Quantcast
Channel: Blog Emak Gaoel
Viewing all 152 articles
Browse latest View live

Donat Bakar Enak di Bekasi

$
0
0
Assalamu'alaikum.

Begitulah ....
Setelah bertahun-tahun menikah dan punya anak, ke mana-mana serombongan, akhirnya malam minggu kemarin saya dan suami bisa jalan-jalan berdua. Mengenang masa-masa pacaran. Halah. Kagak. Hahahaha. Kita pacarannya aneh banget soalnya, bawa-bawa adek gue nonton bola ke GBK. Ngik.

 Muka norak, jarang pacaran. Maklumin aja. 

Enihouuw, waktu saya jalan-jalan sama teman blogger keliling Summarecon Bekasi, saya naik bus Summarecon yang ada giant sticker di body bus-nya. Stickernya berisi info artis-artis yang mengisi panggung di Down Town Walk Summarecon Mal Bekasi tiap Sabtu malam. Terlihatlah foto Om Ahmad Albar di sana (sok ikrib). Bersanding dengan Ruth Sahanaya, Dian Pramana Putra, dan Atiek CB. Duh, kalo liat artis jadul legendaris gini, saya langsung ingetnya sama pak suami. Dia pasti mau banget nonton Ahmad Albar live. Dan ini di Bekasi! Ahmad Albar mendarat di Bekasi! Owh! Dadah-dadah ke pesawat luar angkasa.


Postingan ini nggak nyeritain kentjan nonton Ahmad Albar-nya sih. Soalnya pak hubby udah cerita di blognya. Lengkap, mulai dari personil band pengiring, song list sampai nama teman-teman yang kita temui di sana. Yang mau saya ceritain adalah, apa yang kami lakukan setelah nonton acara itu. Mwahahaha! Ngeres situ, ya? Dih!

Horee! Punya foto selfie bareng Ahmad Albar. Tapi jauh. Dia di panggung, aku di laut. -_-

Pulang dari Summarecon Mal Bekasi sekitar jam setengah 10 malam, kita berdua kelaparan. Saya ingat salah satu mama teman Safina di sekolah sempat nunjukkin foodcourt di dekat rumah. Tepatnya di Villa Jaka Setia. Sedikit belok dari arah pintu masuk Taman Galaxi patung kuda satu. Mampirlah kami ke sana. Pesan mie kocok semangkok berdua dua mangkok. Nyam. Kenyang!


Pas mau pulang, baru ngeh kalau di kios sebelah mie kocok, gerobaknya rada menarik perhatian. Bungkus Silverqueen raksasa edisi Valentine kemarin tersusun rapi. Plus jar Ovomaltine yang lagi kekinian banget itu. Plus marsmallow warna-warni dan cereal berupa bentuk. Aih, apaan, nih? Cucok kayanya buat oleh-oleh bocah,  pikir saya.



Mampirlah saya ke kios tadi. Namanya Donat Bakar Celeb Bread. Ya ampun, kok cucok banget namanya sama aku yang seleb inih? *dibanjur coklat panas* Hihihihi. Saya pun pesan donat bakarnya yang ternyata ukurannya lumayan bikin kenyang, lebih gede dari telapak tangan orang dewasa dan tebel banget, cuy! Filling dan topping bisa milih sendiri. Filling pake saos coklat biasa, Ovomaltine, Milo, strawberry, dan banyak lagi. Topping pilihan ada marshmallow, cococrunch, star cereal, Kraft cheese, Oreo. Macem-macem, deh. Saya pesan donat bakar Silverqueen, donat bakar coklat topping marshmallow dan donat bakar Ovomaltine topping cococrunch. Hiyyaakh! *elus-elus perut gembul*



Jadi tuh donat sebenernya udah siap santap, tapi terus diolah lagi. Pertama dibelah, dikasih filling sesuai keinginan, terus ditutup lagi kayak burger. Abis itu di-grill beberapa menit. Setelah itu ditaburi topping. Huaaa! Dimakan panas-panas, yang marshmallow rasanya bikin nangis. Eeundang bahngeeuuud. T_T. Yang Silverqueen pun rasanya bikin terharu hore gemana geto. Ampun, dah! Abis ini puasa dua minggu! Overall, untuk harga berkisar Rp 16.000 - Rp 20.000-an, donat bakar Celeb Blog Celeb Bread ini enak. Tapi jangan disisain buat besok, ya. Soalnya kalau udah dingin, jadi rada keras. 



Yang mau mampir, silakan menuju Bekasiii! Naik rokeeet! Hahahaha. Selain di Foodcourt Villa Jaka Setia, Celeb Bread ini katanya juga ada di Kemang Pratama. Mudah-mudahan rasa dan harga cocok juga sama kamu. Kalau saya sih cocok. Nggak tau, Mas Anang. :P

INFO PENTING! 
IKUT LOMBA BLOG GO FOR IT DI SINI, YA!  
BERHADIAH 3 ANDROMAX 4G LTE DAN PULSA TOTAL RP 300.000!

Lapak untuk Berqurban

$
0
0
“Sesungguhnya Kami telah memberikan karunia sangat banyak kepadamu,   maka sholatlah untuk Tuhanmu   dan sembelihlah kurban.” Al Kautsar: 1-2

Hayo! Idul Adha sebentar lagi. Sudah beli hewan qurban? Atau masih ngumpulin dananya? Belum terlambat. Masih ada waktu beberapa hari, walaupun kalau menunggu sampai mendekati hari-H biasanya harga hewan qurban bisa naik, ya. Atau teman-teman masih bingung mau beli hewan qurban di mana dan mau menyalurkannya ke mana?



Sharing aja (dan ini mungkin pengalaman banyak orang juga), tiap mau berqurban saya selalu dibuat galau. Maunya sih nggak repot dengan urusan cari-cari hewan qurban ini. Karena repot yang saya maksud di sini kompleks sekali. Mulai dari mencari hewan qurban yang bagus, harga yang sesuai budget, sampai lokasi distribusi daging qurban. Khusus untuk pendistribusian ini, saya biasanya kasih perhatian lebih. Makanya biasanya saya suka survey dulu, kampung mana yang butuh hewan qurban. Karena kalau saya mau enaknya aja pilih berqurban di dekat rumah, misalnya, suka sedih karena daging qurban berlimpah sampai dibagi-bagi ke penghuni perumahan yang notabene sudah biasa makan daging tiap hari. Rasanya kurang tepat sasaran mengingat masih banyak di tempat lain saudara-saudara kita yang jarang bertemu daging untuk dimakan. Jangankan daging, mungkin rumah dan pakaian pun mereka masih bergantung pada uluran tangan kita. 

Alhamdulillaah, kegalauan saya tahun ini terjawab. Segala tetek bengek dalam mencari hewan qurban menjadi sesederhana klak-klik di layar laptop/smartphone. Ketemu online marketplace super lengkap yang sampai hewan qurban pun ada itu jadinya seperti do’a yang dijawab. Bayangin, hewan qurban sekarang bisa beli online! 


Kalau kamu buka Bukalapak, di sana bisa kita temukan bagian khusus penjualan hewan qurban atau Lapak Qurban. Ini bukan sub-kategori temporer di Bukalapak, lho. Artinya, kapan pun kita mau beli hewan untuk qurban atau disumbangkan, kita selalu bisa mencarinya di sana. Karena selain untuk keperluan Idul Adha, Lapak Qurban ini bekerja sama dengan Global Qurban dan Aksi Cepat Tanggap (ACT) Indonesia untuk urusan pendistribusian daging qurban yang dibeli di Lapak Qurban. 

Bukalapak adalah adalah online marketplace yang aman, baik untuk penjual maupun pembeli, karena menerapkan sistem Rekening Bersama dengan pola: pembeli transfer dana ke Bukalapak setelah konfirmasi pembelian, Bukalapak akan meneruskan pesanan ke penjual, penjual akan mengirimkan pesanan ke pembeli, dana akan diteruskan ke penjual setelah pembeli konfirmasi telah menerima pesananannya. Saya suka sama konsep Bukalapak karena mereka mendukung dan memberdayakan UKM di seluruh Indonesia. Jaminannya juga jelas, 100% uang kembali jika dalam 4 hari barang pesanan pembeli tidak dikirimkan oleh penjual. 


Untuk Lapak Qurban sendiri, semuanya dikonsep secara detil karena menganut prinsip amanah. Ada titipan masyarakat di sana untuk menyampaikan qurban mereka kepada yang membutuhkan. Artinya, kepercayaan menjadi sebuah nilai yang harus dijunjung tinggi oleh Bukalapak dan Lapak Qurban.

Ini ilustrasi saya untuk menjelaskan dengan gampangnya kenapa kita sebaiknya membeli hewan qurban di Lapak Qurban, Bukalapak.

1.All in

Mulai dari penyediaan hewan, pemotongan hewan qurban, distribusi, dokumentasi sampai laporan lengkap setelah daging qurban diterima yang berhak mendapatkan, akan dikirim secara berkala kepada pequrban. Harga sudah termasuk biaya operasional: sosialisasi, penyediaan hewan, pemotongan, distribusi, dokumentasi dan pelaporan.





2.Distribusi tepat sasaran

Lapak Qurban punya database daerah-daerah yang membutuhkan mulai dari desa tertinggal dan rawan pangan di seluruh Indonesia, daerah musibah sampai daerah konflik dalam dan luar negeri. Iya, mereka juga bisa menyalurkan sampai ke daerah konflik di luar negeri seperti di Gaza, Palestina karena bergandengan tangan dengan Global Qurban dan ACT Indonesia. Global Qurban berwenang untuk menentukan wilayah prioritas distribusi.




3.Sertifikat pembelian hewan qurban

Pequrban akan menerima sertifikat pembelian hewan qurban sebagai bukti terdaftar sebagai pequrban.











4.Bebas memilih jenis hewan qurban

Sapi, kambing, sampai unta. Okesip! Qurban anda akan dipotong dan didistribusikan pada Hari Raya Idul Adha atau hari Tasyrik 1436 H/2015.








5.Laporan lengkap secara berkala

Mulai dari laporan pembelian hewan qurban via e-mail sampai laporan berupa SMS sesaat setelah hewan qurban disembelih dan didistribusikan. Termasuk juga foto-foto dokumentasi penyembelihan dan pendistribusian daging qurban akan dilaporkan kepada kita. 






Mau nggak ribet nyari hewan qurban, tapi pengen daging qurbannya didistribusikan tepat sasaran? Lapak Qurban di Bukalapak solusinya. Jangan nunggu-nunggu lagi buat berqurban, ya. Nanti kalau ada yang nyindir, “Beli motor bisa, masa beli kambing nggak mampu,” pasti sebel, kan? Hihihihi. Inget lagi ayat di atas, kita sudah diberi karunia begitu banyak, berqurbanlah.  

Friday Madness, Blogger's Make Up Battle

$
0
0
"Ayo, Mak! Kita practice bareng sambil nonton video Youtub-nya!"

Itu tadi ajakan "beracun"Oline (Caroline Adenan), sahabat blogger saya hari Jum'at minggu lalu. Oline baru posting video tutorial make up di wall Facebook-nya Sebagai penggila make up juga, saya ikutan komen, dong di sana. Ternyata berlanjut dengan ajakan "latihan" bareng dari Oline yang notabene saya suka banget sama review make up di blognya itu. Waah, mari kita laksanakan!




Setelah berusaha nyuekin sakit flu yang masih ngendon di bodi bohay saya ini, akhirnya saya japri Oline untuk janjian. Kepikiran sebenernya, mau dendong bareng di mana, deh? Secara Oline masih punya baby, Narend. Becanda aja mau nguprek-nguprek perabotan lenong deket-deket anak bayi gitu. Hahahaha. Mau di rumah saya pun, kondisi tidak memungkinkan, karena panas ya, bo! Keburu meleleh kulit wajah sebelum make up ketempel. Hadeeh! Pilihan paling pas emang di mall. Belagak gila ajalah, bawa perabotan lenong ke mall dan dandan berdua. Wkwkwkwk.


Ide gila itu jadi kenyataan juga. Sorenya saya dan Oline udah duduk manis di Food Park, Grand Galaxi Park, lengkap dengan peralatan tempur yang kita bawa dari rumah. Dengan perjanjian, tidak dandan sama sekali pas berangkat, kita ketemuan dengan muka polos (baca: lecek), belum kesentuh make up. Tapi da' kita mah santai aja, sih. Mau dandan gak dandan, tetep bergetar, kok. Apa ini?

Sayangnya, video Youtube mau mau kita jadiin tutorial sore itu gagal ter-donlod di hape Oline. Akhirnya kita main dandan-dandanan ala-ala selera masing-masing aja. Untuung Food Park sore itu rada sepi. Walaupun ada beberapa orang yang lewat meja kita ngelirik sadis karena meja penuh sama peralatan kosmetik milik saya dan Oline. Saya mah cuek, gak tau deh Oline. Hahaha.


Seneng banget bisa play date gini sama temen yang sehobi, karena saya lagi jenuh banget nulis dari rumah. Sore itu, selain asik pake make up, jadi ajang tukar pikiran seputar make up dan kosmetik, deh. Semacam penting banget temanya, tapi karena kita berdua hobi dan suka, ya emang enjoy aja ngobrolinnya. 

Mulai dari lihat-lihat warna lipstik, saya jadi tahu, Oline takut pakai warna gelap, sedangkan saya justru anti sama warna lipstik yang terang. Beda banget emang, karena warna kulit kita aja udah beda jauuh. Terus Oline rada-rada cemen pake eyeliner warna ungu, sedangkan saya justru suka banget pake eyeliner warna-warni. Obrolan makin seru membahas seputar brush make up. Beli di mana, harganya berapa, yang jenis itu buat apa, yang jenis ini buat apa. Salah satu brush milik saya malah "diperawanin" sama Oline, karena saya nggak pernah pakai sebelumnya. Iyeh, kosmetik ekeh banyak, tapi yang dipake yang itu-itu doang. Hihihihi. 


Pilihan eyeliner favorit pun ternyata kita beda. Oline ternyata lebih suka pakai yang model pasta/cream, sedangkan saya fans berat liquid eyeliner. Saya jadi belajar juga gimana caranya pakai eyeliner cream begitu. Dan cara kita makai bulmat pun beda. Oline lebih jago make bulu mata dengan tangannya langsung, sedangkan saya masih butuh bantuan lash applicator. Tapi teteup, eyelash pilihannya sama, dong! Lirik Pungky, juragan bulu mata. ;)

Pokoknya, hari itu resmi kita sebut sebagai Friday Madness. Beberapa temen nyangkain kegiatan kita berdua ada yang sponsorin. Huahaha. Kagaaak! Murni iseng doang, pengen main ini mah. Macam emak-emak kurang gawean aja lu, Mak! Dan make up battle kami sore itu selesai dalam waktu hampir dua jam. Diselingi cekakak-cekikik, ke toilet gara-gara kebelet dan beli minum beberapa kali. Sesi foto-foto juga dari awal sampai akhir gak berenti-berenti. Monggo, jangan mual ya liat foto saya. :v




Before-After. Muke before-nya kece berat, yak! Mwahahaha! 

Senenglah, ada refreshing kayak gini. Nggak direncanain, tapi ternyata jadi seru. Kapan-kapan pengen lagi, ah. Ada yang mau ikutan? ;) Ini cerita Oline tentang Make Up Battle kami di Friday Madness sore itu. Friday Madness ini tidak lupa ditutup dengan selfie di kaca kamar mandi mall. Penting! :v



Tujuh Tahun Membangun Branding Emak Gaoel

$
0
0
Assalamu'alaikum.


Kepincut sama Giveaway Mak Uniek di blognya, karena temanya pas banget buat posting tsurhat. Hahaha. Semacam udah lama melupakan blog ini sebagai ajang ngoceh awalnya dulu. Sekarang ini Blog Emak Gaoel udah makin gado-gado isinya, dan makin rame sama yang follow. Semoga yang follow nggak lagi khilaf. Aamiin!

Seperti banyak kejadian yang dialami blogger; eksis di dunia maya, bukan berarti ngeksis juga di dunia nyata. Lah, kadang kalau ditanya, "Kerjanya apa?". Saya jawab, "Ngeblog," gak cuma satu dua orang yang keningnya berkerut, nggak paham saya lagi ngomongin apaan. Dan percakapan akan berlanjut dengan menjelaskan apa itu blog, blogger dan ngeblog dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. Karena biasanya dijelasin panjang lebar pun, ujung-ujungnya respon yang saya dapat rada absurd. "Itu kerjaan?" Semacam itu, deh. Hhhh ....

Lagian, kenapa juga saya sok PD jawab NGEBLOG kalau ditanya orang? Karena sehari-hari saya emang nggak jauh-jauh dari nulis di blog. Lah, apa dong namanya kalau bukan kerjaan? Wkwkwkwk, cetek lu, Mak! 

Cuma nulis doang? 

Pertanyaan, "Cuma nulis doang?" itu minta banget dislepet sebenernya. Tapi untunglah Bundadari ini berhati lembut. Berusaha paham kalau penjelasan saya pun mungkin nggak cukup-cukup amat buat menggambarkan kalau ngeblog itu bukan "Cuma nulis doang." Ada keringat, air mata dan darah yang tertumpah dalam proses menghasilkan satu buah tulisan di blog. Call me lebay, tapi rasanya emang begitu, sih. 

Nulis di blog, walaupun isinya kayak apaan tauk ini, nggak pernah sekali pun saya asalan pencet tombol publish. Sebelum menulis di dashboard, saya riset dulu tentang tema yang mau ditulis. Baca sana sini, makan waktu, tapi nggak merasa rugi juga melakukannya. Baca kan nambah ilmu, yes? Abis baca-baca, semedi dulu sambil jongkok. Eh. 

Terus apa kabar kalau bloggernya model gaptek kayak saya gini? Apa-apa nanya. Apa-apa kudu liat tutorial di Youtube. Mau masukin link ke tulisan, liat Youtube. Mau ngedit foto, liat Youtube. Mau bikin video, liat Youtube. Mau permak blog, liat Youtube. Apa-apa Youtube. Mending kalau sekali liat, langsung bisa. Kalo kapasitas otak pas-pasan kayak saya gini, mesti dua tiga kali nonton, baru ngerti. Alhamdulillaaah, yaa. Tiap itu jadi belajar hal baru.

Sesuatu banget rasanya bisa gabungin 3 video ke dalam satu frame dan berhasil upload ke Youtube. Prestasi! :v

Kayak di tulisan ini, saya ngubek aplikasi foto editing dulu semaleman. Demi cuma bisa bikin buletan-buletan ijo-nya. Hahaha. Kalau di tulisan ini, karena modelnya reportase kunjungan, mau gak mau saya harus pinter-pinter mengolah data seabrek dari press release. FYI, dapat press release itu bukannya bikin gampang kerjaan kalau buat saya. Malah harus lebih muter otak supaya tulisan kita nggak kayak laporan kerja atau tulisan di koran. Lah, namanya juga blogger, sentuhan personal itu penting, kaan. Dan di tulisan ini saya mulai metamorfosis dari ulat menjadi kupu-kupu emak gaptek menuju emak rada pinteran dikit bikin video. Akhirnya bisa juga edit-edit video dikit sebelum di-aplod ke Youtube dan bikin postingan berdasarkan video itu. Dengan bangga, sekarang kumpulan Safina's Home Video udah bisa dilihat di sini, Maks! ^_^

Karena selalu belajar hal baru dan selalu ada cerita berbeda di balik tiap tulisan saya di blog ini, saya jadi semangat terus untuk ngeblog. Kalau gini caranya, pelan tapi pasti, saya pasti bisa jadi orang pinter! Semangat! Hahahaha. 

Dapet apa dari ngeblog?

Dapet HAPPY! Banyak latar belakang blogger memulai perjalanan ngeblognya. Saya pribadi, diawali dari basi banget nggak ada kegiatan di rumah selain ngurus anak-anak, rumah dan suami. Ketemu blog, rasanya kayak ketemu mantan. Eh, salah. Ketemu blog rasanya kayak ketemu sama hasrat yang sempat hilang dan terlupakan. 

Bisa ketemu penulis idola jadi salah satu bonus menyenangkan menjadi seorang blogger ^_^

Begitu terjun ngeblog, perlahan tapi pasti, semangat saya meningkat. Berawal dari curhat seharian sama anak, meningkat ke protes kecil-kecilan soal jalanan rusak depan kompleks rumah. Lalu meningkat nulis tentang hasil jalan-jalan dan jajan sekitar rumah. Nggak lama nulis soal buku-buku yang saya baca. Terus iseng-iseng nyelipin satu dua tulisan fiksi ala ala saya. Semuanya, deh. 

Sampai saat ini, dari ngeblog saya bisa dapet duit! Eh, ada yang mau bayar tulisan saya di blog ternyata. Emejing! Tawaran pekerjaan menulis review mulai berdatangan. Beberapa saya ambil, beberapa saya tolak. Biar gimana, sulit untuk menulis sesuatu yang nggak sesuai sama hati nurani. Beberapa topik memang saya "haramkan" untuk dibahas di blog ini. Selain itu, hayuk aja.

Kalau udah denger duit, langsung deh telinga berdiri. Padahal proses sampai invoice pembayaran cair itu juga bukan perkara gampang. Kalau model kerjaannya harus meliput acara, artinya saya harus luangkan waktu untuk ninggalin anak-anak di rumah, keluar ongkos transport, bawa-bawa kamera dan laptop berat, keliling-keliling event kayak wartawan beneran. Ini kerja. Tapi dibawa happy karena sekalian bisa ketemu teman-teman blogger. 

Precious moments with my fellow bloggers :*

Pertama kali dapat bayaran dari tulisan saya di blog, mata saya langsung melek. Ada peluang di sini. Ternyata, selain mengisi waktu dengan exercise otak, ngeblog juga bisa bantu-bantu nambah isi dompet sendiri. Mulailah saya belajar sedikit-sedikit. Saya sadar banget, kadar gaptek saya udah di ambang batas memprihatinkan. Kalau nggak mau belajar, pasti cepet banget ketinggalan sama kemajuan jaman dan teknologi.

Yang tadinya males belajar ngulik statistik blog, dikit-dikit belajar dari temen-temen blogger yang udah jago. Mulailah saya kenalan sama yang namanya Google Analytics (walaupun sampai sekarang masih aja suka bingung). Yang tadinya pasrah cuma bisa foto asal-asalan, mulai belajar teknik dasar potret-potret dan edit-editan. Yang tadinya mager banget buat bikin video, pelan-pelan mulai belajar akrab sama video editing dan upload ke Youtube. Pokoknya nikmat bener dah proses belajarnya, karena HAPPY!

Hayati lelah, Bang. Ngulik analytics gak mudeng-mudeng. -_-

Sampai nggak terasa udah tujuh tahun ngeblog. Banyak yang udah saya dapat dan pelajari. Tapi masih lebih banyak yang saya nggak tahu. Saya masih penasaran sama banyak hal seputar blogging. Itu yang bikin tiap postingan selalu berkesan buat saya, karena setiap menulis satu artikel, selalu ada hal baru yang harus saya pahami.

Di luar peluang mendapat income dari ngeblog, sekarang ini sebenarnya saya lebih fokus untuk menciptakan personal branding saya sebagai blogger. Pengennya, suatu saat nanti, kalau orang baca tulisan saya, pada bilang, "Emak Gaoel banget ini bahasanya." Hahahaha, kenapa saya pengen banget gitu dikenal sebagai si Emak Gaoel? Penting buat saya menancapkan kuku dengan kokoh di dunia maya. Karena banyak peluang yang bisa terbuka jika posisi saya di blog dan social media sudah stabil. Untuk sekarang mungkin masih sejauh peluang mencari income tambahan. Tapi ke depannya saya ingin dapat peluang untuk bisa berbagi banyak hal positif, bisa ikut terlibat dalam gerakan-gerakan yang memberi manfaat ke masyarakat luas, ingin juga lebih banyak terlibat dalam kegiatan offline untuk memasyarakatkan ngeblog. Pokoe seperti banyak blogger inspiratif yang jadi idola saya di luar sana. 

Makanya, dalam rangka branding sebagai si Emak Gaoel yang gagal gaul dan gaptek ini, saya mah gak mau jaim kalau nulis di blog. Bahasa yang saya pakai (walaupun) untuk pekerjaan review sekali pun, selalu saya usahakan sebagai bahasa Emak Gaoel, bukan bahasa iklan atau jualan. Dan nulis tema serius (apalagi buat jualin produk orang lain) pake bahasa kayak gini, itu susah-susah nikmat, cyin! Kudu punya strategi dan lihai bermain kata. Tsah! Salah-salah, jatuhnya bisa kayak nggak respect sama tema/produk yang ditulis. Jadi, please, ini tulisan biar dibacanya kayak ditulis gak pake effort, percayalah saya sampe nungging-nungging ini bikinnya. :v So guys, my fellow bloggers, ciptakan peluangmu lewat ngeblog

Giveaway Cerita di Balik Blog


Go Set A Watchman, Novel yang Melahirkan To Kill A Mockingbird

$
0
0
Assalamu'alaikum.

12 September 2015 bisa dibilang sebagai hari lahirnya kembali Harper Lee di Indonesia. Setelah sebulan sebelumnya, novel "terbaru"nya dalam 60 tahun terakhir, Go Set A Watchman, hadir di USA dan Eropa, Harper Lee tidak hanya memberi kejutan bagi pecinta Scout dan Atticus dalam To Kill A Mockingbird, tapi juga kontroversi dan rasa penasaran.

Saya sudah membahas seputar kehebohan kehadiran Go Set A Watchman di sini. Feel free to dig in. Ketika Go Set A Watchman akhirnya tiba di tangan saya melalui Mizan, saya tidak bisa menunggu terlalu lama untuk membacanya hingga tuntas. Seperti yang kita tahu, To Kill A Mockingbird adalah karya legendaris. Dan di atas itu semua, To Kill A Mockingbird juga satu-satunya karya Harper Lee di dunia literasi. Fakta ini memberikan posisi prestise bagi Harper Lee dalam dunia buku fiksi dan sastra dunia. She's a legend. Dengan hanya satu karya, dia mampu mengguncang dunia. 

Mengenal Scout, si gadis kecil dalam To Kill A Mockingbird dan Atticus Finch, sang ayah, yang digambarkan sebagai ayah teladan dan pemberani, membuat banyak orang bertanya-tanya, seperti apa Scout ketika beranjak dewasa. Bagaimana hubungannya dengan sang ayah? Siapa laki-laki yang dicintainya? Masalah apa yang dihadapi mereka di masa itu?

Adalah sebuah kejutan ketika kita membaca buku dengan sebuah asumsi yang sudah terbentuk terlebih dahulu. Itu yang terjadi pada diri saya ketika membaca Go Set A Watchman. Saya menemukan kejutan besar karena menganggap bahwa Go Set A Watchman adalah kelanjutan dari kisah To Kill A Mockingbird. Masih teringat jelas dalam To Kill A Mockingbird bagaimana Atticus Finch muncul sebagai sosok pembela kaum negro di masa ketika rasialisme adalah isu paling keras yang menghantam Amerika kala itu.

Kisah diawali dengan kepulangan Scout (Jean Louise), 26 tahun, ke kampung halamannya, Maycomb untuk menjenguk sang ayah, Atticus Finch. Kepulangannya kali inilah yang memberikan twist hebat dari asumsi awal saya yang berdasarkan pada buku To Kill A Mockingbird. Bagaimana mungkin seorang Atticus Finch bisa berubah pandangan tentang masalah rasialisme di Amerika saat itu? Atticus, sang ayah ideal, pembela kaum segala warna kulit dalam To Kill A Mockingird telah "dipelintir" oleh Harper Lee menjadi sosok aktivis rasis yang membedakan manusia berdasarkan warna kulit. Saya tidak bisa cerita banyak kenapa hal ini bisa terjadi, karena kamu harus caru tahu sendiri, dong!

Selain isu utama seputar rasialisme, Go Set A Watchman juga dibumbui dengan kisah roman antara Jean Louise dengan lelaki pujaannya, Hank. Ditambah kerikil-kerikil kecil yang cukup memberi greget dalam interaksi Jean dan bibinya, Alexandra. Semua menjadikan Go Set A Watchman menjadi satu ramuan lengkap yang siap disantap.

Begitu ramainya pemberitaan media tantang kelahiran novel ini, membuat saya tidak bisa mengabaikan beberapa fakta unik.

1. Go Set A Watchman terbit 60 tahun setelah To Kill A Mockingbird. Tercatat, ini adalah buku KEDUA Harper Lee selama hidupnya. 

2. Terungkap bahwa ternyata Go Set A Watchman adalah naskah yang ditulis Harper Lee sebelum dia menulis To Kill A Mockingbird.

3. Naskah Go Set A Watchman telah lama dianggap hilang, sampai akhirnya "ditemukan" kembali tahun 2014 dan diterbitkan.

4. Penjualan minggu pertama Go Set A Watchman mengalahkan Harry Potter dan 50 Shades of Grey.

Mbak Esti Budihabsari, salah satu bagian dari tim penerjemah Go Set A Watchman di Mizan, berbagi pengalamannya seputar menerjemahkan novel ini. Tapi itu nanti aja, ya kita bahas di sini atau kepo-in blog Kampung Fiksi. ;) Yang jelas, waktu saya tanya Mbak Esti apa kesannya setelah menerjemahkan novel Go Set A Watchman, Mbak Esti berkata:

"Harper Lee adalah salah satu penulis terbesar abad 20. Hanya dengan satu buku, To Kill A Mockingbird, dia melegenda. Buku itu terjual lebih dari 40 juta kopi, diterjemahkan dalam berbagai bahasa dan hingga kini masih terjual sejuta kopi setahun di Amerika saja. Makanya banyak orang yang menyayangkan kenapa Harper Lee tidak menulis lagi. Go Set A Watchman ini, adalah tulisan Harper Lee yang pertama sebenarnya. Dia lebih dulu menulis kisah ini, lalu oleh editornya dia disarankan menulis kisah Jean Louise saat dia masih kecil, karena itu lahirlah To Kill A Mockingbird. Go Set A Watchman ini bisa dibilang sebagai naskah yang ‘melahirkan’ buku legendaris To Kill A Mockingbird. Naskah Go Set A Watchman ini sudah dianggap hilang selama 60 tahun. Harper Lee pun sudah tak ingat dia masih menyimpan naskah ini. Jadi surprise banget ketika akhirnya Go Set A Watchman terbit. Mengingat usia Harper Lee,  kemungkinan besar Go Set Watchman ini akan menjadi warisan terakhir Harper Lee karena dia sudah 89 tahun. Go Set A Watchman ini mengisahkan tentang prasangka dan rasisme, ditulis 60 tahun lalu tapi sangat relevan dengan situasi sekarang ini."

By the way, imajinasi saya jadi liar baca pernyataan Mbak Esti, "Mengingat usia Harper Lee, kemungkinan besar Go Set Watchman ini akan menjadi warisan terakhir Harper Lee karena dia sudah 89 tahun." Hmmm, siapa tahu, sebenarnya Harper Lee selama ini terus menulis, dan ada puluhan naskah dalam ruang penyimpanan rahasia, menunggu untuk ditemukan seperti harta karun di kapal karam? Ahahaha. 

PS: Pantengin Twitter saya dan Kampung Fiksi, ya. Kita akan ngadain kuis seputar novel ini, berhadiah buku dan merchandise dari Mizan. ;)

Talented Artists on My Timeline: InkTober's Story

$
0
0
Assalamu'alaikum.

Emak Gaoel apa sih yang gak diikutin demi stateus kekinihhan? Byahaha! Pokoknya apa yang rame di TL, langsung songong pengen ikutan. Soal punya kemampuan atau nggak, urusan belakangan. Yang penting eksis. Hadeuh! Kapan tobat, mak? 

Sebenarnya udah lama saya punya teman-teman yang beneran talented soal "coret-coret" di atas kertas mau pun di komputer pakai aplikasi menggambar yang super njelimet itu. In fact, saya udah jadi saksi bakat "tukang gambar" abang saya, Si Lensa Boetoet, sejak saya masih kinyis-kinyis nggemesin ngeselin. Walaupun abang saya ini sekarang nggak murni berkecimpung jadi "tukang gambar" (baca: desainer grafis), tapi hobinya coret-coret masih sesekali dilakukan. Banyakan main kamera sih sekarang doih. :p

Lensaboetoet.com
 Lensaboetoet.com
Lensaboetoet.com

Berhubung besok udah masuk Oktober, ada keriaan berupa festival menggambar menggunakan tinta bagi pecinta doodling sedunia yang dinamakan InkTober. Ini bukan lomba, sih. Cuma seru-seruan bareng bikin gambar menggunakan pulpen/tinta dan posting di social media selama bulan Oktober. Saya jelas dong pengen ikutan, gak peduli bentuk gambar kek gimana. Kek gimanalah gue ini. Maapin aja, ya. Yang penting kita seru-seruan bareng. Hahaha. Makin lama makin ngeselin gaya lu, mak!

Salah satu talented friend saya di urusan sketching adalah Mak Carra yang saya kenal di komunitas blogger. Alhamdulillaah ya, saya mah kalo liat orang punya bakat yang saya nggak punya, saya cenderung jadi ngefans ketimbang sirik. Maklum, jiwa saya emang masih abege (gampang jatoeh tjinta). Mak Carra ini sering upload hasil "coret-coret" isengnya di FB. Dan saya cuma bisa mangap-mangap kayak Nemo ngeliat hasil karyanya. Walaupun pengakuan beliau (((BELIAU))), cuma iseng dan kalo lagi mood doang kok bikin sketsa gitu. Teuteup aja. Iseng aja hasilnya keren gitu, gimana serius? Lah akoh? Kalo iseng, hasilnya suka bikin orang kesel. Apalagi kalo serius, makin ngeselin. :( Eniwei, enjoy beberapa karya Mak Carra ini. Kalau mau lebih puas, follow IG-nya Mak Carra. Beugh! 

 Carra
Carra

Satu lagi bakat yang tidak sengaja saya temukan di timeline FB adalah Mas Satia, yang notabene adalah sahabat suami saya. Waktu itu nggak sengaja lihat beberapa hasil kerjanya membuat sketsa untuk profil karyawan sebuah perusahaan. Kalau Mak Carra dan Abang saya lebih ke "coret-coret" langsung di atas kertas, Mas Satia ini membawanya ke next level, sketching digitally. Eh apalah istilahnya, saya suka nyiptain istilah sendiri emang. :p Pokoe, hasil goresan tangannya disempurnakan pakai aplikasi komputer. Malah sebagian besar proses awal, menurut pengakuannya, Mas Satia ini menggunakan mouse pen. Ampun dijeh, megang pensil aja saya nggak lurus, gimana bisa nggambar pake mouse pen? Yah, jangan dibanding-bandinginlah. Udah kayak langit sama ampas kopi di bak cuci piring banget itu. 

Dan berhubung saya orangnya suka sok ikrib dan celamitan, saya request lewat pak suami ke Mas Satia untuk bikinin sketsa wajah saya. Yah, siapa tahu ya, kalau dibikin dalam bentuk sketsa muke gue bisa rada ketolong. Alhamdulillaah, beneran ketolong, cyiin. Aku tampak lebih muda bergelora menggetarkan dunia durjana ini. Nih, buktinya. (((JANGAN GUMOH)))

 Satia
Satia

Kegiatan sketching Mas Satia ini udah masuk ranah profesi karena sudah terima banyak pesanan untuk sketsa pre-wed, keluarga bahkan perusahaan. Sambil sibuk dengan pekerjaan lainnya yang masih berhubungan dengan seni rupa, Mas Satia menerima pesanan sketsa. Kalau minat boleh cek dulu nih hasil guratan "pena tikus" Mas Satia dalam bentuk coretan awal dan belum dipoles. 

 Satia
 Satia
Satia

Kayanya saya nggak akan pernah bosen melihat-lihat hasil karya orang-orang berbakat begini. Kalau mau lihat karya lain dari buanyaaak artist-artist doodle muda berbakat di Indonesia, silakan follow akun @doodleartindonesia dan @myindodoodle. Sekalian bisa buat cari inspirasi buat ikutan InkTober. Kamu ikut? Saya ikut, dong! :D

Menjaring Ilmu di Smesco Netizen Vaganza 2015

$
0
0
Assalamu'alaikum.

Yang tinggal di Jabodetabek, udah pernah lewat gedung SMESCO di Jl. Gatot Subroto, Jakarta? Sering lewat, tapi tahu nggak SMESCO itu apa? Hahaha, jujur baru hari Sabtu (26/9) kemarin saya tahu SMESCO itu kepanjangan dari Small and Medium Enterprises and Cooperatives, atau istilah bekennya dalam bahasa Indonesia adalah KUKM (Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah). Ngaku aja gaul, gitu aja baru tau. Hiks. Tapi bukankah lebih baik terlambat dari pada tidak sama sekali, Ronaldo? *telenovela*

SMESCO Netizen Vaganza 2015

Ngapain saya ke SMESCO hari Sabtu kemarin? Nah, ini kalau sampai anak gahol socmed nggak tau, keterlaluan banget. Ada acara super duper keren selama dua hari (26-27/9) kemarin di SMESCO. Acara bukan sembarang acara, tapi benar-benar disiapkan khusus untuk yang ngaku netizen sejati. Akrab sama social media? Smartphone nggak pernah lepas dari tangan? Gatel kalau sejam doang nggak nge-tweet? Gelisah lihat kaca bening, bawaannya pengen selfie dan langsung posting di Instagram? Selamat! Kamu sah jadi netizen! Tapi netizen yang gimana dulu? Hohoho, di SMESCO kemarin itulah kita diajarin untuk jadi netizen yang berkualitas cetar menghempas.

SMESCO Netizen Vaganza 2015 selama dua hari ini, diisi dengan workshop dan talkshow bergizi tinggi untuk para netizen. Mulai dari talkshow tentang travel writing oleh penulis traveling inspirasional, Agustinus Wibowo, tips dan trik menjadi vlogger sukses oleh vlogger famous, Sacha Stevenson, workshop Monetize Your Socmed oeh Yeyen Nursjid dan workshop fotografi oleh Raiyani Muharramah. Hmm, nyesel kan nggak dateng? :v

Beruntung banget saya menyediakan waktu seharian untuk ngendon di gedung SMESCO untuk mengikuti acara keren ini. Sambil sesekali cuci mata melihat-lihat produk hasil karya koperasi dan usaha kecil menengah dari berbagai daerah di Indonesia. Ditambah, di area outdoor gedung SMESCO sedang digelar juga SMESCO Art Fest. Di sana ada panggung live music dan berbagai rupa food truck lucu-lucu dengan menu yang enak-enaaaak. Ohohoho! Me like it! ^_^

SMESCO Art Fest (foto pribadi)

Beef Fajitas dari salah satu food truck di SMESCO Art Fest (foto pribadi)

Acara dibuka dengan opening ceremony yang diisi dengan sambutan beberapa undangan dan tari-tarian daerah dari pelajar dan mahasiswa. Aslik, saya mah berasa muda lagi aja gituh karena satu ruangan sama anak-anak muda gini. Hihihihi. Aula utama SMESCO pagi itu memang penuh sesak sama undangan, pengisi acara dan juga pengunjung. Padahal workshop dan talkshow belum dimulai. 

 Opening ceremony SMESCO Netizen Vaganza 2015 (foto pribadi)

Selfie bareng penari dari mahasiswi UHAMKA (foto pribadi)

Bener aja, makin siang ternyata pengunjung makin banyak. Kayaknya memang banyak netizen yang mengincar ketemu langsung sama Mas Agustinus Wibowo atau yang lebih akrab disapa Gus Weng ini. Semua ingin mendengar langsung pengalaman kerennya selama menjelajahi Asia Selatan dan bagaimana proses menuliskan perjalanannya itu menjadi sebuah kisah yang sarat nilai filosofis tentang kehiudpan. Beugh. Nganga. Takjub. Mupeng. -_-

 Agustinus Wibowo dan Mohammad Yusuf (moderator), talkshow Travel Writing (foto pribadi)

Yang mau selfie sama Gus Weng antriii. :D (foto pribadi)

Di lantai 12 gedung SMESCO, workshop Monetize Your Socmed oleh Mbak Yeyen Nursjid juga nggak kalah menariknya. Mbak Yeyen "buka-bukaan" tentang pengalaman pribadinya menjalankan bisnis garmen milknya, Amayra Batik Indonesia dan bagaimana caranya berjualan dengan memanfaatkan social media. Buat yang pengen jadi pengusaha kekinian, penting banget materi yang diberikan oleh Mbak Yeyen ini. 

Workshop Monetize Your Socmed oleh Yeyen Nursjid dan moderator, Donna Imelda (foto pribadi)

Kembali ke aula utama tempat tadi Mas Agustinus Wibowo mengisi talkshow, sesudahnya diisi oleh vlogger dan Youtuber ngehits, Sacha Stevenson. Sebelum Sacha mengisi acara, saya sempet foto bareng sama cewek bule kece yang fasih bicara bahasa Indonesia dengan logat lokal ini. Biar ketularan femeus, cwuyn! Ngihihihi. Sore itu Sacha membagi pengalamannya menjadi seorang vlogger. Sacha juga berbagi beberapa tips dan trik berdasarkan pengalamannya, dan bisa diaplikasikan oleh semua netizen yang ingin mengikuti jejaknya menjadi vlogger sukses. 

 Talkshow VLOG Tips and Tricks oleh Sacha Stevenson (photo courtesy: Dua Badai/Smesco)

Punya selfie sama vlogger tenar! (foto pribadi)

Kembali ke lantai 12, selepas workshop dari Mbak Yeyen, sorenya diisi dengan workshop Still Life Photography yang diisi oleh Mbak Raiyani Muharramah. Beliau ini traveler, blogger dan fotografer terkenal, lho! Cek website-nya di sini. Foto-fotonya, uh-mae-zing! Mbak Raiyani bagi-bagi rahasia tentang bagaimana mengambil gambar dengan kamera sehingga gambar yang tertangkap bisa terlihat hidup. Ini kalau dibikin workshop berbayar, biayanya bisa jutaan, lho! Di SMESCO Netizen Vaganza 2015 kemarin, gratis! Ah, bahagia bener diriku. *pecinta gratisan garis keras*

Workshop Still Life Photography oleh Raiyani Muharramah (photo courtesy: Dua Badai/Smesco)

Local Brand Lebih Keren

So, kenapa SMESCO mengadakan acara keren ini untuk para netizen? Apa hubungannya produk buatan dalam negeri dengan netizen? Saya cerita dikit, ya. 

Sebelum Mama saya sakit, beliau adalah salah satu pengisi pameran produk Indonesia di pameran-pameran di Singapura dan Malaysia. Selama 10 tahun, setiap bulan Mama saya bolak-balik Singapura dan Malaysia. Membawa produk kerajinan tangan dari daerah Tasik dan Garut berupa keranjang anyaman, centong kayu sampai sapu ijuk. Alhamdulillaah, dari pekerjaan itu lumayan penghasilannya. 

Mengisi pameran di luar negeri dengan membawa produk Indonesia seperti yang dilakukan oleh Mama saya itu hanyalah satu dari sekian banyak cara untuk mengenalkan produk Indonesia ke mata dunia. Kalau kita bukan pelaku usaha, apa yang bisa kita lakukan, dong?

Masih perlu saya jabarkan sampai detilkah jawabannya? Kamu netizen, kan? Akrab sama social media, kan? Smartphone di tangan selalu terisi paket data internet, dong? Dari situ aja kita sudah bisa menjangkau dunia untuk mengenalkan local brand Indonesia. Capture foto kain batik tulis Pekalongan, upload di Instagram, kasih hashtag #BatikIndonesia, #IndonesiaHeritage. Kayaknya nggak terlalu besar effort-nya, ya? Tapi kalau kamu netizen sejati, anak socmed yang selalu update, kamu pasti tahu, fotomu sesungguhnya sudah melampaui jarak yang bisa ditempuh langsung oleh langkahmu. Kekuatan netizen untuk memberi pengaruh kepada dunia luar secara instan sangat besar. Kita harus sadari itu dan manfaatkan untuk mengangkat nilai Indonesia di mata orang Indonesia sendiri dan dunia. 

Mak, napas, mak. Napsu amat. :p

By the way, untuk bisa lihat-lihat produk hasil kerajinan tangan dari berbagai daerah di Indonesia, nggak perlu jalan ke daerahnya langsung kok, kalau budget dan waktu nggak ada. Coba sekali-sekali mampir ke gedung SMESCO, di sana galeri pameran produk hasil dalam negeri ada di setiap lantainya. Puasss!!!

Lomba Blog SMESCO Netizen Award

Dalam rangka sosialisasi tagline Local Brand Lebih Keren, SMESCO juga mengadakan lomba blog dengan hadiah-hadiah menarik, lho! Jangan sampai nggak ikutan, ya. Kalah menang urusan belakangan, yang penting kita ikut berpartisipasi mengangkat local brand Indonesia supaya diterima di rumah sendiri dan juga dunia. Info lomba selengkapnya bisa dilihat di sini. Selamat berlomba! ;)


Ikut lombanya, yuk? ;)


Kamera "Jujur" Andromax R 4G LTE

$
0
0
Assalamu'alaikum.

Beberapa bulan yang lalu, waktu saya dapat kesempatan jalan-jalan ke Malaysia dengan Anazkia, Pungky, Una dan Darul ke Sepetang Bersama Blogger, istilah "Henpon Fitnah" jadi ngetren di antara kami berlima. Pasalnya, Una bawa smartphone yang kamera depannya bikin muka jadi kinclong banget, walaupun aslinya udah lecek kayak abis digiling mesin cuci. Mwahahaha!

Andromax R 4G LTE (pic: Smartfren)

Sejak saat itu, dalam hati berdoa, "Ya Tuhan, semoga aku juga bisa punya henpon dengan kamera fitnah." (Doa macam apa itu?) Hahahaha. 

Pucuk dicinta, ulat pun tiba. Pucuk, pucuk, pucuk! Emak Gaoel punya smartphone baru yang ciamik gak cuma kamera depannya doang, tapi semuanyaaaa. Lalalalaaa! Nari-nari keliling air mancur di taman. Dan saking kamera depannya bikin saya pede melulu langsung posting di IG tanpa filter, maka saya sebut smartphone ini berkamera jujur. Beneran jujur, gak pake edit-edit apalagi filter-filter. Langsung cuuus, masuk IG. 

Andromax R 4G LTE
(Pic: Smartfren)

Harusnya sih udah pada tau ya kalau Smartfren udah meluncurkan rangkaian seri Andromax terbarunya yang memakai teknologi 4G LTE Advanced. Advanced, ya. Artinya, teknologi 4G LTE yang diusung oleh Smartfren sudah disempurnakan, bukan edisi awalnya. Dari 5 seri Andromax 4G LTE Smartfren ini, yang seri Andromax R memang yang paling bikin mupeng sejak awal.

Diagonal layarnya paling besar (5 inchi) dengan resolusi gambar High Definition IPS OGS yang bikin betah lama-lama nonton video dari henpon. Bening banget! Katanya sih layarnya "dipersenjatai" dengan Dragon Trail Glass yang menjaga ketahan layarnya dari benturan. Saya sih nggak paham-paham banget ya apaan itu Dragon Trail Glass, tapi yang jelas baruuu aja minggu lalu Andromax R saya jatuh waktu turun dari mobil. Udah mau nangis gerung-gerung pas mau ngambil dari kolong mobil. Eh pas diliat, nggak ada lecet ternyata. *nggak jadi nangis*

Selfie pakai kamera depan Andromax R 4G LTE waktu Make Up Battle sama Oline. :)

Nah, kamera Andromax R ini yang bikin hepi banci foto macam saya. Minggu lalu saya ke acara blogger untuk mengikuti sebuah workshop. Seperti biasa, namanya blogger, sibuk ambil foto pembicara di panggung. Teman blogger yang duduk di sebelah saya juga sibuk foto-foto pakai smartphone miliknya. Waktu dia lihat layar Andromax R saya dan membandingkan dengan kualitas gambar dari layar kamera smartphone-nya, dia langsung komentar, "Mbak, hape lo apaan, sih? Bening amat gambarnya?" Eheum. Sebening wajahku, ya? Ngok.

No filter, no edit! Swear! Saking jujurnya ni kamera, noda lipstik di gigi keliatan, lho! Notice, gak? Bwahahaha!

Kamera belakangnya 8 MP lengkap pake dual flash. Kamera depannya, oh kamera depannyaaa! 5 MP dan pakai LED Flash. Pantesan, mau selfie malem-malem yang cahayanya kurang, muka kece tetep keliatan jelas. Kata yang jago foto-foto sih, besarnya MP nggak ngaruh sama kualitas gambar. Saya sih nggak terlalu ngerti soal itu, tapi kalau besaran MP nggak ngaruh dan kualitas yang dihasilkan oleh kamera Andromax R 4G LTE ini bagus banget, berarti emang kameranya mumpuni dong ya, dari segala aspek fotografi?

Hasil kamera belakang Andromax R 4G LTE

Soal sinyal 4G LTE-nya sendiri gimana? Aduh itu mah udah gak usah ditanya, deh. So far, selama pake data internet, ini yang paling lantjar djaja. Enak banget tap, tap, tap, swipe, swipe, swipe, semua langsung nongol. Kalau punya nomor Smartfren dari dulu, bisa di-upgrade ke layanan 4G LTE juga, kok di website Smartfren.

Untuk spesifikasi lainnya, bisa dilihat dengan lengkap di sini, ya. Suara, Dolby Digital Plus. OS, Android 5 Lollipop. Dual UIM/SIM Slot, 4G LTE/CDMA dan GSM. Processor, Snapdragon 410 Quad Core 1.2 GHz. Internal storage, 1 GB RAM dan 8 GB ROM.

Pokoe, saya puassss pake Andromax R! Puas foto-foto dan langsung upload ke socmed. Semacam penting. Hahahaha. Kamu nggak pengen punya? Beli aja, harganya Rp 1.599.000 (berdasarkan web resmi Smartfren). Atau kalau mau mengadu untung, bisa ikut lomba blog Go For It. Siapa tau menang. ;)



Toy Gift Guide Obralindo Membantu Orang Tua Mencari Mainan dan Kebutuhan Anak

$
0
0
Assalamu'alaikum.

Tanggal 26 September yang lalu Safina ulang tahun yang ke-7. Bukan tradisi di keluarga kami sebenarnya merayakan dan memberi kado. Faktanya, justru sampai usia 7 tahun ini Safina belum pernah sekali pun dirayakan ulang tahunnya. Karena, ya itu tadi, bukan kebiasaan. Memberi hadiah pun biasanya sambil jalan aja. Kalau pas lagi keluar rumah, uangnya ada, ya silakan. Tapi kalau nggak pun, ya nggak ada masalah. Yang sering biasanya, nenek dan kakek mereka kasih uang dan langsung disimpan sama emaknya. *nyengir* Alhamdulillaah yah, anak-anak saya pengertian banget. :p


Dan waktu ulang tahun ke-7 kemarin, berhubung Safina sudah mulai besar, dan belum pernah sekali pun mendapat kado khusus untuk ulang tahunnya, saya pun memutuskan untuk memberikan sesuatu yang istimewa dalam rangka melepas masa kinyis-kinyisnya. Soalnya saya juga nggak mau membuat ini jadi kebiasaan sampai besar. Mulailah saya gerilya mencari hadiah yang pas untuk anak seusianya. Untung udah kenal sebelumnya sama Obralindo. Apa itu Obralindo? Hayo, pasti pada belum baca tulisan saya yang ini, ya? Obralindo itu market place yang khusus menyediakan produk mainan dan kebutuhan anak dan orang tua, jadi pas banget untuk jadi One Stop Shopping Moms and Dads kalau mencari keperluan anak-anak dan keluarga.

Entah kebetulan atau bukan, di Obralindo ternyata ada fitur baru yang disebut Toy Gift Guide. Laah, kok bisa pas gitu, ya? Enak banget ada fitur ini sekarang di Obralindo. Tinggal klik, masukkan gender anak, usia anak, jenis mainan yang mau dipilih (education, active atau creative toys), lalu masukkan budget yang kita punya. Selesai klik, akan langsung keluar pilihan produk sesuai dengan kategori yang sudah kita pilih.

Saya pilih kategori creative toys untuk Safina (girl), usia 7 tahun dengan budget kisaran Rp 200.000 dan keluarlah beberapa pilihan. Eh kok ya, emang pas ya sama kesukaan si Nana akhir-akhir ini? Mini figures My Little Pony nongol di salah satu pilihan. Dia emang suka banget bercerita dengan memakai properti dan boneka sebagai tokoh ceritanya. Sekarang ini dia lagi sering merekam videonya sendiri bercerita dengan menggunakan boneka (tanpa dia masuk ke dalam frame). Insya Allah, nanti kalau hasilnya udah bagus, akan jadi episode terbaru di Safina's Home Video

Kategori lainnya yang saya pilih adalah Education, dan saya pilih membelikan tab belajar bacaan sholat dan doa harian. Pas banget karena Safina memang sedang melancarkan bacaan sholatnya sekarang.

Yok, lihat video review Safina tentang hadiah ulang tahunnya. Semoga memudahkan Mama Papa yang suka bingung mencari hadiah yang cocok untuk anak-anaknya. Oh iya, karena masalah asap di banyak daerah di Sumatera dan Kalimantan kelihatannya makin memburuk, Safina (dan saya) ingin sedikit berkontribusi membantu anak-anak yang berada di daerah yang terkena asap dengan menyumbangkan rejeki kami. Untuk memancing gairah Safina, saya mencoba membuatnya dengan cara yang menyenangkan. Untuk setiap thumb up di video Safina di bawah ini, Safina akan menyisihkan uang jajannya sebesar Rp 1.000 (plus uang jajan Mama-nya Rp 4.000, total Rp 5.000). Hasilnya nanti akan kami sumbangkan untuk membeli masker bagi korban asap di Sumatera dan Kalimantan lewat akun Aksi Cepat Tanggap (ACT). Jangan dilihat dari nilainya, ya. Niat saya mau mengajarkan Safina untuk peduli sesama dengan cara menyenangkan yang lebih sesuai untuk usianya sekarang ini. So, ditunggu jempolnya sampai akhir bulan ini ya, kakak, om, tante. Ini link Youtube-nya kalau bingung nyarinya. ^_^





15 Tahun Perjalanan Seorang Jurnalis Sepak Bola

$
0
0
Assalamu'alaikum.

Kemarin Pak Suami nyeletuk, "Eh, bulan ini ternyata udah 15 tahun jadi wartawan bola." Saya langsung manggut-manggut, gak tau mesti bilang apa. Soalnya belum sarapan. Hahaha! Nggak deeng, saya cuma lagi flashback aja begitu dia ngomong gitu. 



Whew, lima belas tahun itu bukan waktu yang singkat. Lima belas tahun yang lalu saya kenal dengan dia lewat chat room, masih berstatus pengusaha warnet milik sendiri. Masih gondrong, penampilan ala anak metal, badan masih cungkring, dan naik Vespa ke mana-mana. Beberapa bulan kemudian, karena begitu "jadian" (duile, istilahnya bikin eneg banget) saya udah kasih ultimatum potong rambut dan cari kerja, dia diterima bekerja di sebuah majalah olahraga, SPORTIF, lewat ajakan salah satu teman baiknya. Seperti kebanyakan nasib sarjana di Indonesia, pekerjaan nggak harus sesuai pendidikan, pekerjaan yang jauh banget dari gelar sarjana hukumnya waktu itu pun langsung diambil. Daripada nggak kerja? Sementara udah kebelet kawin. Camer mana mau ngelirik kalo belum punya kerjaan tetap. Wkwkwkwk. 


Setelah 2 tahun dia kerja di SPORTIF, baru berani ngelamar cewek kece ini. Maka menikahlah kami dan resmilah saya menjadi istri seorang wartawan bola. Posisinya waktu itu masih reporter. Benar-benar posisi awal dalam struktur kepegawaian di sebuah media cetak. Pelan-pelan saya dan keluarga besar belajar, kalau jam dan gaya kerja wartawan nggak bisa disamakan dengan profesi kantoran lainnya. Berangkat menjelang sore, dan pulang menjelang pagi, itu udah biasa. Orang tua saya yang tadinya khawatir, akhirnya bisa menerima juga. Karena, ya mau gimana lagi? Wkwkwkwk.

Ketika Fadhil lahir di tahun pertama kami menikah, dia memutuskan untuk meneruskan kuliah ke jenjang S2. Saya ketar-ketir. Nggak kuliah aja, waktunya sebagian besar sudah hampir habis di kantor. Ini pake nambah kuliah lagi? Sempet pulang dan nyium istri, gak? Eaaa! Waktu itu saya tanya, ngapain sih ngambil kuliah lagi? Kan udah punya kerjaan. Kan biayanya gede. Kan jadi makin susah ngatur waktu buat anak. Kan, kan, kan yang lainnya menyusul. Dia bilang, sejak awal dia sudah bercita-cita untuk tidak berhenti mencari ilmu sampai jenjang S1. Dia ingin mempersembahkan ijazah S2-nya untuk kedua orang tuanya. Jadi ini sudah ada dalam agendanya sejak sebelum mengenal saya. 


Maka dengan banyak perjanjian, mulailah dia bekerja sambil kuliah S2 di Universitas Indonesia. Weekend dimanfaatkan untuk kuliah dan mengerjakan tugas. Waktu untuk keluarga diselipkan di mana saja kami bisa menyelipkan. Kami bertiga (saya, suami dan Fadhil), menyesuaikan dengan ritme kerja dan kuliahnya yang padat. Satu hal yang selalu saya tanamkan dalam diri saya sejak remaja, nikmati apa yang sedang kamu lakukan atau tidak usah lakukan sama sekali. Nggak pakai lama, karena kondisi seperti itu akan kami hadapi paling tidak selama 3 tahun ke depan, saya mulai bisa enjoy dengan kesibukannya.

Tiga setengah tahun kemudian, dia berhasil mendapatkan gelar S2-nya. Wartawan sepak bola bergelar S2 bidang Hukum Bisnis. Teu nyambung? Eyym! Hahahaha. Tapi dia bahagia. Kebahagiaan terbesarnya adalah ketika akhirnya dia bisa mempersembahkan ijazah S2 untuk Mamah (ibu mertua saya) tercinta. Saya? Untunglah saya perempuan yang punya pola pikir sederhana, suami bahagia, otomatis saya bahagia. Nggak kepikiran tuh, buat apaan gelar S2 itu? Ah, sampai pada waktu yang ditentukan olehNya, apa pun itu ketentuan Allah, pertanyaan-pertanyaan itu akan terjawab dengan sendirinya. Santai aja, jek. 


Saat saya hamil Safina, dia pindah kerja ke media lain, Top Skor. Irama hidup keluarga kami pun ikut berubah drastis, karena bekerja di majalah dengan di harian (koran) jelas beda. Yang tadinya deadline dua minggu sekali, sekarang SETIAP HARI. Perlahan posisinya merangkak di tengah-tengah struktur perusahaan. Kenaikan pemasukan keluarga, harus dibayar tunai dengan kerja keras yang tak kalah besarnya. Saya makin terampil mengelola hari tanpa kehadirannya mulai sore hari hingga pagi menjelang. Kami mulai luwes mengatur tugas-tugas keluarga dengan jam kerjanya yang tidak biasa itu.

Ah, sedih da' kalau diceritain semua, mah! Wakakakak! Pernah beberapa kali jatuh dari motor karena mengantuk pulang kerja. Pernah nggak bisa nungguin anak di rumah sakit karena ngejar deadline. Tapi alhamdulillaah, kita cepet lupa yang sedih-sedih. Yang diinget seneng-senengnya aja. Seneng waktu dia bisa ngelencer sampai Afrika Selatan dan Ukraine untuk meliput pertandingan bola. Seneng lihat dia bisa selfie-selfie sama pemain bola terkenal idolanya. Seneng waktu dia bisa nongol di layar kaca sebagai pengamat sepak bola dan komentator pertandingan. Perlahan, sosoknya sebagai jurnalis sepak bola diakui oleh kalangan yang lebih luas dari rekan sekantornya. Saya kecipratan bangga, walaupun nggak ada seupil-upilnya pengetahuan saya tentang sepak bola. 


This post I dedicated to my husband, my role model, my partner, my best friend. I'm proud of you!

Saya selalu percaya, jika kita melakukan sesuatu dengan niat karena Allah dan melakukannya sepenuh hati, kebaikan-kebaikan akan selalu menghampiri. Bisa jadi kebaikan-kebaikan itu bukan berbentuk materi, melainkan kebahagiaan hidup yang tidak terbeli oleh emas dan berlian.

Laki-laki ini bekerja keras dengan sungguh-sungguh dan penuh dedikasi. Merintis karirnya dari titik terendah dalam struktur perusahaan. Mengejar nara sumber ke lapangan, dikejar waktu tenggat, menerjang banjir karena berita tak bisa menunggu surut, bekerja sambil kuliah, mengantar anak sebelum ke kantor. Saya saksinya. Jatuh bangun, jatuh sakit, jatuh dari motor, tapi dia tidak pernah berhenti jatuh cinta pada profesinya.

Tidak jarang dia merasa putus asa jika halangan dan kesulitan menghampiri. Tapi kami saling mengingatkan, bahwa tidak semua orang seberuntung dirinya. Memiliki profesi yang dicintai sejak ia masih bocah. Mendapat bonus melihat berbagai sudut negara orang yang sebelumnya bahkan tak pernah melihat lokasinya di peta dunia.

Tak mengapa kurang waktu tidur dua tiga jam. Tak mengapa kadang upah tak sesuai usaha. Tak mengapa juga saya ikut mencari karena toh itu "keberuntungan" saya sebagai pendampingnya. Yang penting, dia mencintai apa yang dilakukannya dan melakukannya karena Allah, maka biarlah Allah yang mengatur segalanya untuk kami.

Semoga Allah melimpahkan kesehatan dan rahmatNya padamu. Semangat terus, Bang!

15 years as a football journalist. You don't have to prove anything to anyone anymore. Keep doing what you do and keep being what you are.





Kapan Bilang "NO" untuk Tawaran Kerja Sama di Blog?

$
0
0
Assalamu'alaikum.


Baca judul, kok songong amat nih postingan, yak? :v Tenang, ibu-ibuk. Jangan cepat emosi, itu kerutan di kening udah kayak kain katun nggak disetrika. *pake anti aging* Kita ngubrul santai aja, yuk yah? 

Kan ceritanya blogger-blogger nih katanya lagi "naik daun", yaaa! Banyak diincer sama brand/perusahaan/agency untuk diajak kerja sama mengangkat campaign yang lagi mereka lakukan. Mostly, blogger diajak untuk kerja sama dalam bentuk sof selling berupa tulisan ala-ala user experience gitu. Jadi semacam testimoni-lah, tapi dibayar. Bhihihihi. Gak ada yang larang, kok. Sok aja, ateuh.

Saking banyaknya brand yang mulai ngincer blogger, sampai akhirnya blogger-nya yang kebanjiran tawaran kerja sama. Seneng, dong? Ya, iyalah seneng. Kan, dibayar? Tapi apa semua tawaran terus diterima aja, gitu? Mau produk-nya apaan aja, terima. Mau bayarannya berapa aja, terima. Mau yang nawarin siapa aja, terima. Mau perjanjiannya kayak gimana juga, terima. Pokoknya hajar, bleh! Hihihi, ya terserah blogger-nya, sih. Blog punya sendiri ini, bebas, dong! Duile, iya iya, gak usah sewot gitu, dong. :v

Intinya gini, beberapa blogger mungkin (MUNGKIN, yaa!) ada yang merasa jengah aja kalau isi blognya "jualan" semua. Apalagi yang dulunya bikin blog karena buat tempat curhat. Lah, kok jadi semacam bergeser gini tema dan topik yang dibahas? Akhirnya, beberapa blogger memasang rambu-rambu sesuai dengan keinginan masing-masing. Nggak semua tawaran kerja sama diterima. Sama. Saya juga punya rambu-rambu itu. Mungkin nggak sama dengan teman-teman lain, tapi ya bolehlah dibagi di sini. Buat apaan? Buat apa, kek! Terserah. :v

NO untuk Produk Tertentu

Di Blog Emak Gaoel, sejak awal saya udah pasang rambu dilarang masuk untuk kerja sama dengan brand/perusahaan rokok, minuman keras, judi online, asuransi dan susu bayi. Mungkin hampir sama dengan kebanyakan blogger juga untuk rambu yang ini. Karena blog saya ini menyandang nama "emak" di dalamnya, emang belum pernah masuk tawaran dari perusahaan rokok, miras dan judi online. Tapi beberapa kali masuk juga dari perusahaan asuransi dan susu bayi. Maaf, kita tidak berjodoh. Blog ini pernah kerja sama dengan produk susu anak (bukan susu bayi), itu pun bukan review produk melainkan meliput acara yang diadakan oleh brand susu anak tersebut. Kalau diminta untuk sharing experience saya nggak bisa terima karena anak-anak saya sejak umur 6 tahun sudah berhenti minum susu. Saya nggak mau bohong. Maksa bocah minum susu terus difoto. "Ayo, minum susunya! Kalo nggak mama nggak dibayar, nih!" Wakakakak. Kasian bener anak gue. :v

NO untuk Brand Sejenis dalam Waktu Dekat

Khusus untuk review berbayar, saya selalu usahakan agar tidak ada produk sejenis dalam jangka waktu tertentu. Waktu yang saya tentukan biasanya minimal 3 bulan. Apa harus begitu? Ya, nggaklah. Ini kan buat blog saya. Ya kalau buat blog orang lain, atur aja sendiri enaknya gimana. Kecuali dalam perjanjian kerja sama memang ada ketentuan, tidak boleh bekerja sama dengan brand sejenis selama sekian lama, ya sebenarnya nggak masalah. Saya pernah juga kok menerima kerja sama dengan sebuah aplikasi, lalu 3 bulan kemudian aplikasi sejenis mengajak kerja sama, dan saya terima. Karena perjanjian dengan aplikasi yang pertama tidak mengikat dan masa tunggu yang saya tentukan sendiri sudah lewat (3 bulan).

NO untuk Fee Jauh Di Bawah Standard Rate

Ini topik panas. Tidak semua orang punya pandangan yang sama dengan saya. Saya pernah tulis di sini, bahwa sesungguhnya bukan masalah jumlah nominalnya yang utama, melainkan kenyamanan proses kerja samanya. Saya pernah beberapa kali dibayar "seadanya", tapi karena saya suka dengan produknya dan pembicaraan yang terjalin sangat menyenangkan, tidak ada masalah. Yang saya bicarakan di sini adalah kerja sama dengan brand besar yang sudah established. Saat mereka meminta kriteria tertentu dalam tulisan saya, itu berarti ada ekstra kerja juga bagi saya. Dan ekstra kerja, berarti ekstra payment. Itu lumrah. Saya mata duitan? Nggak. Saya hanya minta kompensasi yang sesuai dengan effort yang sudah saya keluarkan.

NO untuk Perjanjian Berat Sebelah

Udahlah nggak boleh terima job dari brand kompetitornya, kita juga dilarang untuk menghapus tulisan selamanya dari blog, trus rate ditawar sampai separuhnya, dan baru dibayar setelah 3 bulan tulisan tayang di blog. Ini mau bikin gue nangis apa gimana? Wkwkwkwk. Itu tadi cuma ilustrasi aja ya tentang perjanjian yang berat sebelah. Sebenarnya nggak banyak kok agency atau brand yang bikin perjanjian semena-mena gitu. Kebanyakan agency dan brand yang pernah kerja sama dengan saya sangat kooperatif dan enak diajak kerja sama. Tapi ada aja beberapa yang bikin mata agak memicing dikit waktu baca surat kontrak. Eh, disuruh beli sendiri produknya? Harganya hampir separuh dari fee yang disetujui. Lah?

Ya, segitu aja, ya. Saya takut kepanjangan, bisa memancing  kontroversi hati yang menghempas dunia dengan manja aduhai. Halah! Basically, I was just sharing my experience. It might not suit the way you blog, it's OK. We're still friends, right? #ngedip #kelilipansendal

Baca ini juga, ya.

Tanya Jawab Seputar Job Review
Suka Duka Job Review
Tujuh Tahun Membangun Brand Emak Gaoel




InkTober 2015 Gallery from Talented Women Blogger Artists

$
0
0
Assalamu'alaikum.

Udah tau kan Emak Gaoel sok iye banget ikutan InkTober? Udah tau juga kan kalau saya sebenernya penuh dengan pencitraan, di mana bisa urusan nomor dua, yang penting ikutan aja dulu. Wkwkwkwk. Hestek #kapantobatmak

Ternyataa, teman-teman blogger saya yang notabene adalah juga emak-emak kinyis-kinyis kayak saya banyak yang beneran artist dan jago menggambar. Terbuktih, selama InkTober berjalan 10 harian ini, timeline IG dan FB saya penuh dengan gambar-gambar keren mereka. Terkadang membuat Hayati malu, Bang. Gambar Hayati sungguh norax to the max. Tapi untunglah Hayati cinta sama Abang, jadi Hayati cuek aja ikutan pamer gambar di socmed. Jelek-jelek, dah! Wkwkwkwk.


Para emak ini adalah Anne Adzkia, Tanti Amelia, Waya Komala, Winny Widyawati dan Een Endah. Masing-masing punya ciri khas goresan tinta yang kelihatan di hasil gambarnya. Unik-unik dan keren-keren! Mak Tanti bahkan bikin step by step menggambar project InkTober-nya, lho di akun Facebook-nya. Kalau dilihat sekilas sih kayaknya gampang buat diikutin. Tapi soal hasil, jangan ke-PD-an dulu, ya. Apalagi kalau udah lihat hasil tangan Mak Tanti. Mending nyungsep di kasur terus bobok, deh. 

Marilah, tanpa berpanjang-panjang membahas kesongongan saya, kita nikmati hasil goresan tinta para emak blogger yang kece ini. Siap-siap takjub, ya. Gambar saya terakhir aja saya tampilkan, karena jagoan biasanya muncul belakangan. Hihihihi. Klik pada nama mereka untuk berkenalan lebih intim. (((INTIM)))

Anne Adzkia


Waya Komala





Winny Widyawati



Een Endah











Tanti Amelia









Daaan, inilah diaa, hasil karya Emak Gaoel untuk InkTober! Peringatan: hati-hati gumoh. :v 

Emak Gaoel











Kebutuhan Emak dan Anak Semua Ada di Bukalapak.com

$
0
0
Assalamu'alaikum.

Emak Gaoel gapapa deh dikenal gaptek, tapi kalau soal transaksi online, boleh brangging dikit. Saya mulai akrab ber-transaksi online sejak dua tahun terakhir ini karena beberapa alasan. Alasan utama: males keluar rumah. Ini Bekasi, bo! Panazz! Kalau nggak penting-penting amat, mending saya ngadem di rumah. Alasan kedua: hemat waktu, energi dan biaya transport. Saya nggak keberatan membayar ongkos kirim, ketimbang harus keluar waktu buat nyari-nyari barang yang mau dibeli, plus keluar uang bensin dan jajan kalau bawa bocah. Ahelah, banyak bener printilannya, padahal yang dicari kadang cuma baju kaos doang.


Waktu awal-awal kenal sama belanja online, saya cuma tahu online shop aja. Hanya beberapa jenis barang aja yang bisa dibeli secara online. Biasanya baju, jilbab, sepatu anak dan buku. Mulai tahun ini rame deh sama yang namanya marketplace. Kita bisa cari apa aja di sana, transaksi online, barang langsung diantar ke rumah. Ya ampun, Hayati seneng banget, bang! Apalagi pas ketemunya sama marketplace Bukalapak.com. Tinggal sebut mau cari apa di Bukalapak.com, ada semua penjualnya, cyin! Hewan qurban aja ada. Idul Adha kemarin saya beli hewan qurban lewat Lapak Qurban di Bukalapak, lho! Masih inget kan cerita saya ini?


Gejolak jiwa emak-emak saya makin menggelora waktu tahu di Bukalapak.com juga jual segala rupa sayuran dan buah segar! Eh, ya ampun, pasar pindah ke layar laptop/smartphone, nih! Wahahaha, gak perlu becek-becekan lagi, dong! 

Kebetulan banget saya lagi cari-cari sepatu boots untuk Safina. Sambil lihat-lihat di Bukalapak.com ada pilihan sepatu anak dari banyak pelapak, sekalian saya menyusuri apaan aja yang lagi hot di Bukalapak.com. Bo, ternyata lapak jualan batu akik juga ada. Ya ampun, kemaren nemu yang jual onta buat hewan qurban, sekarang nemu batu akik segala? Ini beneran seru banget ternyata, apalagi ada komunitasnya segala, komunitas Bukalapak. Jadi pelapak dan pembeli bisa diskusi segala rupa deh di sana. Yang hobi sepeda, Bukalapak juga ternyata e-commerce terlengkap untuk onderdil sepeda, lho! Gara-gara kemarin keasikan lihat-lihat isi Bukalapak.com, saya jadi gak selesai-selesai nih cari sepatu si Nana. 


Alhamdulillaah, akhirnya ketemu juga sepatunya. Tinggal bayar. Mau bayar pake apa, deh? Banyak pilihan juga di Bukalapak, jadi makin gampang transaksi. Kebetulan rekening BukaDompet saya di Bukalapak.com masih terisi. Jadi tinggal debit aja dari BukaDompet, transaksi langsung selesai. Tinggal nunggu barang dikirim. Buat yang belum tahu, BukaDompet itu adalah dompet virtual milik Bukalapak.com yang bisa kita isi sewaktu-waktu, jadi ketika ada transaksi, kita gak perlu ribet lagi ke ATM, atau memasukkan nomor kartu kredit atau transaksi lewat e-banking. Bukalapak.com menjamin keamanan transaksi para pembeli dan penjual dari penipuan. Kalau sampai 4 hari barang belum dikirim oleh penjual atau stok barang yang dipesan kosong, uang kita akan langsung dikembalikan. Uang yang kita bayar baru ditransfer oleh Bukalapak.com ke penjual setelah pembeli mengirim konfirmasi barang sudah diterima. Terjamin deh, penjual di Bukalapak.com bisa dipercaya, kan? Don’t worry, be happy.


Dua hari setelah saya membayar pesanan sepatu untuk Nana, barangnya sampai di rumah. Nggak lama kemudian masuk e-mail yang mengabarkan status kiriman sudah sampai. Wih, reportnya real time! Hihihihi. Saya da’ emang suka takjub sama kecepatan teknologi kayak gini. Semacam norak.


By the way, lagi ada program Lucky Draw di Bukalapak, nih. Namanya Bukalapak Lucky Draw Special Indomaret. Hadiahnya mayan bingit, bisa dapet voucher belanja di Bukalapak senilai Rp 5.000.000 dan masih banyak lagi. Caranya gampang banget. Tiap transaksi di Bukalapak yang dibayar cash lewat kasir Indomaret di mana pun, kamu akan mendapat undian Lucky Draw. Periode Lucky Draw ini cuma sampai tanggal 31 Oktober 2015. Jangan lupa, kirim e-mail foto struk pembayaran di Indomaret tersebut ke Bukalapak dan simpan baik-baik. Siapa tahu nomor struk kamu yang keluar sebagai pemenang Lucky Draw. 


Sekarang sepatu bocah udah dapet, giliran emak shopping ya, nak. Saya mau cari kosmetik sama sandal juga. Mumpung saldo BukaDompet saya masih lumayan. Kalau kurang, ya bayar cash aja di Indomaret deket pengkolan rumah. Sekalian ikut Lucky Draw. Aheeuuy! Asoy banget belanja di Bukalapak.com

Biar lebih praktis, donlod aja aplikasi Bukalapak.com ini di sini untuk pengguna Android atau di sini untuk iOS. Selamat belanja! Hati-hati kalap.   



When You're Blogging, Stay True to Yourself (From Clozette ID Female Blogger Gathering)

$
0
0
Assalamu'alaikum.

Hidup sebagai seorang blogger hari gini, yaa ... sibuk, cyiin! Tuntutan eksis datang dari segala penjuru dunia. Undangan datang dari mana-mana. Membuat blogger (pengen) ngeheitz kayak saya ini harus pinter-pinter milih, mana yang mau bisa didatangin. Tapi waktu saya lihat ada undangan terbuka untuk blogger di website Clozette Indonesia yang rutin saya samperin, nggak pake ribet mikirin anak ditinggal sama siapa, saya langsung sign up. Pokoknya daftar aja dulu. Widiih, bisa nggak kebagian tempat kalau nggak daftar duluan. 


Alhamdulillaah, anak-anak bisa dititip sama asisten di rumah dan alhamdulillaah nama saya masuk dalam daftar yang diundang ke The Most Exciting Female Bloggers Gathering of The Year: Blogger Babes Asia Launch yang diadakan oleh Clozette Indonesia. Yes! Cita-cita jadi blogger kekinian makin terwujud! #apadeh

Belum kenal sama Clozette? Duh, jangan mau kalah sama akyu yang cuma ngaku-ngaku gaul ini dong, kakaaak! Terlalu, ih! #dilindes Tapi ya, nanti aja saya jelasin apa itu Clozette, karena saya akan mengutip penjelasan CEO Clozette Indonesia-nya langsung nanti, biar lebih nampol. :3


Belum-belum galaw udah melanda, mau pake baju apa adek, baaang? Ini yang mau dateng blogger-blogger ternama dalam dunia fashion dan beauty, cyin! Bongkar lemari, jungkir balik. Akhirnya, dengan berbekal (((BEKAL))) black top, dark grey palazzo, maroon hijab and my old boots, berangkatlah saya menuju Hotel Intercontinental, Jakarta Selasa (6/10) siang. Sempat berdoa dalam hati, "Semoga gak saltum." Aamiin.


Thank God, gak saltum! Hahaha! Dan thank God banget, nggak telat! Ehem, perjalanan dari Bekasi nih, nek. Apa perlu dijelaskan lagi? Ah, pokoknya alhamdulillaah sekali yah, hari itu semua dilancarkan sehingga Emak Gaoel akhirnya bisa ikutan hore-hore cantik sama sekitar 200-an blogger perempuan cantik Indonesia lainnya. Owyeaah. (Hish, rusuh banget, sih!)


Acara dibuka oleh Pak Rolly Pane, CEO Clozette Indonesia, yang menyambut kami dengan hangat dan menjelaskan apa dan bagaimana supaya ngeksis di Clozette Indonesia. Clozette Indonesia (Clozette ID) adalah tempat ngumpul/hang out perempuan penyuka fashion, beauty dan shopping. Itu aja? Tentu tidak! Di Clozette ID ada 3 komunitas cetar tempat kita bisa berbagi inspirasi seputar 3 hal tadi. Komunitas tersebut adalah: Hijab Community, Fashion Community dan Beauty Community. Di sana kita bisa saling berbagi inspirasi dan diskusi. Wah, kalau akun IG kamu belum connect ke Clozette ID, segera sambungkan, cintah! Makin kekinian deh kalau #OOTD kamu di-reshare sama Clozette. ^_^


Dalam acara gathering itu, Clozette ID ditunjuk sebagai pihak yang mengadakan acara peluncuran komunitas blogger perempuan yang sudah sangat besar namanya di Amerika, yakni Blogger Babes. Blogger Babes ini diprakarsai oleh Heidi Nazarudin, seorang perempuan kelahiran Malaysia yang menetap di Los Angeles, USA. Blogger Babes adalah sebuah platform yang dibentuk oleh Heidi dan rekannya, Ponn Sabra dengan tujuan membentuk sebuah komunitas tempat berkumpulnya blogger perempuan yang tergerak untuk mengembangkan kemampuan bloggingnya menjadi sesuatu yang lebih besar dari sekedar menulis di blog.

Menyimak kisah Heidi seputar perjalanan nge-blognya bikin sirik (dalam artian positif). Heidi nge-blog sejak tujuh tahun yang lalu, which is, gak beda sama saya (Tujuh Tahun Branding Emak Gaoel). Tapi kok ya pencapaiannya jauh banget di atas saya, ya? Hahaha, semacam minta digeplak apa gimana lu, mak, banding-bandingin diri sama blogger keren gitu? :v


Setelah nge-blog selama beberapa tahun, pada tahun 2013 Heidi dan Ponn membentuk Blogger Babes, dan sampai sekarang followers-nya sudah lebih dari 20.000! Banyak sekali yang diceritakan Heidi tentang kegiatan bloggingnya. Beberapa poin penting saya catat.

"When you're blogging, stay true to yourself." 

Begitu ujar Heidi membuka kisah ngeblognya dan menjelaskan bagaimana cara membangun image sebagai seorang blogger. Maksudnya, tulislah apa yang kita sukai, tahu, pahami dan kuasai.

"Discover yourself. Find your strengths and weaknesses. What you don't like, what you like, what you would post in your blog." 

Beberapa kali Heidi menekankan untuk selalu bertahan pada apa yang kita suka dan kuasai, karena di situlah letak kekuatan kita sebagai blogger. Ehm, iyes, kayak Emak Gaoel nih ya, udah jelas jarang piknik, nggak usah mimpi mau jadi travel blogger. Gitu kali, yak? :v


Ada tips berguna untuk membangun branding seorang blogger yang dibagi oleh Heidi siang itu. "Image, colors and mood of your blog must come together in term of branding your blog. A little tip, use one filter frequently to create the same mood in your blog."

Jadi penting ya desain tampilan blog yang sejalan dengan nuansa warna foto-foto ilustrasi dalam postingan kita, agar tercipta mood yang padu. Lagian emang lebih enak ngeliatnya ya kalau blog-nya cantik dan rapi gitu. *lalu lirik blog sendiri* :( Dan, ini pesan paling JLEB dari Heidi siang itu untuk semua blogger perempuan yang hadir di sana:

"You're the Editor in Chief of your blog. So make plans and schedule, and stick to it!"

Setelah Heidi selesai berbagi seputar blogging, pengisi acara lainnya pun dipanggil ke atas panggung. Fifi Alvianto dan Diana Rikasari. Keduanya sudah sangat dikenal sebagai fashion and beauty blogger di Indonesia. Tambah menarik dong, karena ternyata nggak cuma Heidi yang diminta untuk sharing seputar blogging, tapi juga Fifi dan Diana.


Saya baru sekali itu melihat Diana Rikasari, dan langsung terpana aja melihat penampilan uniknya. She's my kinda girl. PD dan nggak pusing sama penilaian orang terhadapnya. Suka bangeett! Tambah suka lagi waktu mendengar caranya menjawab pertanyaan-pertanyaan dari para undangan. Apa adanya dan jujur banget.

"Blogging can open so many doors. Treat blogging as a ritual. I don't go to sleep before I blog." Diana Rikasari

Diana juga berbagi tips-nya seputar kerja sama blogger dengan brand. Intinya, selalu pastikan semua detail pekerjaan tercantum dalam kontrak, bahkan sampai ke hal yang sekecil-kecilnya, untuk menghindari salah paham dan beda persepsi. Dan yang penting juga nih:

"As a blogger, never think that you are less than the client who hires you. We're partners!"

Fifi Avianto juga berbagi tips seputar mengangkat posisi blog kita di search engine. Usahakan tulisan kita ditulis dengan tata bahasa yang rapi sesuai EYD (baik itu bahasa Indonesia mau pun Inggris). Usahakan sesedikit mungkin terdapat kata "slang" di dalamnya, agar blog kita ramah terhadap mesin pencari. Duh, apa kabar blog ini di Google, ya? Bahasanya ancur gini. :(


Kenyang banget bisa mendengar sharing dari tiga blogger perempuan keren ini! Saya beruntung banget bisa ikut hadir di sana. Dan lebih beruntung lagi, catatan materi yang saya catat lewat live twit ber-hestek #BloggeBabesID ternyata terpilih untuk mendapat hadiah kenang-kenangan indah. Hahahaha. Alhamdulillaah, rejeki blogger jarang piknik. :p

Acara pun ditutup dengan penandaan peluncuran Blogger Babes Asia oleh Pak Rolly Pane dan Heidi Nazarudin. Semoga bisa segera bergabung dengan komunitas keren ini. ^_^


Pulangnya pun kita tidak dengan tangan kosong. Ya ampun, dengan sponsor acara yang banyak banget itu, gak mungkin banget goodie bag cuma sebiji dong, ya? Alhamdulillaah lagi. Terima kasih Clozette ID. Dan sukses untuk Blogger Babes Asia. Semoga segera bisa menjadi wadah blogger perempuan yang diperhitungkan di Indonesia dan Asia.




Dukung Local Brand Kita Menjadi Lebih Keren! #SmescoNV

$
0
0
Assalamu'alaikum.

Di cerita minggu lalu ketika menghadiri acara Smesco Netizen Vaganza 2015 saya sempat singgung sedikit tentang apa hubungannya netizen (warga dunia maya, penggiat social media dan blogger) dengan local brand kita? Bicara soal local brand atau produk dalam negeri yang akrab dengan pameran/expo/bazaar, selalu membuat saya kembali ke masa beberapa tahun lalu. 


Gedung SME Tower (foto milik pribadi)

Masa ketika Mama saya masih sehat wal'afiat dan kuat keliling ke berbagai kota dan negara untuk mengisi pameran produk Indonesia. Berawal sekitar 15 tahun yang lalu, Mama mempekerjakan dua orang perajin bordir dari Tasikmalaya untuk butik kecilnya. Dari sana beliau berkenalan dengan beberapa perajin kerajinan tangan lainnya yang ada di sekitar Rajapolah, Tasikmalaya. Lalu seorang langganannya mengajak Mama untuk mengisi sebuah pameran di Singapura. Pameran tersebut rutin diadakan di EXPO Hall Singapura setiap bulan. Semua kerajinan tangan dari Indonesia mengisi pameran tersebut, mulai dari keranjang sampah sampai lemari kayu jati. Mulai dari sapu ijuk sampai patung ukir. Mulai dari dompet manik-manik sampai kain tenun berharga puluhan juta.

Me and my Mom ^_^

Beberapa kali saya ikut menemani Mama mengisi pameran. Dan saya jadi tahu dan belajar banyak hal seputar pameran produk Indonesia di sana. Saya jadi tahu sedikit seputar seluk-beluk kegiatan dan pelaksanaan pameran dan bazaar yang sering diadakan oleh instansi pemerintahan dan juga swasta di banyak tempat.

Perjalanan Panjang Produk Lokal

Mama saya pernah mengajak saya untuk hunting barang-barang kerajinan di Rajapolah, Tasikmalaya. Kami menjelajahi tiap sudut desa perajin sampai ke instansi lokal yang menampung hasil kerajinan tangan penduduk di sana. Mulai dari yang usaha rumahan yang dikerjakan oleh satu keluarga, sampai ke kelas menengah yang bisa menampung sampai 20-an pekerja.

Produk Rajapolah, Tasikmalaya, Jawa Barat (foto milik pribadi)

Barang yang biasa kami bawa ke pameran adalah berupa hasil kerajinan anyaman seperti tas, keranjang, baki, tatakan gelas dan piring, tutup saji, bola takraw, dan banyak lagi. All handmade, mulai dari proses awal hingga finishing. Bisa dibayangkan kerja keras para perajin ini membuat sebuah alas piring saja, bisa bikin pinggang encok dan punggung bongkok. Serius!

Produk Rajapolah, Tasikmalaya, Jawa Barat (foto milik pribadi)

Untuk bisa sampai ke pameran  atau bazaar, barang-barang hasil kerajinan ini harus melalui banyak lagi gerbang. Bisa melalui instansi resmi pemerintah daerah atau melalui pengusaha-pengusaha kecil-menengah seperti Mama saya. Wajar sekali harga sudah ter-mark-up sampai pada tahap ini. Untuk kualitas produk lokal ini, ada pemerintah daerah melalui koperasi sebagai quality control. Selain itu, pengusaha-pengusaha yang datang langsung ke perajin seperti Mama saya juga bisa menjadi gerbang pengawasan kualitas, karena mereka juga tidak mau menjual barang yang asal jadi, kan? So, secara logika, jika barang hasil kerajinan sudah bisa masuk ke bazaar atau pameran skala besar, kualitasnya sudah bisa dijamin. In other words, local brand juga keren!

Produk Rajapolah, Tasikmalaya, Jawa Barat (foto milik pribadi)

Kemudian untuk bisa tampil di meja display di booth pameran atau bazaar, ada biaya sewa booth yang harus dikeluarkan per hari oleh pengusaha atau perajinnya sendiri. Kadang jika melalui instansi pemerintah, para perajin lokal kelas kecil dan menengah bisa mendapatkan booth gratis. Namun booth gratis, bukan berarti biaya lain juga gratis, kan? Saya pernah menemani Mama saya menjaga pameran selama 3 hari, dari pagi sampai sore (kadang malam). Berapa biaya makan untuk karyawan yang menunggu booth pameran? Berapa upah yang sesuai untuk bekerja seharian melayani calon pembeli? Berapa biaya angkut dan membersihkan booth setiap malam saat pameran tutup? Berapa biaya ini, itu dan anu? Semua menjadi pengeluaran para peserta pameran.

Produk Rajapolah, Tasikmalaya, Jawa Barat (foto milik pribadi)

Apa cuma lewat pameran atau bazaar aja harapan para pekerja kerajinan tangan dan kain lokal ini? Umm, kalau mereka sanggup punya toko atau butik sendiri, tentu bagus sekali, ya. Tapi biasanya butik produk lokal, apalagi handmade, kalau berdiri sendiri sepi pengunjung. Saya senang lihat gedung Smesco kemarin. Dalam satu gedung megah kita bisa melihat semua produk lokal dari seluruh Indonesia. Semua diletakkan dalam display yang menarik di galeri-galeri yang dibagi berdasarkan propinsi yang ada di Indonesia. Makin banyak yang dilihat, makin ramai pengunjung. Konsep ini juga yang dipakai oleh penyelenggara pameran atau bazaar. Maka tidak heran, para perajin lokal selalu berusaha untuk bisa ikut dalam pameran skala besar seperti INACRAFT misalnya. Atau pameran-pameran di Singapura dan Malaysia seperti yang Mama saya ikuti selama ini.

Produk Rajapolah, Tasikmalaya, Jawa Barat (foto milik pribadi)

Bagaimana cara netizen mendukung local brand agar makin keren?

1. Kalau ke pameran atau bazaar produk lokal, belilah produk yang dipamerkan. Kadang biar pun cuma satu buah, itu bisa sangat menolong kelangsungan industri kecil mereka di daerah asal.

2. Ambillah foto produk di pameran dan sebarkan tentang acara tersebut di socmed.

3. Biasanya disediakan kartu nama pengusaha lokal di meja atau booth pameran, ambillah dan simpan supaya sewaktu-waktu bisa direkomendasikan kepada kerabat yang sedang membutuhkan sesuatu.

4. Lagi punya hajatan? Mau bikin event blogger? Pusing nyari isi goodie bag? Kenapa nggak diisi sama suvenir buatan lokal? Lebih unik dan tidak terkesan pabrikan. Jangan lupa cantumkan kontak yang bisa dihubungi.

5. Yuk, mulai menulis blog post tentang produk-produk lokal di daerahmu. *Mulai cari-cari produk buatan lokal di Bekasi, ah* Atau bisa juga mengangkat sosok inspiratif perajin batik di Pekalongan atau kain tenun di Sumba, misalnya. Bisa juga menceritakan proses pembuatan sebuah meja ukir di Jepara atau cara menganyam keranjang dari eceng gondok di Garut. Wah, banyak banget yang bisa kita angkat untuk menjadikan local brand lebih keren lagi. Semangat! :D

6. Tinggal di Jabodetabek dan sibuk dengan rutinitas sehingga susah mendapatkan waktu libur keliling Indonesia? Wah, saya banget itu. Pas weekend bolehlah mampir ke Smesco untuk melihat-lihat dan belanja-belanja lucu produk lokal Indonesia yang dipamerkan di UKM Gallery. By the way, waktu ke Smesco minggu lalu saya melihat replika radio antik yang perajinnya ternyata ada di Cawang, Jakarta. Cawang! Nggak nyangka juga, ternyata dekat rumah saya ada kerajinan unik yang layak untuk diangkat seperti radio antik replika ini.


Replika radio antik, Radio Cawang (foto milik pribadi)

Fun Facts about Smesco dan UKM Gallery

- Smesco adalah singkatan dari Small and Medium Enterprises and Cooperatives atau dalam bahasa Indonesia Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (KUKM).

- Smesco memiliki UKM Gallery di Gedung SME Tower di Jl. Gatot Subroto, Jakarta. UKM Gallery menempati 2 lantai di gedung uta,a SME Tower.

- Terdapat lebih dari 500 UKM dari hampir seluruh daerah di Indonesia, 19 provinsi dan 124 jenis produk yang sudah terlayani di UKM Gallery, Smesco.

- UKM GALLERY memiliki misi untuk ikut menjaga dan mengembangkan warisan budaya Indonesia, dengan terus menerus melakukan pengembangan desain agar daya saing produk meningkat sehingga memiliki nilai ekonomi yang lebih tinggi.

- Lantai dasar UKM Gallery terdapat jenis produk makanan, rumah tangga, pakaian muslim, perhiasan dan asesoris, keramik, produk spa, dan lain-lain. Lantai 2 terdapat batik, tenun, kerajinan tangan, buku, souvenir khas daerah Indonesia, wayang, dan masih banyak lagi.


Ayo, kita mulai dari sekarang mendukung keberadaan local brand kita agar lebih keren. As I said here, "Kalau kamu netizen sejati, anak socmed yang selalu update, kamu pasti tahu, foto atau status atau twit-mu sesungguhnya sudah melampaui jarak yang bisa ditempuh langsung oleh langkahmu. Kekuatan netizen untuk memberi pengaruh kepada dunia luar secara instan sangat besar. Kita harus sadari itu dan manfaatkan untuk mengangkat nilai Indonesia di mata orang Indonesia sendiri dan dunia." Nggak usah dipikirkan nilai kontribusinya kecil atau besar, yang penting kita sama-sama bergerak aja sesuai dengan bidang masing-masing untuk mengangkat produk dalam negeri menjadi raja di rumah sendiri dan juga merajai di negara lain. Ahsek!










Main Pintar/Pintar Main di Socmed Ala Emak Gaoel

$
0
0
Assalamu'alaikum.

Hai! Jumpa lagi di acara Blogelo Emak Gaoel alias Ngeblog (Terserah) Elo Dah, Emak Gaoel! Wakakakak! Ini hasil sharing saya hari Senin lalu di grup KEB. Yaah, mohon maaf kalau rada-rada sotoy. Da' ini mah disusun berdasarkan pengalaman sendiri jadi banci socmed selama 8 tahun terakhir. Wkwkwkwk. 

Nah, kan! Kenapa harus ada penampakan begini sih, mak? :p

Social media adalah “senjatanya” blogger yang mau berkembang. Blogger yang masih memperlakukan blognya sebagai diary online, tentu nggak merasa butuh-butuh amat sama social media, karena karakter diary online ya nggak jauh sama diary pada umumnya; ditulis untuk diri sendiri. Kalau pun diatur terbuka, blog yang dikhususkan untuk curhat, tidak urgent untuk sharing link ke mana-mana. Beda dengan blogger yang punya misi lebih lebar; blognya diperlakukan sebagai sarana berbagi sampai sarana mencari income. In that case, social media is your weapon. Dor!

Saya sebut kegiatan ber-socialmedia ini dengan “main-main” dalam tanda kutip, karena seperti namanya, social media perlu di”mainkan” secara personal. Kecuali akun social media yang kita pegang adalah akun sebuah perusahaan, maka cara paling smooth untuk terampil di social media adalah “menjadi diri sendiri”. Beberapa hal pokok yang perlu kita pahami sebelum bermain di akun social media kita:

Kita ingin dikenal sebagai siapa? 

Yang paling bener memang jadi diri sendiri. Tapi mungkin ada beberapa aspek dari diri kita yang ingin kita tunjukkan, maka tonjolkan aspek tersebut. Example: penulis, motivator, marketing expert, guru, pembaca buku, beauty expert, food enthusiast, traveler, dan lain-lain.

Jauhi kontroversi dan perdebatan. 

Sebisa mungkin, apa pun yang menyangkut kontroversi di lahan yang kita bahas, tidak usah ikut terlalu jauh dalam perdebatan. Perdebatan beda ya sama diskusi. Kalau kita merasa mampu untuk berdiskusi secara sehat, silakan saja. Tapi biasanyaaa, yang namanya diskusi panas secara online selalu potensial menjadi debat kusir yang tidak berkesudahan. So, be smart to know when to stop. 

Fokus pada kekuatan yang ingin kita angkat di social media. 

Kalau image food blogger yang ingin kita angkat, usahakan 75% updates di socmed kita adalah seputar makanan. Boleh-boleh aja share status atau ngetwit personal, tapi yang penting timeline didominasi oleh topic seputar food.

Sekarang mari kupas satu-satu per satu karakter social media terpopuler saat ini dan trik memainkannya agar memberikan nilai lebih pada posisi kita di dunia maya. Sekedar tambahan aja, mungkin sebagian menganggap ini kurang penting, tapi ukuran Klout score (nilai influence kita di social media) sangat berpengaruh dari permainan kita di social media. Beberapa blogger yang sudah membuat blognya sebagai income tambahan sangat bergantung pada Klout score (selain statistik trafik, domain authority, page authority dan sebagainya. Saya nggak bisa bahas bagian itu, nggak menguasai soalnya). Klout score selain bergantung pada jumlah followers, sebenarnya lebih menghitung ke arah interaksi kita di social media. Jadi sebenarnya nggak perlu kecil hati duluan kalau lihat jumlah followers masih sedikit. Nggak masalah, yang penting ada interaksi kuat dengan followers dan intensitasnya tinggi.


Nempelin Klout Score dulu, ah. Belum pernah dapet segini. :p

Saya cuma aktif main di 4 social media saat ini: Facebook, Instagram, Twitter dan Google +. Jadi saya cuma bisa share seputar 4 socmed tersebut, ya. Mungkin kalau ada yang aktif di socmed lain seperti Periscope, Path, dan lain-lain, nanti bisa menambahkan. Monggo. 



Karakter

Karakter Facebook sebenarnya adalah representatif pribadi kita yang paling real, menurut saya. Kebanyakan dari kita sharing hal-hal yang personal di Facebook, dan jarang sharing hal serupa di Twitter, misalnya. Untuk saya pribadi, Facebook dan Instagram memiliki karakter yang mirip, hanya bentuknya saja yang berbeda. Untuk menjalin interaksi di Facebook wall milik kita, biasanya kita sharing keseharian kita, sharing beberapa foto acara pribadi, atau sharing link yang membahas isu tertentu. Interaksi di Facebook berbentuk like (jempol) dan komentar teman. 

Trik

1.Catch the moment
Sedang ada kejadian apa yang kekinian banget hari ini, atau jam ini? Seperti misalnya waktu konser Bon Jovi beberapa waktu yang lalu, gak ada salahnya update status ringan seputar Bon Jovi, walaupun nggak ikut nonton Biasanya akan ada aja teman yang nimbrung membahas. Point-nya di sini adalah being updated ON THE REAL TIME. Di jaman digital gini, real time reaction penting. Karena trend berubah tiap detik. Kalau bahasa Mahmud-nya, “Keburu basi,” kalau kelamaan. 

2.Prime Time
Berdasarkan pengamatan saya, waktu-waktu yang bisa mendapat respon langsung dari teman di Facebook adalah sekitar jam 06.00-08.00 pagi (kemungkinan mereka sedang terjebak macet dalam perjalanan menuju kantor), jam 12.00-13.00 (waktu istirahat makan siang), jam 18.00-21.00 (waktu pulang kerja dan istirahat di rumah) dan paling malam sekitar pukul 23.00-24.00 (ini biasanya buat sesama teman blogger, hihihihi).

3.Being seen on your friends’ timeline
Trik agar status/post kita bisa selalu ada di timeline teman sederhana banget sebenarnya. Interaksi saat membalas komentar di status akan membuat status kita yang sudah lama sekali pun akan muncul di timeline teman. Jika waktunya tidak masuk prime time (misalnya udah jam 2 pagi) tunda dulu membalas komentar sampai pagi harinya.

4.Your memory today
Manfaatkan fasilitas Your Memory Today dari Facebook untuk mendapatkan ide segar dari postingan lama kita. Saya sering menemukan status lama saya dari tiga tahun yang lalu, ternyata relevan lagi dengan apa yang saya rasakan hari ini. Kalau lagi kering ide, ini membantu banget.

5.Konten
Saya sudah pernah bahas di Blog Emak Gaoel tentang konten apa yang bisa memancing interaksi di Facebook fanpage, sebenarnya ini bisa diaplikasikan juga di Facebook pribadi kita, kok. Beberapa konten yang potensial mendapatkan interaksi dari teman di Facebook antara lain: meminta saran/bertanya, mengadakan polling/survey, kontes/kuis, berbagi quote inspiratif (ini potensial untuk mendapatkan re-share), mempromosikan link/profil teman Facebook, tutorial DIY, humor, video. Lengkapnya nanti bisa dibaca di sini. Dan kalau teman-teman berminat untuk belajar lebih jauh, bisa donlod e-book gratis tentang hal ini di website milik pakar social media, Kim Garst di sini

6.Public or private?
Ini mutlak adalah pilihan personal. Beberapa dari kita tidak nyaman dengan setting public di Facebook, sehingga mengatur post hanya bisa dilihat oleh Friends Only. It’s OK. Saya pun begitu, karena perlakuan saya untuk Facebook lebih personal. Tapi yang perlu dipahami, makin terekspose, maka makin besar interaksi yang didapat. So, it’s all up to you.

7.Reply comments
Sekarang fitur reply comments untuk tiap comment yang masuk bisa menciptakan interaksi yang lebih intim. Tapi kadang, kalau kita ingin jawaban comment kita dibaca juga oleh yang lain, sebaiknya reply melalui kolom comment baru. Misal: ada teman yang bertanya tentang info lomba Blog Emak Gaoel (uhuk), saya lebih memilih untuk menjawab di kolom comment baru ketimbang me-reply langsung di kolom comment si penanya. Tujuannya, agar informasi yang saya sampaikan terbaca juga oleh teman lain yang melihat di timeline. 



Karakter

Karakter Twitter sedikit lebih ramai ketimbang Facebook. Ibaratnya, Facebook itu cluster, Twitter mungkin kompleks perumahan padat. Semua bisa kita dapat dalam hitungan detik di Twitter. Hanya modal melihat trending topic, kita bisa tahu di Jakarta sedang ramai kicauan tentang apa. Hanya modal melihat re-tweet teman yang kita follow, kita bisa tahu banyak hal yang tadinya mungkin kita tidak pernah tahu eksistensinya. 

Saya enjoy main di Twitter, karena ramai rupa manusia semua ada di sana. Hihihi. Interaksi di Twitter berupa re-tweet, quote tweet dan reply. Makin banyak yang me-re-tweet kicauan kita di Twitter, nilai influence kita akan tercatat bertambah/meningkat. Seni dalam bermain di Twitter juga bergantung pada siapa sosok yang kita follow. 

Trik

1.Follow the right ones
Follow akun tokoh-tokoh yang menginspirasi atau berpengaruh: bisa tokoh politik, motivator, seleb twit, artis, perusahaan besar, kepolisian, pemerintahan, dll. Sesekali nimbrung dalam diskusi kultwit mereka. Kalau twit kita menarik, tokoh tersebut nggak akan segan-segan me-re-tweet dan voila, akun kita terekspose ke ratusan ribu bahkan jutaan followers-nya. Alhamdulillaah ya, sesuatuh. 

2.Quote tweet
Sering menemukan tweet menarik? Ingin re-tweet tapi sekalian ingin kasih pendapat singkat juga? Quote tweet aja, selipkan komen singkatmu di awal quote. Sekali dayung, dua pulau terlampaui, kira-kira begitu. 

3.Trending topic
Kalau trending topic adalah sesuatu yang menarik perhatian kita, gunakan aja hashtag atau keyword yang sedang jadi trend. Seenggaknya tweet kita masuk dalam aliran tweet yang sedang menjadi trend saat itu. Yang BIG NO buat saya itu adalah numpang di trending topic. Sering lihat kan akun OS yang promo dagangannya pakai hashtag/keyword yang sedang jadi trending topic? Kadang gak nyambung banget. Dan kadang malah nggak pantas. Misalnya waktu kejadian di Mina kemarin, ada aja lho yang numpang jualan pakai hashtag #PrayForMina. Duh. 

4.Prime time
Hampir sama dengan Facebook, tapi biasanya penghuni Twitter lebih kalong dikit dibanding Facebook, sih. Hahaha. Jadi bolehlah main agak malem di Twitter. Biasanya masih rame.

5.Public or private
Sama dengan keterangan di Facebook. Pilihan masing-masing, dengan catatan: makin terbuka, makin besar terekspose. Akun Twitter saya ter-setting public (tidak digembok), karena saya tidak membagi hal-hal yang sifatnya terlalu pribadi di Twitter. Dan perlu diingat, Twitter adalah pakarnya trending topic. Hampir semua berita media online, berawal atau dicari oleh netizen melalui Twitter. Jadi nilai interaksi di Twitter sebenarnya tinggi sekali. 

6.Mention and reply
Sama seperti “memainkan” comment” di Facebook, membalas tweet mention dari teman di Twitter sebaiknya dipertimbangkan juga dari konten jawaban yang ingin kita sampaikan. Jika sekiranya jawaban kita berupa informasi yang ingin sekalian kita sampaikan untuk semua followers, pakailah mention nama teman di bagian akhir tweet, supaya “reply” kita terbaca oleh semua followers. 



Karakter

Selebgram lagi naik daun ya, maks! Ngiler liat foto-foto kece mereka. Coba perhatikan di tiap akun IG para selebgram ini, mereka bisa ya menciptakan image lewat deretan foto-foto yang ditampilkan di akun IG-nya. Saya sendiri ngaku, akun IG saya masih acakadut, karena masih memperlakukan IG sebagai album foto. Padahal, kalau mau serius main pintar di IG, bisa jadi kerjaan juga, tuh! *mata ijo*

Kemarin dapat ilmu dari Heidi Nazarudin (CEO Blogger Babes), katanya penting banget menciptakan mood dan tone yang seragam di akun socmed dan blog kita. Supaya semua sejalan, terlihat benang merahnya, sehingga dengan sendirinya bisa menciptakan image yang ingin kita tampilkan.

Trik

1.Main hashtag
Hashtag punya pengaruh besar di IG. Jika akun IG dikhususkan untuk foto-foto perjalanan, pilihlah hashtag yang umum tapi menyentuh dunia traveling. Misal: #Instatravel #traveling #funtravel #backpacking dan sebagainya. Tujuannya adalah untuk mendapatkan interaksi dari luar follower, syukur-syukur bisa nambah followers. Jangan lupa sesekali boleh juga nge-tag akun IG komunitas yang sesuai, berharap di-regram, mayan yaa!

2.Filter dan shape
Untuk menciptakan mood yang stabil dan tidak terkesan acak-acakan di akun IG, usahakan memilih filter yang sama untuk tiap upload. Ini belum juga bisa saya praktekkan, tapi jujur aja, kalau kita klik profil IG seseorang, mata akan lebih terhibur melihat deretan foto yang rapi baik dari bentuk maupun tone filternya. Ini memancing untuk orang melihat foto lebih banyak lagi. 

Sekarang foto di IG bisa ditampilkan dengan bentuk panorama (foto panjang), tidak cuma bentuk square seperti dulu. Seandainya mau memakai setting ini, baiknya sih semua foto ya sama. Lebih enak dan asik untuk diliat. 

3.Reply comment
Ini mah basic banget sebenernya, tapi mungkin masih ada yang belum tahu, hehehe. Ya dikasih tau ajalah sekalian. Kalau bales comment di IG, jangan lupa mention akun temen yang mau di-reply comment-nya ya. Soalnya kalau nggak gitu, dia nggak dapet notificationnya. Hehehehe.



Karakter

Ini dia nih yang paling belum bisa saya kuasai. Padahal jumlah followers saya di akun G+ paling banyak, tapi saya paling susah mencari celah untuk bisa aktif berinteraksi seperti di akun socmed lainnya. Ah, pokoknya masih bingungin, deh. Wkwkwkwk.

Untuk saat ini G+ masih saya manfaatkan untuk share update blog karena terkoneksi langsung lewat akun gmail. Lumayan kontribusinya untuk pageview, sekitar 2-5% dari total followers. Dan kabar dari pakarnya sih, kalau kita aktif share di G+ akan lebih mudah terindex oleh Google, karena masih saudara kandung kali, yak.


Trik

Di G+ ada yang namanya circle. Kita leluasa mengatur lingkaran-lingkaran pertemanan kita sesuai dengan kriteria yang kita tentukan sendiri. Misal: circle untuk teman SD, SMP, kuliah, kerja, komunitas, dan lain-lain. Kita bisa lebih mudah mengatur update mana yang sesuai untuk circle tertentu.

Tapi kalau mau interaksi luas, setting share update kita ke public. Beberapa pakar socmed bilang, G+ itu kayak hutan rimba atau kota hantu. Kayanya sepi, padahal penghuninya banyak. Jadi kalau mau share public, ya pilih-pilih juga update yang seperti apa yang ingin kita share. Kalau saya, masih sebatas update new post di blog sembari belajar-belajar lebih jauh lagi seputar karakter socmed yang satu ini.


Begitulah kira-kira kesimpulan yang bisa saya ambil dari main-main di socmed selama ini. Sekarang tinggal atur aja waktu, isi dan kreativitas kita dalam ber-socialmedia. Jadikan social media sebagai platform untuk berinteraksi. Modal dasar socmed itu ya INTERAKSI. Kalau interaksi sudah terjalin, mau dibawa ke mana pun profil socmed kita, tinggal melangkah aja ke plan selanjutnya. Oke, sip.

Kalau ada yang kurang, mohon ditambah. Kalau ada yang salah, mohon dikoreksi. Terima kasoooy. :*

Kalau artikel ini dirasa bermanfaat, klik "share" dong, kakaak! Hahaha. Baca artikel tentang blogging lainnya di sini, ya. ;)

Hari Blogger Nasional: Why "A Full Time Blogger" Has Become The New Obsession?

$
0
0
Assalamu'alaikum.

Today is Indonesian Blogger's National Day! I don't really know the history of the day. From what I read, Blogger's National Day (Hari Blogger Nasional) was born on 2007 at Pesta Blogger event. Since I consider myself as a blogger, I think at least I have to speak up my point of view of being a blogger, especially in Indonesia.



I started blogging about 8 years ago. Some of you will say, "Whoaa!" Some of you won't even impress at all. I was a little bit late to be touched by technology called internet. When my sister had already had email address back then, I was still like, "What address again?" When some of you already had a bunch of online friends on MIRC, I was still like, "Where the hell is Mr. Postman? I'm waiting for my document!" 

Knowing blog was really an awakening experience for me. I didn't realize how powerful words are when you write it down online. I mean, yeah, I read books. Lots of them. Loving it! Until now. I love writing, with my hands ... and pen. But, putting my written thought online, and knowing that there are people out there reading it, it was awesome! 

Yes, I enjoy every single minute I spend here. Reading other blogs, interacting in bloggers communities, writing reviews, reporting events, etc. I met a lot of new friends, some of them become my new BFF. Some of them become my new BEF (if you know what I mean, LOL). Like Taylor Swift, my motivator, said, "Hater's gonna hate hate hate hate. Shake it off, shake it off." :v Not to mention, I can make money here. How cool is that?

Blogger has become the most wanted persona for various brands/companies. The progress of bloggers' life is so fast, that only pizza delivery can beat (less than 30 minutes). Suddenly, new bloggers with less than 5 years old blog appears to the surface. They seem have no problems at all catching up with older bloggers (hey, you know I'm not talking about age here). One by one, their names becomes famous in bloggers community. Some of them started to have fan base. Blogger is the new celebrity in town, yo! Awesome? Sure! 

Seeing this phenomena of how Indonesian bloggers grow, especially the last 5 years, is amazing. Abruptly, your number of years of blogging is irrelevant to any situations at all. Older bloggers, new bloggers, young, old, famous, newbie, all have the same opportunity to take their blogs to the next level. The idea of becoming a full time or professional bloggers is not so dreamy anymore, even for the newbies. This is good. Competitive atmosphere among bloggers is heating up. I personally, respond to that fact in a positive way. It' s good, when you can compete to any bloggers from any background. Because when you survive, it will be some kind of evidence that you did good.

The idea of becoming a full time blogger doesn't sound so impossible anymore. When your blog has good performance, one day, probably you will think to quit your job and spend the day in front of your laptop, working on your blog and social media accounts. Who would turn down such offer? Working while you're still on your pijama, sipping coffee while publishing your article, making good photos without even leaving your bedroom or the chance to see new places and get paid. I was saying to myself, "Heck, yeah! I can totally be a full time blogger. I can learn and earn so much more!"

So, when the idea of becoming a full time blogger has become the new "IT" among bloggers, what should we do, what should we have and what should we improve? I maybe will disappoint some of you who expect some theories here. Because, same as you, for me this is still a plan. I'm still trying to figure out my way to be a full time blogger. I consider myself as an older blogger with younger experience. There are a lot of things I don't know about blogging, and it doesn't have anything to do with my 8 years of blogging. My blog and my interaction with my fellow bloggers are my space to learn new things, not only about blogging, but about so many things.

Why do I want to be a full time blogger? Because it opens so many doors, that's for sure. I got to meet famous, smart, inspiring, amazing people through blogging. I got to see other countries through blogging. I got to have many new things through blogging. And last but not least, I got hope through blogging. Hope of living a better life, hope of having beautiful friendship, hope of moving other's people heart and hope of becoming a better person, one post at a time.


If there is one advice I can give, "Be yourself, keep learning, don't give up!" This is not a specific advice for bloggers. This is a common advice for a better life. Since blogging has become my life, I adopt and apply that advice for my blogging life. Why I want to be a full time blogger? Because I want everything to be better. For me, my family, my friends, my environment, my country and the world. Bloggers, you should realize how big the power in your hand is. Why dreaming small, while the biggest achievement is waiting for you in the corner. Grab it! Happy Blogger's Day, Indonesia!


Thank You Note

Thank you for supporting Blog Emak Gaoel! ^_^

Communities

Kampung Fiksi

Crafting for Charity

Komunitas Lebah

Kumpulan Emak Blogger

Warung Blogger

Inspirational People

Encik Amir (Denaihati.com)

Mr. Clay Myers

Kim Garst

Melyssa Griffin

Brands (2015)

Smartfren

Smesco 

Bukalapak.com

Obralindo.com

Penerbit Mizan

Happy Fresh

Summarecon Bekasi

D'Eyeko

Dancow

SHARP

Tabloid NOVA

IMAX

Entrada Resto & Bar

Max Factor

ZTE

Cermati



Selfie Story, Bloggers Bikin Buku Tentang Selfie!

$
0
0
Assalamu'alaikum.

Masih ingat sama Lomba Blog Selfie Story di Blog EMak Gaoel beberapa bulan yang lalu? Lomba yang disupport full sama Smartfren ini berhasil merangkul lebih dari 160-an peserta dengan tulisan yang seru tentang kisah di balik foto-foto selfie mereka. Kelanjutan dari lomba ini adalah, phak Penerbit Mizan ternyata tertarik untuk membukukan beberapa kisah yang masuk menjadi finalis lomba. Melalui Kang Benny Rhamdani, tawaran itu masuk melalui e-mail saya.


Tentu saja saya langsung menyambut dengan antusias ajakan tersebut. Walaupun tidak ada tulisan saya di dalamnya, tapi Kang Benny secara spesifik meminta saya untuk membidani buku Selfie Story ini sebagai editor. Berhubung saya belum pernah menjadi editor (secara resmi), ini tentu saja jadi tantangan baru dan seru buat saya. Tanpa mikir dua kali, saya langsung menyetujui.

Selfie Story dijadikan sebagai judul utama buku ini. Isinya berupa kumpulan kisah nyata dari 24 penulis yang notabene adalah finalis lomba blog Selfie Story di Blog Emak Gaoel. Beberapa nama yang ada dalam buku ini adalah penulis-penulis yang sudah banyak menerbitkan buku sebelumnya. Beberapa lainnya, justru penulis/blogger yang masih muda belia (salah satunya malah masih duduk di bangku SMA). Walau begitu, saya berani jamin, kisah yang mereka tulis, semua memiliki nilai lebih dari beragam sudut pandang dan latar belakang. Kalau nggak, tidak mungkin kan mereka bisa lolos jadi finalis?

Ketika saya dan dewan juri lomba Selfie Story membaca kisah-kisah yang ditulis para peserta, kami tidak menyangka akan menemukan begitu banyak kisah menarik, unik, inspiratif dan keren di balik selembar foto selfie mereka. Kisah-kisah yang ditulis oleh mereka beberapa membuat kami menitikkan air mata, beberapa membuat kami tertawa, beberapa membuat kami berpikir. Pokoknya nggak nyangka aja kalau ada cerita yang lebih "besar" dibanding foto selfie yang sering dianggap remeh oleh kita itu. 

Nggak heran juga, akhirnya Kang Benny menawarkan untuk membawa naskah pilihan ke Penerbit Mizan untuk dilihat apakah layak untuk diterbitkan. Alhamdulillaah, ternyata memang lolos seleksi di Mizan. Dan nggak sabaar nunggu buku Selfie Story ini beredar sebentar lagi. Berikut nama-nama penulis dalam buku Selfie Story: 

Arian Sahidi

Olive Bendon

Okti Lillis Linawati

Fita Chakra

Susi Sukaesih

Taufiq Firdaus Alghifari Atmadja

Indah Nuria Savitri

Astin Astanti

Isti 'Adzah Rohyati

Jihan Davincka

Eka Fikriyah

Tanti Amelia

Irena Puspawardani

Wylvera Windayana

Fardelyn Hacky

Echa

Anazkia

Imazahra

Dewi Rieka

Dian Kelana

Ubaidillah 

Irfan Syahputra Pasaribu

Kartika Putri Mentari

FYI, kami semua (saya dan 23 teman penulis di atas) telah sama-sama sepakat bahwa keuntungan dari buku ini seluruhnya akan kami sumbangkan untuk kegiatan sosial yang telah kami pilih bersama. Semoga menjadi amal ibadah yang diterima Tuhan Yang Maha Esa dan semoga kisah-kisah yang ada di dalam buku Selfie Story ini bisa menjadi sumber inspirasi bagi yang membacanya. Jangan lupa beli, ya! ^_^


Belajar Membaca untuk Bilingual Kid

$
0
0
Assalamu'alaikum.

Saya sebenarnya bukan tipe emak yang dikit-dikit cemas, dikit-dikit takut, dikit-dikit khawatir. Ya, maksudnya, ngapain dikit-dikit? Banyak-banyak aja sekalian. Ngahaha! Nggak, deng! Asli, saya mah orangnya selow banget. Sesuai dengan motto saya, "Biar selow, asal nggak melow." Motto macam apa ituh? Halah, pokonya gini, untuk urusan anak, apalagi seputar perkembangan kemampuannya, saya nggak panikan orangnya. Karena sadar, tiap anak pasti beda-beda cara menyerap dan mempraktekkan informasi yang dia dapat.


Begitu juga waktu saya menghadapi perkembangan kemampuan belajar anak-anak saya (Fadhil dan Safina). Mungkin beberapa teman sudah tahu kalau saya dan suami menerapkan sistem bilingual dalam berkomunikasi dengan anak-anak kami. Waktu anak pertama, Fadhil, saya agak terlambat menerapkan sistem bilingual ini, karena masih setengah hati menjalankannya. Jadi, ketika dia harus mulai belajar membaca, cara berkomunikasinya belum full dua bahasa (Indonesia dan Inggris), sehingga dia bisa fokus belajar membaca dan menulis dalam ejaan bahasa Indonesia.

Berbeda kejadiannya dengan Safina yang tahun ini sudah masuk Sekolah Dasar. Sejak umur 2 tahun anak ini sudah kelihatan kecenderungannya berkomunikasi lebih ke bahasa Inggris ketimbang berbahasa Indonesia. Secara verbal, dia lebih menguasai bahasa Inggris. Sehingga ketika beberapa bulan sebelum masuk SD dan guru di TK mulai mengajarkan baca tulis dalam ejaan bahasa Indonesia, bisa dibilang, pencapaian Safina agak di bawah teman-teman seusianya. Saya mah nggak galau, karena saya paham kondisinya. 

Anak bilingual menyerap informasi berupa kosa kata lebih banyak ketimbang anak satu bahasa. Untuk satu makna kata, ada dua kata yang dia pahami. Jadi saya pun nggak menuntut Safina untuk bisa memiliki kecepatan belajar membaca dan menulis seperti teman-teman lainnya yang tidak menerapkan bilingual. 

Ketika masuk SD, Safina baru mampu mengeja dua suku kata sederhana, seperti ba-be, ka-ki, la-ma, ba-ju, to-pi. Yang membuat saya agak kaget adalah, buku-buku paket pelajaran kelas 1 SD ternyata sudah berisi cerita dalam kalimat-kalimat panjang dan kompleks. Saya amati teman-teman sekelas Safina, sebagian besar sudah mampu membaca buku-buku paketnya dengan lancar, walaupun mungkin belum memahami arti dari kalimat panjang yang mereka baca. Pendek kata, Safina "kelihatannya" tertinggal dibanding teman-teman seusianya. Saya galau? Nggak! Hahaha! 

Melihat itu, saya memulai strategi baru. Pelajaran membaca dalam bahasa Inggris akan saya tunda sampai Safina lancar membaca ejaan dalam bahasa Indonesia. Sebelum masuk SD, Safina sudah bisa melafalkan alphabet dalam ejaan bahasa Indonesia dan Inggris. Sehingga dia sudah mampu membedakan bunyi huruf A dalam Indonesia dan Inggris, misalnya. Hal ini mempermudah saya saat mengajarnya membaca. 

Beberapa hal yang saya lakukan saat mengajar Safina membaca:

1. Pengenalan alphabet

Ini pelajaran paling dasar, sehingga menurut pandangan saya pribadi, sebaiknya sejak awal dikenalkan keduanya, baik dalam ejaan Indonesia mau pun Inggris. Hal ini akan berguna saat kita mulai mengajarkan membaca dan menulis dalam bahasa Inggris nantinya. Misalnya, penyebutan huruf A dalam bahasa Inggris berbunyi seperti huruf E dalam bahasa Indonesia. Alhamdulillaah, karena sejak awal mengenal huruf Safina sudah tahu kalau huruf A berbeda bunyi untuk Indonesia dan Inggris, jadi memudahkan saya kalau membantunya mengeja kata. Kalau dia minta tolong untuk mengeja kata dalam bahasa Inggris, saya akan mengejanya dalam ejaan Inggris. Begitu juga sebaliknya. Secara tidak langsung dia sudah berlatih mengeja dalam dua bahasa. 

2. Pilih prioritas 

Berhubung Safina sekolah di sekolah dasar negeri, mau tidak mau saya harus "change gear". Yang tadinya prioritas saya adalah melancarkan bahasa Inggrisnya, sekarang harus diubah dulu sementara, karena semua pelajaran di sekolahnya disampaikan dalam bahasa Indonesia. Artinya, kemampuan membaca dan menulisnya diprioritaskan untuk bisa dalam bahasa Indonesia terlebih dulu. Lebih bagus lagi kalau bisa keduanya bersamaan, tapi saya nggak mau maksa anaknya. Lah, dia juga kan harus mulai belajar baca Al Qur'an (huruf arab)? Saya nggak mau anaknya ntar merasa belajar jadi kegiatan yang menyiksa. 

3. Fokus di prioritas, jangan tinggalkan yang bukan prioritas

Selama beberapa bulan ini, sejak Safina masuk SD, saya mulai fokus mengajarnya membaca dalam ejaan Indonesia. Namun bukan berarti saya meninggalkan begitu saja bahasa Inggrisnya. Persentase dan bentuknya aja yang saya bedakan. Untuk belajar Indonesia 70% dan berupa belajar konvensional (latihan membaca, menulis, dikte dan lain-lain), sedangkan untuk Inggris sekitar 30% dan bentuknya tidak konvensional (listening lewat nonton film/video, speaking lewat membuat home video, menebak tulisan lewat kegiatan membaca buku cerita sebelum tidur/bed time story). 

4. Permainan Berkirim Surat


Safina lagi suka banget menulis note atau catatan kecil yang ditujukan untuk siapa saja. Kadang dia ingin menulis memo untuk teman sekelasnya. Kadang dia ingin menulis surat untuk sepupunya. Kadang dia kepengen curhat atau komplen sama emaknya. Hhhh .... Beberapa kali temannya merayakan ulang tahun, Safina selalu menulis kartu ucapan untuk mereka. Kadang dia ingin menulis dalam bahasa Inggris, kadang Indonesia. Terserah dia aja, deh. Hihihihi. Yang jelas, kalau dia nulis surat komplen buat emaknya, selalu dalam bahasa Inggris. Dan yang bikin kocak, kata per kata dia tanya ejaannya. Kan ketauaaan, dek kamu mau komplen apaan sama mama! Bleh! Tapi kegiatan ini jadi latihan juga buat Safina. Karena sering melakukannya, beberapa ejaan kata yang sering digunakan dengan sendirinya dia jadi hafal. 

5. Tebak huruf dalam dua bahasa

Untuk melancarkan hafalan ejaan huruf dalam kedua bahasa, biasanya saya suka iseng nanya, "Dek, huruf A dalam bahasa Inggris apa?" Atau saya balik, "What's B in bahasa Indonesia?" Trust me, it helps a lot! Try it, just for fun. 

6. Chatting via smartphone



Kadang Safina suka minta ikutan mainin henpon saya (gara-gara ngeliat emaknya nggak lepas-lepas megang HP kali). Dia suka nanya saya lagi chat sama siapa kalau dia lihat saya sibuk di Whats App. Hihihi. Jadi kadang suka saya ajak sekalian aja chat sama Papanya yang lagi di kantor, atau dengan sepupu-sepupunya di Singapura. Kalau lagi pengen pakai bahasa Indonesia, saya ajarkan ejaan dalam bahasa Indonesia, begitu juga kalau dia mau pakai bahasa Inggris, pelafalan huruf akan saya lafalkan dalam ejaan Inggris.


Itu tadi beberapa contoh kegiatan yang saya lakukan untuk mengajarkan Safina membaca dan menulis. Tujuannya, agar kemampuannya membaca dan menulis berimbang untuk dua bahasa. Seperti yang sudah saya katakan di beberapa artikel seputar bilingual kid, jangan berharap hasil instan, selalu konsisten dan jangan disamakan kemampuan anak sendiri dengan anak lain. Beberapa cara yang saya pakai mungkin aplikatif untuk teman-teman, tapi mungkin ada yang tidak sesuai, karena pengaruh faktor lainnya. Silakan kreatif aja mencari cara yang paling cocok buat anak-anak kita. OK, sip. Semoga bermanfaat. ^_^

Baca ini juga ya, supaya lengkap:









Galeri Indonesia WOW Smesco, Home for Indonesian Local Brands

$
0
0
Assalamu'alaikum.

When you have the chance to visit Jakarta (Indonesia) and need to find ethnic souvenirs from all over Indonesia, don't hesitate to come to Smesco Building (SME Tower) in Jalan Gatot Subroto, Jakarta. They have, what they call now, Galeri Indonesia WOW! (Indonesia WOW! Gallery). This gallery is the place for handcrafted souvenirs, fabrics, food and drink from all over Indonesia which are curated by the expert to earn the spots in that super cozy gallery.


Honestly, as Indonesian who lives not to far away from Jakarta, last week was my second time to see this gallery. Once I got there, I made a promise to myself, I would definitely come back again soon. I was lucky enough to get the invitation of the opening of Galeri Indonesia WOW!. I got the chance to hear about "What is it with this gallery that can be so special?" from the Director of Smesco Indonesia, Mr. Ahmad Zabadi



Some of you might not know what is Smesco actually? Smesco (Small and Medium Enterprises and Cooperatives) is a place that founded by the government of Indonesia to support small and medium enterprises from all places in Indonesia. Indonesia with thousands of beautiful islands has various options of souvenirs, fabrics, wood crafted, food, even coffee. If you don't have the time to explore Indonesia (like really, there are like more than 10.000 islands to explore!), this gallery will be your best option to find unique souvenirs to bring home. 



Galeri Indonesia WOW! was actually UKM Gallery before it changed the name and concep. When it was still UKM Gallery, it was just a place to see the creation of Indonesians crafter from all over Indonesia. Now, Galeri Indonesia WOW! is more than just a gallery. 



They bring the mission of supporting local brands of Indonesia. With five spirits: creativity, opportunity, productivity, profitability and reinvestment, Smesco is doing their best to be the home of Indonesians to show their best products there. Hopefully, in the future, not only personal buyers who come to see and make purchases to their products, but also attract investors from all over the world. 



I've seen some of the products in the gallery, and yes, I'm pretty sure that they are really good quality. As a matter of fact, Mr. Zabadi had told us, that all the products that are being displayed there had been curated by the experts. Do not worry about the price, because some of them are really reasonably cheap. For some products like furniture and batik/tenun, it might feel a bit pricey, but wait until you find out how long the making process took time. They are worth it.



For the producers of creative work from outside of Jakarta who need space for representative office, you can use Co-Working Space in Galeri Indonesia WOW!. Smesco also provides training for small and medium enterprises from all over Indonesia in their Maker Space. There will be experts to guide them to make their products more representative. Displaying concepts in Galeri Indonesia WOW! were divided into two types: Pop Up Store and Curated Concept Store. They both have different aspects to show. And last but not least, Galeri Indonesia WOW! also have Creative Space (stage) to be used by you who want to make creative events like workshops, art exhibition, crafting class and many more. Here are some pictures I've taken from the gallery.



By the way, Smesco also has some kind of online store, Smesco Trade. If you want to explore the gallery and still can't find time to go there, just visit the website. Good news for you who have been working on the handcrafted/creative work, you can always bring your products to Smesco. They will curate the products and if you pass their grade, you'll earn the spot for your products in Galeri Indonesia WOW! This coud be huge opportunity for your business. ;)


Galeri Indonesia WOW!

Open daily: 10.00 - 21.00 WIB

SME TOWER
Jl. Jend. Gatot Subroto, Kav. 94
Jakarta 12780 - Indonesia
Phone: 62 21 2753 5400 (Hunting)
Viewing all 152 articles
Browse latest View live