ke link blognya, seenggaknya udah nyumbang satu pageview. Makanya, kalau komen sebaiknya pakai identitas Name dan URL aja. Soalnya kalau pake akun Gmail, masuknya ke profile G+. Kalau udah dibawa ke mana-mana dulu, ya belum tentu nyampe ke blognya. Tergantung lagi rajin atau males.

Soal silaturahmi dan interaksi, saya mah percaya, bisa lewat mana aja. Sejujurnya, silaturahmi saya dengan teman-teman dunia maya justru lebih banyak terjalin di Facebook, Instagram dan Twitter. Jadi, janganlah katakan diriku tak menghargai niat silaturahmi teman-teman yang udah datang berkunjung ke sini karena gak ngunjungin balik. Banyak faktor penyebabnya. Tema yang saya nggak tertarik/mengerti, kurang waktu, kehadang Captcha, sinyal ngehe. Banyaaak! Jangan baper, yes. I love you still, mmuaaach!

Pageviews

Kondisi pageviews harian blog ini sebenernya nggak sebombastis yang dibayangkan teman-teman, kok. Sampe sepuluhribuan sehari? Boro-boro! Hahaha! Kondisi ini udah sejak lama kok, standard banget kalau lagi ada update blog post baru, trafik naik sampai sekitar 1.000 - 2.000an. Selebihnya, hari biasa tanpa blog post baru, nggak sampai 1.000an pageviews. Tergantung saya lagi rajin share link di akun socmed saya atau nggak.

Bulan Desember kemarin, praktis saya cuma posting 4 blog post baru. Ternyata dengan jumlah postingan baru yang minim, kondisi trafik blog saya tetap sama seperti biasa. Artinya, nggak mengalami penurunan.

Lah, jadi panjang. Gak ada ilmunya juga, cuma pengen curhat aja, kenapa selama Desember kemaren kondisi blog saya justru kebalikan dari beberapa teori-teori blogging yang ada? Mungkin ada beberapa kondisi lain di luar teori tadi yang bikin keadaan blog dan akun socmed saya begitu, kali ya. Yang pinter boleh dibahas, di depan saya, di belakang saya, terserah. Sambil ngetawain juga gapapa, asal jangan ketawa sendirian. Hati-hati.

BACA BLOG POST SAYA YANG LAIN SEPUTAR BLOGGING DI SINI.

Asiknya Lettering dan Typography Al Qur'an

$
0
0
Assalamu'alaikum.

Saya lagi asik sama kegiatan baru saya di rumah. Selain ngulek sambel, hobi saya emang coret-coret di kertas alias doodling. Berhubung ngulek sambel pake urusan keringetan (di mana lebih enak keringetan karena hal lain ketimbang gara-gara nyambel), doodling lebih menarik buat saya. Beberapa bulan belakangan ini, saya latah ikut-ikutan nyoba nulis-nulis yang digaya-gayain gitu. Bahasa kekiniannya, lettering, you know. *songong*


Awalnya saya coba-coba pakai brush pen (pulpen yang ujungnya kayak kuas cat air) nulis huruf sambung beberapa quote ala-ala saya dan posting di Instagram. Kalau ngeliat hasil tulisan tangan saya mah, sebenernya mengenaskan hasilnya. Tapi apalah daya, keinginan tampil begitu besar. Cuek ajalah, posting ajaaa. :v 

Nggak pake lama, kesongongan saya meningkat, pengen nyobain pake kuas dan cat air beneran (ada gitu yang bo'ongan?). Wah, ternyata susah emang. Butuh kesabaran, keuletan, ketekunan dan latihan tanpa henti untuk bisa dapat feel dan bentuk huruf yang diinginkan. Sampai sekarang aja, walaupun udah latihan tiap hari selama satu jam, saya masih belum puas sama hasil bentuk huruf tulisan tangan saya. Semoga Hayati tidak lelah, bang. 


Lagi asik-asiknya latihan lettering, di Instagram ketemu satu akun yang keren banget. BANGET! BAAANGEEET! Nama akunnya @stefankunz (Stefan). Foto-fotonya berisi kumpulan tulisan typography-nya yang menulis isi Alkitab (Bible) dan lengkap dengan video singkatnya. Saya cuma bisa bengong melihat hasil karyanya. Typography bisa dibilang sebagai bagian dari seni lettering. Banyak artis typography profesional yang dipakai jasanya untuk membuat pesanan logo perusahaan atau font modifikasi untuk berbagai keperluan. 

Typography is the art and technique of arranging type to make written language legible, readable, and appealing when displayed. The arrangement of type involves selecting typefaces, point size, line length, line-spacing (leading), letter-spacing (tracking), and adjusting the space within letters pairs (kerning[1]). The term typography is also applied to the style, arrangement, and appearance of the letters, numbers, and symbols created by the process. (Source: Wikipedia)

Typography of Stefan @stefankunz on Instagram

Melihat keuletan Stefan membuat kumpulan typography Alkitab, saya jadi terinspirasi untuk melakukan hal serupa dengan Al Qur'an. Sebenarnya sejak setahun yang lalu Mama saya sudah sering banget mengingatkan saya untuk mulai membaca tafsir/terjemah Al Qur'an sekalian menghafal. Ngingetinnya pake bikin baper, "Tahun depan umur udah 40, Nda. Umur 40 tahun kalau belum berubah ke arah yang lebih baik, kita akan tetap seperti itu." Mama saya juga mengutip satu ayat Al Qur'an untuk mempertegasnya. Dan saya makin clegukan. 

“Sehingga apabila dia telah dewasa dan usianya mencapai empat puluh tahun, ia berdo’a : “Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat ENGKAU yang telah ENGKAU berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang shalih yang ENGKAU ridhoi; berilah kebaikan kepadaku dengan memberikan kebaikan kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertobat kepada ENGKAU dan sesungguhnya aku termasuk orang2 yang berserah diri.”” (Al-Qur’an, Surat Al-Ahqaf, ayat 15).

Kalau udah bicara umur, emang suka ngeri-ngeri gimana gitu. Ditambah lagi sama omongan dari Mama saya itu. Makin gelisah hati ini. Tsah. Akhirnya, dengan mengucap nama Allah, bismillaahirrahmanirrahiim, saya coba pasang niat karena Allah untuk mulai membaca terjemah Al Qur'an dan menghafalnya pelan-pelan. Cara yang paling efektif, alhamdulillaah udah ketemu waktu saya melihat akun Stefan tadi. Saya mulai menulis typography Al Qur'an. Dengan begitu, saya meluangkan waktu untuk membaca terjemahnya sambil melakukan sesuatu yang saya suka dan nikmati. Alhamdulillaah, sampai hari ini, sudah sampai Al Baqarah ayat 32. Masih jauh memang dari target satu Al Qur'an. Tapi seenggaknya saya sudah mulai melangkah. Udah hafal juga artinya, Mak? Belum semua. Hihihihi. Tapi, makin lama saya menghabiskan waktu menulis indah satu ayat, makin lama ayat itu menempel di kepala saya. So, dengan sendirinya saya sedang berusaha menghafalnya. Beberapa ayat saya ingat, beberapa belum berhasil karena terlalu panjang. Mungkin harusnya saya mulai dari Juz Amma (bagian terakhir Al Qur'an) yang terdiri dari surat-surat pendek dulu, ya. Tapi udah terlanjur. Hiks. Ya udah, kita terusin aja. 


Saya mohon do'anya, ya. Semoga project menghafal dan menulis typography Al Qur'an ini lancar sampai akhir. Semoga saya diberi umur dan kesehatan untuk menyelesaikannya. Aamiin. Thanks to you,Stefan in Switzerland, for the inspiration. I always believe, goodness and kindness are beyond religions. To have you, a good Christian, as my inspiration of doing my Muslim's activity, is such a great way to show people that difference and religions don't matter. What matter is we keep spreading inspiration to others. 







Pemenang Give Away Akhir Tahun Blog Emak Gaoel

$
0
0
Assalamu'alaikum.

Saatnya mengumumkan pemenang Give Away Akhir Tahun Blog Emak Gaoel! Ayo, ngariung ka dieu! 

Sebelumnya, terima kasih sebesar-besarnya untuk semua teman-teman yang udah ikutan give away ini khususnya, dan juga teman-teman yang diem-diem mantau (istilahnya: silent reader). Waktu awal ngeblog saya nggak kepikiran kalau blog ini bisa jadi seperti sekarang ini. Bisa punya followers ratusan, didatangi banyak teman baru setiap hari, bahkan sampai dijadikan referensi. Jauh, jauuuh banget dari niat awal saya yang cuma mau ngumpulin catatan kegiatan dan kejadian yang saya alami sehari-hari.


Membaca komentar teman-teman satu per satu membuat saya flash back dan mencoba menata ulang kembali niat blogging saya. Begitu banyak ternyata yang berharap lebih dari Blog Emak Gaoel. Kadang saya takut, jangan-jangan apa yang teman-teman lihat di diri saya lewat tulisan-tulisan saya di sini misleading. Saya selalu berusaha jujur setiap menulis di blog. Apa yang saya hadirkan, sejujurnya itulah saya. Semoga saya tidak mengecewakan teman-teman semua. 

Mengadakan kuis, lomba atau give away adalah salah satu cara saya untuk menghargai kebaikan hati teman-teman semua yang sudah meluangkan waktunya selama ini sukarela untuk blogwalk ke sini. Bukan untuk "membeli" trafik dari teman-teman, bukan untuk menambah followers, bukan untuk membujuk calon klien. Semua itu bonus yang memang saya nikmati. Itu rejeki. Semoga teman-teman bisa melihat niat saya sering mengadakan lomba di blog sebagai usaha saya untuk bisa berbagi dalam bentuk lain, selain tulisan-tulisan saya di sini. Karena saya juga sadar, kadang tulisan saya nggak ada ilmunya, tapi masih ada aja yang mau baca dan komentar. 

Saya minta maaf kalau selama ngeblog, saya nggak banyak keliatan ninggalin link (baca: komentar) di blog teman-teman sekalian. Mungkin ada yang tersinggung karena (merasa) tidak dikunjungi balik. Saya cuma bisa minta maaf, karena mau bela diri pun rasanya malah jadi nggak bagus juga. Sebab kegiatan blogging buat saya adalah kegiatan personal (termasuk blogwalking). Saya bebas memilih untuk membaca blog siapa seperti teman-teman yang tidak pernah saya paksa untuk mampir ke sini. Nggak perlu saya koar-koar terus-terusan untuk menjelaskan kalau saya datang kok ke blog teman-teman, tapi nggak selalu meninggalkan jejak. Untuk apa? Yang penting kita saling sayang. Eaaa!

Saya juga minta maaf, kalau selama ngadain lomba, ada yang udah ikut berkali-kali, tapi belum menang-menang juga. Ya namanya juga lomba, bukan pembagian jatah sembako. Hahahaha. Tiap lomba selalu nongol tulisan-tulisan keren. Beberapa nyaris menang hanya dengan selisih nilai yang sangat kecil. Ini juga terjadi saat mencari pemenang give away kali ini. Nggak mungkin kan saya simpen yang nyaris menang, "Ya udah, ntar dia menang di lomba selanjutnya aja."? Lu kate? Wkwkwkwk.

Terima kasih juga untuk ide-ide segarnya agar Blog Emak Gaoel bisa tampil lebih baik tahun ini dan mendatang. Insya Allah, semua akan saya tampung dan berusaha direalisasisusisasikan (pabaliut). Untuung, blog ini niche-nya Emak Gaoel, jadi bebaaaaassss nambah kategori. Hahahaha. Ini lagi nambah kamar di sini, ada travel segala, padahal saya (katanya) gak pernah piknik, cuma di Bekasoy doang. Semoga jadi doa, tahun ini piknik keliling dunia. Aaamiin!


Sekali lagi, dengan penuh kerendahan hati dan pelukan hangat manja dari saya, terima kasih, terima kasih, terima kasih untuk doa, harapan dan semua kritik serta masukannya untuk Blog Emak Gaoel.

Pake berpanjang-panjang dulu, inilah dua pemenang Give Away Akhir Tahun Blog Emak Gaoel yang beruntung mendapatkan masing-masing sebuah parfum dari Oriflame:

Windah Saputro

dan 

Ernawati Lilys

Selamat, ya. Yang lain, jangan kecewa. Nanti kita adain lagi, ya. Terima kasih sekali lagi. Untuk para pemenang, silakan email nama, alamat dan nomor teleponnya ke windafitriani48@gmail.com. 

KALIYYAAN CHUNGGUUHH SESHWATUUUH!   

Sosok di Balik Coloring Book Mysterious Mandalas

$
0
0
Assalamu'alaikum.

Coloring book for adult lagi ngehits banget, setuju yes? Sebagai mamak ngehits, saya juga gak mau ketinggalan, dong! Wekekek, malesin banget lu, mak. Nggaklah, saya mah emang dari dulu penggemar kegiatan-kegiatan menggambar, mewarnai dan main-main gunting tempel kertas. Jadi pas mulai banyak sliweran foto-foto berbagai macam coloring book adult di TL socmed, saya emang mupeng berat pengen punya. Ealah, pas dicek, harganya lumayan ternyata, ya. Maksudnya, beda sama buku mewarnai si Nana. (((YAEYYALAAH))).


Alhamdulillaah, rejeki jadi hantu TL, bulan lalu lihat update status salah satu teman lama saya di Kompasiana. Tumben nih, si Mas nongol. Perasaan udah lama nggak lihat sosoknya di timeline saya. Nongol-nongol, beliau ini pasang foto cover buku coloring book for adult dengan judul Mysterious Mandalas, by Bambang Pribadi. Cleguk! Mas Bambang nerbitin buku coloring book for adult yang lagi ngehits ituuu! Kejaaarrr, jangan sampai lepas! Huahaha!

Singkat cerita, buku coloring Mas Bambang sampai ke tangan saya. Girangnya amit-amit, norak banget! Jujur, saya emang penasaran banget sama seluk-beluk di balik buku jenis ini. Sebelum buku tersebut sampai ke tangan saya, saya udah kepo berat sama jenis kertasnya. Karena hobi saya doodling, lettering dan coloring memakai marker (spidol) dan (kadang) cat air, penting banget untuk tahu apakah kualitas kertas cukup tebal dan bagus sehingga kalau pewarnaan dengan memakai spidol dan cat air tidak tembus? Selain itu, apakah gambar dicetak bolak-balik, atau hanya satu sisi tiap lembarnya?


Rasa penasaran saya terjawab saat Mysterious Mandalas sampai di Bekasi. Kertas tebal dengan kualitas yang bagus. Cetakan gambar memang bolak-balik, tidak ada halaman kosongnya, tapi karena kualitas kertas yang bagus, dan cetakan tinta gambar sangat jelas, tidak ada masalah sama sekali saat pewarnaan memakai apa saja. 

Dunia udah kebanyakan orang stress katanya, ya? Sampai buku mewarnai ala-ala anak TK begini aja kok bisa booming? Hahaha. Berhubung saya penikmat kegiatan seni doodling dan lettering, saya nggak merasa kalau ini sebagai pelarian rasa stress. Tapi saya nggak menampik juga, mewarnai, menggambar dan menulis memang bisa jadi salah satu alternatif terapi untuk melonggarkan isi kepala. 

Mandala ala-ala Emak Gaoel 

Jadi siapa sih Bambang Pribadi itu? Mas Bambang ini kalau saya boleh melabeli sendiri, beliau memang seniman pada dasarnya. Hidupnya nggak jauh-jauh dari seni (lukis dan gambar kebanyakan), walaupun sempat beberapa kali bekerja kantoran dan sesekali mendalang juga, lho. Sampai sekarang beliau memang akrab dengan dunia seni. 


Saya penasaran banget sama proses pembuatan buku coloring for adult ini, terutama seri Mysterious Mandalas milik Mas Bambang, karena pola-nya yang rumit, detil dan kecil-kecil. Saya suka stress sendiri kalau menggambar pola mandala kalau tidak presisi (padahal bisa aja presisi kalau pakai alat bantu). Menurut penuturan Mas Bambang, proses menggambar pola mandala dalam bukunya ini diawali dengan hand drawing, kemudian untuk beberapa bagian dibantu dengan sentuhan aplikasi gambar di komputer. Beberapa gambar langsung digambar di komputer (free drawing). Berhubung bentuk dasar mandala adalah lingkaran penuh, untuk mencapai presisi yang sempurna, Mas Bambang hanya perlu membuat pola beberapa derajat saja, untuk kemudian dibuat pengulangan hingga menjadi penuh satu lingkaran (360 derajat) dengan bantuan komputer. Bagaimana pun, pola ciptaan Mas Bambang ini semuanya indah dan rumit. Butuh kerja keras pastinya. Saya mah enak, tinggal ngewarnain doang, hihihihi.

Buku Coloring For Adult Mysterious Mandalas ini sudah bisa didapat di toko-toko buku dengan harga Rp 72.000 saja ya, gaes. Dan kabar gembiranya lagi, Mas Bambang akan segera meluncurkan beberapa seri baru coloring book dalam waktu dekat! Sempat kepoin TL-nya, kayanya mau ngangkat motif batik juga. Asik, asiiik. Buat kamu yang belum pernah atau tahu asiknya mewarnai buku coloring for adult ini, cobain, deh. Buat saya di rumah malah jadi kegiatan bareng anak yang menyenangkan sekaligus bikin santai banget. Rumah nggak berantakan, anak-anak nggak ribut berantem rebutan henpon dan Mama bahagia warna-warnain. Hihihi.


Mbak Dhani Pratiknyo yang sekarang lagi asik mewarnai buku Mysterious Mandala ini berbagi kesan tentang buku ini, "Gambarnya besar besar, belum ada yang mengeluarkan seri mandala sebelumnya.Trus motif motifnya orisinil, nggak nyontek dari buku buku sebelumnya." 

Salah satu hasil mewarnai Mbak Dhani di buku Mysterious Mandala

Kalau kesan saya, hampir sama. Saya sangat apresiatif dengan pekerjaan seni yang njelimet macam ini. Dan saat mewarnai, hampir semua alat mewarnai saya coba. Tapi akhirnya memang saya lebih memilih memakai crayon plastik milik Nana ketimbang pakai spidol. Warna spidol yang intens membuat garis pinggir pola tertutup, dan saya nggak rela. Hahaha. Intinya, ini asik banget! Menutup wawancaranya, Mas Bambang kasih hadiah doodle keren buat Emak Gaoel. Huaaa, makasih ya, Mas! semoga sukses untuk buku-buku selanjutnya. 

Doodle Mas Bambang untuk Blog Emak Gaoel! Keren!

Barang Baru, Banting Harga!

$
0
0
Assalamu'alaikum.

Selamat datang di Shop Emak Gaoel. Di postingan ini, semua barang yang saya jual masih dalam kondisi baru, tersegel dan belum pernah dicoba. Dapat dari ... yah, dari mana ajalah, namanya rejeki. Tapi sayang nggak kepake, jadi mau dijual murah (di bawah harga pasaran) aja. Hajar, bleeh! 

Aturan belanjanya gampang, tinggal kirim email ke windafitriani48@gmail.com dengan subject: Shop Emak Gaoel (nama barang).

Coffee Machine Dolce Gusto Mini Me (White)

Kondisi: Baru.
Bonus 6 capsules sudah expired karena dapat barangnya udah lama, jadi nanti tidak saya sertakan, ya. 

Harga di Lazada Rp 1.899.000. Saya jual dengan harga Rp 1.500.000 (belum termasuk ongkos kirim dari Bekasi). 

Harga: Rp 1.899.000 Rp 1.500.000

Smartfren Andromax Q 4G LTE

Kondisi: Baru (tersegel)
Including: - Nomor perdana Smartfren 4G LTE
                 - 2 + 6 GB Bonus Data (berlaku selama 7 hari)
Warna: Dark Blue

Harga di website resmi Smartfren Rp 1.299.000. Saya jual dengan harga Rp 1.099.000 (belum termasuk ongkir dari Bekasi).

Harga: Rp 1.299.000 Rp 1.099.000

Smartfren Andromax Ec 4G LTE

Kondisi: Baru (tersegel)
Including: - Nomor perdana Smartfren 4G LTE
                 - 2 + 6 GB Bonus Data (berlaku selama 7 hari)
Warna: Black

Harga di website resmi Smartfren Rp 799.000. Saya jual dengan harga Rp 599.000 (belum termasuk ongkir dari Bekasi).

Harga: Rp 799.000 Rp 599.000

Estee Lauder BB Cream

Kondisi: Baru (tersegel)
Double Wear, All Day Glow, SPF 30/PA+++. 30 ml. Intensity 3.0. Color: Normal.

Harga resmi di counter Rp 520.000 (lihat sticker harga resmi di belakang kemasan). Saya jual dengan harga Rp 350.000 (belum termasuk ongkir dari Bekasi).

Harga: Rp 520.000 Rp 350.000

Happy Shopping! ^_^

Make Up "Daster" Battle

$
0
0
Assalamu'alaikum.

Marilah, kita tampilnya, emak-emak dasteran yang udah ngerasa "busuk" banget belum mandi abis ngosrekin kamar mandi dan mual ngeliat muka sendiri di kaca. Buseet, muka apa panci isi minyak? Wkwkwkwk.

Tersebutlah dua emak yang aslinya kece bingitz, tapi "busuk". Doyannya dasteran di rumah. Yang satu gara-gara lagi libur, yang satunya emang udah "busuk" dari sononya. Ho oh, yang terakhir itu mah emang saya. Yang satunya lagi itu temen saya, Dewi Theo. Dewi ini kerjanya Make Up Artist profesional, lho! Terus minggu lalu saya ngekek aja baca statusnya di Facebook yang napasnya galau banget. Antara ngerasa udah karatan banget kelamaan libur di rumah, nggak dandan dan ganti daster dan keinginan kuat untuk dandan tapi buat apa? Semacam itulah kegalauan hati Jeng Dewi.


Sebagai perempuan berhati bidadari, hati saya terketuk untuk ... ngajakin Dewi dandan. Halah. Soalnya saya salah satu pengagum hasil kerja Dewi yang sering dia share di Facebook. Ya udah atuhlah, sekalian aja, mumpung lagi "busuk" di rumah, main-main kosmetik terus share ke temen-temen Emak Gaoel di sini pakai apa aja. Kan asik, yaa. Sebelumnya, saya udah pernah juga main-main dandan bareng gini sama Caroline Adenan, kita nyebutnya Make Up Battle, Friday Madness edition. Huahaha, itu mah "gila", bawa perabotan lenong ke mall, terus dandan bareng di food court. Baca ceritanya di sini, ya. 

Waktu Make Up Battle sama Oline di Grand Galaxi Park Food Court

Lanjut, karena selain saya berhati bidadari, saya juga berjiwa songong (kok kontradiktif), saya juga mau ikutanlah dandan-dandan walaupun masih dasteran dan busuk juga di rumah. Mandi aja belom. Huahaha. Jadilah, saya dan Dewi (di rumah masing-masing), masih dasteran (entah Dewi udah mandi apa belom, saya mah belom), dandan komplit mulai dari foundation sampai eyeliner melejit, hanya demi untuk bikin foto yang ada di sini. Yah, sebutlah kami: senang berbagi dalam daster. Enjoy!

Dewi Theo, Professional Make Up Artist

Dewi nggak ngasih foto before-nya. Alesannya, dese udah keburu dandan. Hmmm ... *lirik curiga* Menurut penjelasan Dewi, produk yang dia pakai untuk look natural (ala dasteran) ini adalah sebagai berikut:

Foundie : Cover Girl mixed with Loreal LUMI
Highlighter : Loreal LUMI
Concealer : Maybeline FIT
Contour : MakeoverID in Caramel
Powder : MakeOverID in Snow
Blush : Milani Baked Blush
Eyebrow: Silky Girl pencil in dark brown, NYX eyebrow kit
Eyeshadow: Naked 2 and Lorac pallete
Eyeliner : Borjouis
Mascara : Rimmel GLAM.
Lipstick : Sariayu Borneo B-04

Emak Gaoel, Professional Emak Gaoel

Dan untuk tampilan saya yang belum mandi kali ini, saya pakai:

Foundation: Mustika Ratu Simply Stay Caramel Latte
Concealer: POND's Pen Correction
Eyebrow: Sephora 
Eyeliner: Revlon Colorstay Black
Eyeshadow: Max Factor 
Eyelashes: D'Eyeko Natural Lash
Mascara: Estee Lauder Sumptuous Black
Lipstick: Oriflame Pure Color Radiant Red mixed with Oriflame The ONE Cranberry Cream.


Terlihat nyata kan, bedanya antara amatiran sama profesional? Saya boro-boro punya perangkat contouring dan highlighting. Kalau lagi sok tau, paling coba-coba contouring pakai sisa-sisa eyeshadow. Cian bener lu, mak. 

Yah, pokoknya gitu, deh drama sehari kehidupan dua emak berdaster minggu lalu. Semoga menginspirasi. (Menginspirasi gimana maksudnya? Supaya nggak usah mandi, gitu?)

Top 5 Most Viewed Posts on 2015 (And Why It's Popular)

$
0
0
Assalamu'alaikum.

I just read an article from one of social media experts yesterday. She asked, "Have you ever put together a "best of 2015" content article? If not, I would love to encourage to you consider it!" Why? Because you and many people who read your post will get a great values. You will be able to see what trends your blog was tending for the past year. From there, you'll be able to set new goals. For your visitors, they will be able to see some of your best contents for the last year. So, without further do, here are my top 5 contents of 2015 based on Google Analytics.



This post is my review about a very popular English course in Indonesia. I happened to experienced the placement test for my son. The tittle is intriguing, and the fact that this post is also my all time most viewed, it shows that there are a lot of people out there who is looking for this type of post. I suggest you to write similar post, especially if you have the experience. That would be great for your blog and useful for your readers. 



This was my old post, but still get the second place for the most viewed article on 2015. It is my tutorial of hand sewing my daughter's dress. It was my first and only experience sewing my daughter's dress. I was so excited and happy with the result. I also post step by step pictures there. I guess the words "Hand Sewing" were one of the things that drove people to come. If you have crafter's hands and a DIY's enthusiast, make some kind of tutorial posts on your blog would be great. I never realized that there are a lot of people looked for this kind of post until I posted it. Now, I have a special section here called "Tutorial and DIY"



Oh, it's no secret that hosting a blog competition or giveaways will give such tremendous visits for your blog. I usually hosted one or two blog competitions/giveaways in a year. It's a win-win event, fun for everybody. I got the traffic, the contestants got the chance to win something. Not to mention, you get new followers, and that means you get new friends. It's highly recommended activity for your blog. At least do it once a year. It's even better if you can get sponsor. 



This post is my review about a very popular funpark in Jakarta, Dunia Fantasi (Fantasy Land). I wrote it completely, from the ticket price to the how-to explore the whole area in there. And I also gave some tips so people won't be wasting their times there. I guess, because it's such a very popular tourism attraction, many people research the articles that contain the name; Dufan. This is also one of my all time most viewed post. So, for you who like to travel and visit interesting places, give some effort to write it down on your blog. A lot of people get help from there.



I'm not normally make this kind of tittle for a blog post. But since this post was to promote my new book, I used it. And, tadaaa! Some of you are so desperately looking for love. Hahaha. Other than that, I think this post is also popular because I put some of my Facebook's friends comments in there. I made some kind of polling about what stupid things they have ever done because of love. My suggestion, polling is another good way to increase your blog traffic. 

So, there! My Top 5 Most Viewed Posts on 2015. What's yours? ;)


Romantis Itu Kayak Gini

$
0
0
Assalamu'alaikum.

Mari kita mengendurkan urat syaraf tegang setelah kejadian serem kemarin (teror bom di Sarinah, Jakarta). Semoga ini kejadian terakhir! Biar nggak tegang, saya mau ngobrol-ngobrol ringan aja soal romantis-romantisan ala Emak Gaoel.

Tau deh, banyak istri (diam-diam) komplen, "Dulu pas pacaran, romantis banget. Giliran udah nikah sepuluh tahun, istri keselek malah nanya 'Kamu lagi ngapain?'" Wekekek. Tapi banyak juga kok yang (ngaku) bilang, "Ah, suamiku sih masih sama romantisnya kayak jaman pacaran. Masih meluk-meluk depan umum, gandeng tangan lagi di mall, nyium kening istri tiap pergi dan pulang kerja." Ciee, mesra cieee! Hihihi.


Saya? Saya sama suami mah romantis malesin. Masalahnya, saya ini romantic movies freak. Nontonnya gak jauh-jauh dari The Notebook, When Harry Met Sally, Pretty Woman, Titanic, Love Actually, dan sejenisnya. Baca novel juga gak bisa jauh-jauh dari novel romantis kayak Pride and Prejudice, The Time Traveler's Wife, The Fault in Our Star. Saya ini yang model, lihat adegan romantis dikit, mata langsung berkaca-kaca, dan perasaan langsung penuh gelora cinta. Semacam huek kadang-kadang, emang.  

Suami? Dari sejak pacaran modelnya udah kayak gitu. Casing mau pun software-nya ori, gak bisa diubah-ubah. Tongkrongan anak metal; cool, cuek, gak banyak omong. Cuma cewek-cewek beruntung (kayak saya, hahaha) yang mampu membaca gestur romantis cowok model gini. Jadi biar kayaknya cuek, buat saya tetep aja romantis. Sampai udah nikah, ya sama aja. Dia mah orangnya apa adanya. Menunjukkan sayang buat dia itu adalah dengan bentuk lain selain bunga, coklat, cincin, kata-kata pujian, pelukan dan ciuman. Ya iya, pastilah dicium, dipeluk, cuma itu nggak masuk ke agenda romantis bersama istri, karena dia emang gak punya agenda semacam itu. Hahaha.


Buat kami, romantis itu seperti ini:

1. Saling bertukar kabar via telepon. Aku di rumah, kamu di kantor, tidak lupa nitip beliin makanan sepulang kerja.

2. Duduk berdua di teras, minum teh hangat, ngemil bakwan goreng sambil nepok-nepok nyamuk.

3. Handphone di tangan masing-masing. Tertawa masing-masing karena sesuatu, tau-tau ketemu di komen status mutual friend. Pasangan socmed bingitz.

4. Menatap tumpukan piring kotor, lalu saling bertatapan penuh arti. Memberi isyarat lewat mata, "Kamu aja, ya?""Ah, kamu aja, deh.""Kamu!""Kamu!" Gitu aja terus sampe besok.

5. Berebutan kamar mandi begitu terdengar adzan magrib. Yang satu mau wudhu', yang satu lagi kebelet pup. 

6. Makan bebek goreng berdua, rebutan sambel. Tengah malam, rebutan kamar mandi.

7. Kamu kentut. Aku nggak mau kalah. Tiba-tiba tercium aroma yang lebih sengit. Si kecil pup dalam celana. *Edisi bocah masih baby*

8. Berdua menghadap layar laptop dengan muka tegang, melihat saldo rekening. Romantis tanggal tua.

9. Kita berdua teriak-teriak dari dalam rumah, manggil tukang roti. Tukang rotinya maburrr ngebut.

10. Kita berdua menunggu tukang siomay lewat di depan rumah. Begitu dia lewat, siomaynya habis.

11. Kamu mau menciumku, aku siap dicium. Bocah teriak, "Stop! Adult supervision!" What's the maksud. seh?

12. Kita jalan bergandengan. Aku kesandung, kamu ketawa. Thanks!

13. Menikmati cemilan di teras, kamu keselek pisang goreng. Kita panik, dan bocah ngomong, "Muka Papa lucu!" 


Dia beruntung punya istri kayak saya (ngok), yang biar pun saya ini such a sucker for romantic scenes, saya ini ringan hati menerima kekurangan sebagai suatu keistimewaan. Dengan begitu, hidup kami memang jadi beda aja warnanya. Saat buat orang lain, romantis itu adalah pink, buat kami romantis itu bisa jadi  hitam campur coklat. *mandi dalam lumpur* Kesimpulan serampangannya, buat kami, romanntis itu tertawa dan meringis bersama atau yang satu tertawa dan yang satu meringis. Hahaha.

Pada akhirnya, ini cuma masalah, kita menikmati hidup bersama orang yang kita cintai. Kadang, kalau lagi kumat rese-nya, saya suka sok gelendotan sambil bilang, "Dulu pas pacaran, kesandung dikit aja dipegangin kayak gelas takut pecah." Dia santai ngomong, "Sekarang abis nikah, dibeliin asuransi." Wuakakakak! Buat saya, jawaban itu adalah jawaban yang sangat romantis. Me like it! Sangat penuh perhitungan. Hihihihi. Bagaimana romantis kamu sama pasangan?

 Klik foto ini untuk tahu di mana lokasi foto ini diambil. Halah. :v
Viewing all 152 articles
Browse latest View live