Quantcast
Channel: Blog Emak Gaoel
Viewing all articles
Browse latest Browse all 152

Membangun Hubungan yang Baik dengan Followers di Social Media

$
0
0
Assalamu'alaikum.

Waktu awal-awal mulai aktif di social media, saya pernah jadi "anak alay socmed" yang obsessed banget pengen dapet followers banyak. Tiap hari mantengin angka followers, malah sampe hapal. Pas ada yang unfol, galaw banget. Hahaha, sumpah alay! 

Untungnya, saya masih dikasih petunjuk supaya gak ngambil jalan "sesat" untuk beli followers. Hihihihi. Alhamdulillaah, pelan-pelan saya belajar juga. Angka jumlah followers itu gak berarti sama sekali kalau saya gak punya hubungan apa-apa sama mereka. Balik ke azas hubungan manusia, kita ingin diperlakukan baik, maka perlakukan orang lain dengan baik.


Saya mikir (cie mikir cieee), gimana perasaan saya kalau saya diperlakukan sebagai sekedar angka sama orang yang saya follow di socmed? Alih-alih dianggap teman, mungkin saya hanya dianggap sebagai sekedar pelengkap angka 999 supaya jadi 1.000. Jangan-jangan nanti pas saya nggak sengaja pencet unfollow, orang itu langsung marah-marah sama saya gara-gara angka followers-nya berkurang? Eaaa, drama banget pikiran gue! Wkwkwk. 

Tapi beneran, saya mulai sadar, saya kan follow orang itu karena banyak alasan, dan semuanya biasanya bagus. Sebagian besar yang saya follow adalah teman yang memang sudah saya kenal sebelumnya. Sebagian lagi adalah teman-teman baru di komunitas. Sebagian lagi adalah sosok-sosok yang saya kagumi sepak terjangnya. Sebagian lagi adalah orang yang sama sekali belum saya kenal, tapi mereka pernah mention saya in a positif way. Misalnya pembaca buku dan blog saya, dan memberi komentar via social media. Kalau pun ada beberapa orang yang saya follow karena alasan yang "nggak banget" adalah mereka yang lagi jadi bahan pembicaraan kekinian, kayak Dijah Yellow waktu nerbitin novelnya. Itu pun cuma buat sekedar pemuas rasa kepo aja, Kalau udah puas biasanya saya unfollow. Hihihihi.

Pelan-pelan saya berusaha untuk lebih mengenal followers saya di social media. Tapi kenalan satu per satu rasanya juga gak efektif, banyak buang-buang waktu. Saya kan gak tahu mana yang aktif mantengin socmed, mana yang cuma sekedar punya akun socmed, trus follow saya, trus gak mainan socmed lagi. (Dih, GR amat lu, mak!)

Jadi saya coba cara lain supaya bisa membangun hubungan yang hidup dengan followers saya. FYI, sebelum semua ini menjadi sebuah kenyinyiran baru untuk beberapa pihak, dari tadi saya memang sebut-sebut kata "followers" melulu, tapi ketahuilah, semua saya anggap teman, bukan angka. OK, yes? *semacam disclaimer, karena saya cemen sama orang nyinyir* :v


Iseng, saya ngitung, berapa orang yang engaged dengan konten yang saya share di socmed. Followers Google+ saya ada sekitar 25.000an. Tiap saya share satu apdetan, biasanya cuma sekitar 500 orang yang datang dari link yang saya share di Google+. Hanya 2%! Dan itu sudah sangat berarti buat saya. That's why, followers are valuable. Dan karena itu juga saya berusaha maintain hubungan yang hidup dengan followers (teman2 saya) di socmed.

Bagaimana caranya membangun hubungan yang hidup dengan teman-teman yang mengikuti kita di social media? Ini beberapa cara yang sudah saya lakukan selama ini.

1. Yang paling utama ya yang sesuai dengan kodrat anak socmed ajalah! Kalau di FB, sesekali komen di status mereka. Kalau di Twitter, mention atau retweet twit mereka yang kita anggap menarik. Kalau mereka komen di status kita, usahakan dijawab. Uhuk, maaf ya, saya suka khilaf kalau untuk yang satu ini. Masih berusaha untuk memperbaiki. Soalnya kecepatan update status saya berbanding lurus sama kecepatan bertambahnya komentar di tiap status. 

2. Kalau di blog, ya blogwalking, gitu dee. Paham dong ya kalau yang ini. Ngaku blogger, jangan cuma paham nulis di blog doang. Tapi blogwalking juga. Saya masih kurang banget di bagian ini. Cuma sanggup blogwalking maksimal 5 blog rata-rata per hari. Itu pun nggak semua ninggalin jejak, karena ada aja kendalanya: device kacrut, sinyal ngehe, kena cegat Captcha, de el el.

3. Lempar pertanyaan yang kekinian di status FB atau Twitter juga bisa memancing perbincangan hangat dengan followers kita. Kalau saya biasanya suka bikin survey abal-abal, yang penting seru. Dan saya jadikan postingan di blog. Misalnya ini, ini atau ini. Yang seru emang kalau udah ada unsur narsis-narsisan sharing foto, banyak yang suka rela ikut terlibat. Hihihihi.

4. Sesekali bagus juga ngadain GA. Bukan masalah nilai hadiahnya, tapi keseruan yang dialami bersama yang dicari. Beberapa orang mungkin nganggap ini kayak "membeli" hubungan dengan followers. Tapi balik lagi deh, siapa sih yang nggak suka kalau menang lomba? Walaupun hadiahnya mungkin cuma pulsa goceng, judulnya menang GA. Excitement-nya gak bisa dibeli.


5. Kalau mau agak bersusah-payah sedikit untuk menyenangkan followers, bisa bikin lomba dengan menggaet sponsor. Kayak lomba yang saya adakan ini, atau ini, atau Lomba Share Tips Menabungmu yang masih berlangsung sampai sekarang ini (ikutan ya, hadiahnya duiit total 1,5 juta, neik!). Jangan mumet dulu, ah! Semua bisa kok bikin lomba model gini. Mainkan kreatifitas kamu aja dalam menjalin hubungan baik dengan semua orang. Networking istilah kerennya. Ecieee, apaan, tuh? Tauk! Bikin lomba dengan skala agak besar seperti ini selain membina hubungan dengan followers lama, juga menambah teman baru, lho. Jadi coba deh, mulai investigasi gimana caranya bikin lomba blog yang rame. Saya udah share cara saya di sini. Monggo.

6. Tiap social media punya karakter membernya masing-masing. Followers di FB tidak bisa diperlakukan sama dengan followers di Twitter, misalnya. Begitu juga dengan followers di Instagram atau Google+. Atau Path, atau apalah apalah. Banyak banget socmed sekarang, yak. Pucing pala plinces. Intinya, cari cara yang sesuai dengan karakter social media masing-masing. Kalau di Twitter, engagement cenderung terjadi kalau kita nyerempet-nyerempet trending topic. Kalau di FB, engagement muncul kalau kita share sesuatu yang useful slightly personal seperti tips buat sehari-sehari, misalnya. Kalau di IG, jangan pelit sama hashtag. Karena hashtag di IG bisa jadi pintu untuk menambah teman baru. Kalau di Google+, saya merasa di sana lebih luas dan terbuka, sehingga engagement kayak nggak berasa, padahal ada. Semacam orang jatuh cinta, tapi diem-diem. *apalah perumpamaan ini*  

Jadi, semangat ya, kakaak. Tulisan ini sebagai encouragement aja. Jaga hubungan baik dengan followers kita. Followers hanya sebutan di socmed, tetap perlakukan mereka sebagai teman, bukan sebagai komoditas, apalagi angka statistik semata. 

Karena hubungan yang baik dengan sesama adalah ladangnya persahabatan, 
dan persahabatan adalah tunasnya rejeki dari Allah SWT.



Viewing all articles
Browse latest Browse all 152

Trending Articles