Assalamu'alaikum.
Kelakuan kalo udah libur, keenakan nyuekin blog. Lah baru blog, anak aja lupa. Iddih! Ngobrolin apalah enaknya hari gini? Sekolah anak udah mulai, udah banyak yang bahas. Eh, baydewey, seneng aja kemaren di socmed rame bahas kegiatan MOS (Masa Orientasi Sekolah) yang aneh-aneh itu. Anak sulung saya kan juga lagi MOS (masuk SMP), termasuklah saya jadi mamak nyureng gara-gara mumet ngumpulin tugas bawaan yang ajaib-ajaib. Disuruh bawa balon 2 biji tiap hari, tangan dipakein pita, name tag bentuk kepala Miki Mos. Hhhh ... pucing pala mama syantiex. Akhirnya ngomellah di socmed. Eh, gak taunya banyak temennya. Hashtag #MOS dan #bubarkanMOS sempet jadi trending. Dan gak taunya Pak Mentri pun jadi turun tangan. Alhamdulillaah, pelaksanaannya sendiri nggak sampe melenceng ke arah yang ditakutkan (bullying) kalau di sekolah anak saya. Mudah-mudahan di sekolah lain juga gitu, ya. Tinggal nunggu perbaikan aja soal atribut-atribut nggak berguna itu.
Tapi saya mah bukan mau ngomongin itu sebenernya sekarang. Wkwkwkwk. Kebiasaan gak fokus. Maap. Udah lama nge-draft mau (sok) bahas soal penggunaan hashtag (#) di socmed. Gunanya buat apaan, deh? Trus ngefek kagak sih pake hestek-hestekan gitu? Biar analisa saya nggak keliatan sotoy-sotoy amat, ya saya ngajak temen-temen untuk diskusi soal penggunaan hashtag ini. Supaya kalau ada yang bilang, sotoy, berarti gue nggak sotoy sendiri. Ada temennya. Hihihihi, sotoy ngajak-ngajak.
Jadi ya, waktu pertama main di Twitter, saya baru kenal sama yang namanya hashtag. Baru tau juga kalau penggunaan tanda pagar di depan satu kata tertentu akan menuju ke satu link yang mengumpulkan semua twit yang mengandung kata tersebut. "Ajaib!" kata saya norak. Lama-lama jadi seneng merhatiin trending topic di Twitter melalui hashtag. Terus, lama-lama kreatif sendiri bikin hashtag sendiri. Semacam anti mainstream.
Nggak lama, Facebook juga ikutan pake-pake hashtag supaya dibilang kekinian. Saya mulai serius "menggarap" persoalan hashtag ini setelah FB juga memakainya. Pikir saya, "Ini pasti ada manfaatnya buat netizen atau pun praktisi socmed dan juga blogger." Jiwa kepo saya bergelora, membuncah, gegap gempita dan lincah gemulai ngedaprak. Apalagi di Instagram juga lebih cihuy hasil perolehan "Likes" kalau pakai hashtag. *semacam penting banget dapet like bejibun ye, maaak*
Berkat bantuan beberapa teman, saya coba kumpulin beberapa poin kegunaan hashtag untuk blogger khususnya dan pemain socmed pada umumnya. Sip, udah kayak judul tesis. Keren banget!
1. Branding blog
Bikin deh satu hestek kheuseus untuk blog kamu, kayak Blog Emak Gaoel ini, tiap ada apdetan atau sharing postingan lama, saya selalu pakai #BlogEmakGaoel. Tujuannya, selain agar terkumpul di satu area, juga jadi brand awareness untuk teman-teman yang membacanya di social media. Mau itu di FB, di Twitter atau IG, selipin satu hashtag khusus itu selalu.
2. Get more participants for your event
Yang lagi ngadain giveaway atau lomba di blognya, bikin satu hashtag khusus untuk lomba. Kalau ada yang belum tahu infonya, bisa klik hashtag tersebut dari twit/status siapa aja yang lagi share tentang event kita. Ujung-ujungnya akan mengarah ke event, kan. Sip.
3. Expand the effect of your reviews
Buat yang sering dapat job review di blog, hashtag berguna banget untuk memperluas keluarnya review kita di socmed. Biasanya ada beberapa hashtag yang ditentukan oleh pihak klien, tapi tetap usahakan selipkan satu hashtag pribadi kita, agar review kita yang terbaca, bukan milik orang lain. Uhum, trafik, cyin. Ini namanya persaingan bisnis. Okesip.
4. Get new people on your readers' list
Hashtag juga berguna banget untuk menjaring pembaca baru untuk blog kamu. Caranya, selain pakai hashtag khusus untuk blog, tempelkan juga hashtag yang lebih umum atau general. Misalnya Blog Emak Gaoel lagi bahas soal mainan. Saya pakai hashtag #BlogEmakGaoel plus #toy dan #mainananak. Cucok, kan?
5. Make your job easier in tracking your review and event
Ya iyalah, ini mah gak usah dibahas. Kan udah dibilang tadi, hestek fungsinya kan ngumpulin twit/status yang spesifik di satu tempat. Pastinya kita akan lebih terbantu kalau paham gimana memainkan si tanda pagar ini.
By the way, kenapa sih bentuknya hestek kayak gitu? Ada yang tau? Kalau tau, kasih tau, ya. Gak penting, sih. Tapi siapa tau ada yang tau. Saya kan jadi pengen tau juga. #mbulet #hestekgakjelas #gakusahditiru #gakadagunanya
Kalau kata Suci Santy Risalah, "Hestek itu berguna banget untuk memudahkan kita mencari tema tertentu. Apalagi kalau lagi mau cari referensi untuk keperluan belanja online, nolong banget untuk bisa dapat beragam informasi, biar gak kecele."
Si Hendra Fu tadinya ngomong gak paham banget sih fungsi hestek itu apaan. Tapi dia tetap berbahagia karena kalau pake hestek, biasanya kebanjiran like, bisa dari mana-mana. Hahaha, gak paham tapi bahagia. Indah banget hidup lo, ndut. :v
Winda Carmelita senada nih sharingnya tentang hashtag. "Hashtag itu gunanya untuk mempermudah orang mencari suatu postingan terkait tema. Ada juga yang kasih hashtag sebagai branding, ciri khas. Lalu ada juga yang memberi hashtag yang lagi populer di promosi blognya di social media supaya kalau ada yang searching berdasarkan keyword tersebut, postingannya ikutan muncul di list."
Nah, soal "nebeng" di hashtag yang lagi trending, saya rada gimana sebenernya. Kadang suka gak nyambung soalnya. Selain itu juga suka gak etis banget. Pas lagi ada musibah nasional gempa misalnya, hashtag #gempaIndonesia ketempelan aja sama yang promoin olshop. Hih! Gak sopan! KZL! Sebaiknya jangan gitu juga kali, ya.
Kalau mau nyontek kreativitas ber-hashtag, bisa nyontek sama Tante Syahrini, tuh. Hashtag #seperti_ituuuh punya Syahrini populer banget di jagad maya, terutama di IG. Hihihihi. Kalau menurut kamyu, penting gak dunia persilatan hashtag ini?
Bacaan bergizi tentang kegunaan hashtag untuk keperluan online marketing bisa dibaca di sini.
Bacaan bergizi tentang kegunaan hashtag untuk keperluan online marketing bisa dibaca di sini.
7 Reasons Why Hashtags Are A MUST in Your Marketing